Bab 29 - Kaera Anatasya

7K 935 109
                                    

Taehyung mengutuk satu orang dosen yang mengakhiri harinya sebagai mahasiswa. Menyebalkan sekali, dosen itu hanya asal memberi tugas, menyuruh mahasiswa untuk mengunjungi perpus agar dapat merangkum materi di bab selanjutnya.

Hey, cowok itu tahu jika dosen sangat amat sibuk. Tapi, bukankah sudah tugas mereka membimbing? Bukan hanya memberi?

"Sial. Kesel banget gue." ucap Taehyung.

Jimin menoleh, menggeleng-geleng. Menurutnya, Pak Sitohang tidak terlalu berlebihan. Dosen itu cukup bertanggung jawab, kok. Memang, hari ini saja Pak Sitohang harus meliburkan dirinya dalam kelas. Tetapi, di hari-hari sebelumnya, Pak Sitohang selalu mengajar dengan baik.

Jadi, disini Taehyung yang dalam mode naik darah lah masalahnya.

"Dia nggak seburuk yang lo kira. Pak Sito juga sering ngajar, cuma hari ini aja dia kasih tugas tanpa arahan ke kita."

"Ya tapi gila aja, Jim. Udah tahu tiga minggu lagi Ulangan Tengah Semester. Masa iya, dia bolos? Gaji buta, nyet!"

Jimin memutar bola mata malas. "Aish, ini mah bukan Pak Sito yang salah. Toh anak kelas juga fine-fine aja karena alasan dia nggak masuk itu pembinaan dosen, bukannya bolos. Lagian, ya, kita juga udah jadi mahasiswa. Maha, loh, Tae. Bukan siswa lagi yang apa-apa harus di cekokin." ujar Jimin panjang lebar.

"Halah, Jim. Lo yang tiap hari nyalin tugas sana-sini diem aja."

Mata Jimin melebar, mengelak opini sahabatnya itu. "Enak aja! Gue udah nggak gitu lagi, kok! Udah sadar kalo dikit lagi Ujian!"

Taehyung hanya berdecih, hari ini pikirannya memang terbagi-bagi. Terserahlah, yang penting sekarang Taehyung ingin menemui Jungkook. Meminta penjelasan, apa kedatangan sang mantan itu sebuah kebenaran?

Sialan sekali.

Taehyung jadi resah sendiri.

※※※

"Gue serius, Bang. Lo tahu sendiri, gue nggak bakal bercanda soal masalah kayak gini."

Taehyung menghela napas, mengacak surainya frustasi. Sedangkan Jimin ikut mengangkat alis. "Tapi, tunggu dulu deh. Kalo itu bener-bener Kaera, mau apa dia kesini?"

"Ck. Mana gue tahu? Yang jelas bukan urusan gue!"

"Urusan lo sih enggak, tapi kan ini Kaera. Kaera, loh. Cewek yang berhasil bikin lo sinting karena ditinggal selingkuh plus keluar kota."

"Ngomong sekali lagi, gue nggak janji kepala lo masih utuh, Jim." ancam Taehyung.

Membicarakan masa itu, astaga, muak sekali Taehyung mengingatnya.

"Bang Jim bener, tau. Kalo diinget mah, lo emang hancur banget pas ditinggal Kaera."

"Anjing."

"Hahaha, tapi wajar sih, mungkin gue kalo jadi elo juga begitu, Bang. Duh, muka kayak malaikat gitu--polos, tapi ternyata tukang selingkuh, siapa yang nggak murka?"

Jimin mengangguk, beralih untuk menatap Taehyung. Sebenarnya, ada satu hal penting yang sudah bersarang di kepala Jimin sejak tadi.

Mereka sedang duduk di kursi panjang depan Aula yang enam hari lagi akan menjadi tempat diselenggarakannya seminar Sastra Inggris. Mereka--Jimin dan Taehyung memang menemui Jungkook disana karena pemuda itu menjadi salah satu panitia bagian dekorasi dan pemotretan.

SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang