Taehyung menghabiskan kesehariannya dengan sangat amat tidak menyenangkan hari ini. Sepulangnya dari kampus, Taehyung tidak langsung pulang ke apartemen apalagi rumahnya. Cowok itu ingin singgah sebentar di kafe untuk menyegarkan tenggorokannya.
Tidak bisa dibantah, bahwa perkataan Jonny membuat Taehyung mengulang masa lalu. Masa kelamnya. Taehyung kecil memang tidak pernah tahu apa yang dimaksud 'anak haram' kala itu. Dia hanya tahu bermain bersama Papa, lalu merengek manja bersama Mama.
Namun ketika umurnya menginjak angka sebelas, secara tidak sengaja, Taehyung kecil mendengar perbicaraan Papa dan Mama tentang dirinya. Walau pada akhirnya Papa dan Mama menjelaskan pada Taehyung bahwa semuanya sudah takdir, dan mengatakan hadirnya Taehyung adalah anugerah Tuhan bagi mereka berdua. Taehyung saat itu memang paham juga mengerti, tapi sisi hatinya masih tidak dapat berbahagia seperti anak normal lainnya. Bahkan untuk dihari-hari selanjutnya.
Bukankah, menerima takdir menjadi anak yang demikian sangat sulit? Taehyung saja hampir menyerah.
Ah--untuk menceritakannya secara detail kiranya dapat membuat Taehyung mengerang frustasi.
Terlebih kalau menceritakan bagaimana Jonny bisa tahu kehidupannya. Tentang hal paling privasi--atau mungkin tidak karena kini sudah bocor lewat mulut brengsek Jonny.
Tsk. Jonn. Kenapa sekarang lo bener-bener kayak musuh bagi gue?, Batin Taehyung.
Padahal dulu, mereka punya ikatan yang sangat penting seperti halnya Taehyung dengan Jimin.
Ah iya, soal Jimin. Pemuda itu sedang tidak bersama Taehyung hari ini. Jimin memiliki urusan karena Seulgi meminta Jimin menemaninya. Taehyung membiarkannya, toh Jimin juga sudah terlalu banyak bersama Taehyung, hingga mungkin kurang membagi waktu untuk kekasihnya sendiri--Seulgi.
Taehyung mengusap surai miliknya kebelakang kepala, menyenderkan bahu pada kursi kafe lengkap dengan tangan yang mengaduk asal minumannya.
"DOR!!"
"Haish, kok lo nggak kaget, sih?! Nggak seru lo, jir!"
Satu helaan napas berat Taehyung keluarkan saat kepalanya mendongak. Pemuda kelinci itu lagi.
"Berisik,"
"Ckckck. Serem lo, sumpah. Kayak nggak ada semangat hidup aja."
"Gue emang mau mati, kenapa? Mau ikutan?"
Jungkook langsung mendelik. Taehyung itu spesies manusia yang sudah hilang akal sepertinya. "Najis! Lo aja sana! Gue mah masih mau hidup, ya!"
"Duh, Jek. Hidup aja lo nggak ada gunanya."
"Hah. Sabar, Jeka. Sabar punya temen macem dia." ucap Jungkook pada dirinya sendiri seraya mengambil tempat di hadapan Taehyung.
Taehyung berdecak, mendengar sekaligus melihat Jungkook yang mengambil tempat didepannya. Niat Taehyung ke kafe ini adalah untuk menenangkan pikiran. Taehyung kira, dia butuh menghabiskan waktu sendiri. Tanpa siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARCASM
Fanfiction[ Completed ] Kisah seorang mahasiswa semester tiga bernama Kim Taehyung yang anti cewek. Dia bukan gay, percayalah. Dia seorang cowok normal. ❝Bangsat. Otak tuh dipake! Bukan cuma dijadiin tempelan kepala! Wujud lo manusia, tapi pikiran lo kayak h...