Bab 41 - [FINAL]

10.1K 956 118
                                    

※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

"Lo nggak percaya sama gue?"

"Buat apa gue percaya sama lo?"

"Apa? Buat apa lo bilang? Masih nanya?"

"Ck. Gue nggak nyangka sama lo, Jen. Lo sekejam itu. Cewek macam apa lo?"

Itu cukup menusuk, omong-omong.

"Gue yang nggak nyangka sama lo, Tae. Bisa-bisanya lo bela dia, dan salahin gue disini? Yang cewek lo itu siapa?! Gue atau Kaera, hah?!"

Pemuda itu berdecak, mengalihkan padangan. Membuat si gadis, terkekeh sinis. "Ternyata bener! Nenek sihir itu udah berhasil cuci otak lo!" Lirih, dan cenderung kecewa.

Dengan napas memburu, Taehyung melayangkan tatapan tajam. Tak peduli sekalipun hati gadis di hadapannya akan hancur. "Bangsat. Otak tuh dipake! Bukan cuma dijadiin tempelan kepala! Wujud lo manusia, tapi pikiran lo kayak hewan, Jennie!"

Sifat pemuda itu kembali lagi. Kasar. Dan poinnya Jennie teramat tidak suka hal tersebut.

"Taehyung--gue benci sama lo!"

--DOR!!

Matanya membulat, menoleh menemui presensi seseorang yang membuyarkan lamunannya. Orang yang sama, seperti dalam khayalannya.

"Hayo! Ngelamuin apa, sih?" tanya pemuda itu seiring senyum yang menghias bibir.

Jennie menghembuskan napas pelan. "Keinget satu hal di mimpi. Serem, males banget gue."

Ada detik dimana Taehyung mengerutkan alis bingung. Melempar tatapan penasaran pada gadis di hadapannya kini. Taehyung kira, harusnya Jennie bersenang-senang. Bergabung dengan teman-teman yang lain, bermain volly pantai misalnya. Atau yah--sekedar mengambil foto seperti yang sibuk dilakukan Lisa dan Jungkook.

Dua orang itu memang pandai sekali yang namanya olah kamera. Menjepret sana-sini, hingga tak sadar bahwa keduanya selalu menempel satu sama lain. Entah hubungan lebih apa yang sahabatnya itu jalani, Taehyung tidak tahu.

"Mikirin apa, heum?" tanya Taehyung melembut ikut terduduk di samping sang kekasih. Meletakan telapak tangan di atas pasir, dengan lutut yang menekuk. "Mimpinya emang seserem apa sampe lo males gini?" sambungnya.

Jennie menunduk dengan tangan kiri diatas lutut, sedangkan jemari kanannya mengukir goresan acak pada pasir. "Mimpiin elo."

"Hah?"

"Ck. Tau ah, nggak usah dipikirin lagi. Karena gue memang nggak mau bahas itu. Serem."

Merenggut kecewa, Taehyung menyatukan alis seolah meminta penjelasan. "Gue udah terlanjur penasaran. Lagian, kalo mimpi lo itu gue, masa nyeremin, sih? Gue jadi apaan? Setan? Atau--psikopat?"

SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang