Bab 30 - Peduli?

6.6K 956 89
                                    

"Kalo gue panggil, bisa kan berenti dulu?"

Helaan napas yang memburu membuat cowok itu menatap tajam. Mengeratkan genggamannya di lengan kecil seorang gadis yang sedari tadi menghindarinya.

"Sakit! Lepasin, nggak?!" sungut Jennie berusaha melepaskan jemari Taehyung dari tangannya.

Taehyung merutuk dalam hati. Salahkan emosinya yang mendadak naik setelah bertemu Kaera tadi. Dan sekarang, Jennie jelas-jelas salah paham terhadapnya. "Maaf buat tangan lo. Tapi, Jen, gue mohon satu hal, jangan percaya apa yang lo lihat tadi. Dia yang meluk gue, gue nggak."

Jennie terkekeh, mendadak muak.

"Ya, terus?" sahut Jennie memutar bola mata malas.

"Ck. Ya gue nggak mau lo salah paham!"

Melihat Taehyung yang menggerutu dengan nada pembelaan membuat Jennie menatap remeh. Kesal sekali sebenarnya. Namun, gadis itu tidak bisa menunjukannya.

"Salah paham? Sori, tapi kayaknya, nggak ada yang salah paham disini. Toh, gue juga nggak terlalu peduli sama kalian berdua." ucap Jennie enteng dan genggaman itu benar-benar terlepas.

Taehyung mendengus, menatap Jennie yang kini tatapannya berubah dingin. Pun tanpa berpikir lagi, Taehyung justru tertawa hambar. Membuang tatapan ke arah samping dengan mengambil kesimpulan bahwa disini memang hanya dia yang berharap lebih.

Padahal kenyataannya; tidak. Mereka sama-sama berharap tanpa adanya kepastian.

"Nggak peduli, ya? Sedikitpun lo nggak peduli? Serius?" tanya Taehyung balik.

"Ck. Serius, kok! Memang apa yang harus gue peduliin, huh?"

Taehyung menghela napas, mulai lelah. "Jen, apa sikap gue--selama ini belum cukup? Buat nunjukin semuanya?"

Jennie terdiam. Tidak tahu ingin membalas apa. Keduanya masih dalam keadaan terburu emosi. Tidak bisa mengendalikan hati masing-masing dan berakhir dengan kalimat saling menolak juga menyakiti.

Apa ini balasan untuk cowok brengsek sepertinya yang sudah sering menolak mentah-mentah perasaan banyak gadis? Tapi, kalau memang iya, bisakah jangan beri Taehyung ujian seperti ini?

Taehyung, baru saja menemui warna pelangi dalam kanvas abu-abu miliknya, apakah harus diambil lagi?

"Gue memang bukan orang yang suka dapet rasa peduli dari orang lain. Tapi kalo orang lain itu lo, gue justru berharap rasa peduli itu ada, Jen." ucap Taehyung terkekeh pelan.

Tunggu, apa?, batin Jennie.

"Maaf karena rasa khawatir gue ganggu lo," Ada senyuman tipis sebelum cowok itu melanjutkan. "Mungkin memang gue yang harus sadar diri. Makasih untuk beberapa hari terakhir ini, ya, gue seneng bisa sedikit berteman sama lo." sambungnya.

Taehyung mengangkat tangannya untuk mengacak pelan pucuk kepala Jennie. Sebelum akhirnya berbalik, dan berjalan kearah berlawanan dimana Jennie berada. Namun, baru di langkah ke tiga, cowok itu mengehentikannya. Menundukkan kepala dengan suara yang penuh harap.

"Dan satu hal Jen. Gue masih disini, nunggu lo, sampe lo peduli sama hadirnya gue."

Dan setelah menyelesaikan kalimatnya, Taehyung benar-benar berjalan menjauh. Meninggalkan Jennie yang tiba-tiba merasa sesak. Hatinya hancur. Mengapa rasanya sakit sekali? Dia ingin sekali meraih pundak jangkung itu, memekik bahwa sebenarnya sejak dulu rasa peduli itu telah hadir--bahkan kini lebih.

Namun kakinya benar-benar berat. Menutup wajah dengan telapak tangan, terisak sendiri.

"Hiks--kenapa jadi gini?"

SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang