Bab 24 - Pertemuan

6.8K 971 62
                                    

"Pulang juga lo? Gimana, berhasil nggak dating-nya sama Jeka?" goda Seokjin mengulum senyum.

Jennie memutar bola mata malas saat kakinya menapaki lantai ruang tengah. Dengan sengaja, cewek itu melempar tas selempangnya kearah Seokjin yang sedang duduk santai di sofa.

Seokjin mengaduh kesakitan, mulutnya menyulut tidak terima atas perilaku Jennie. "Gue nanya baik-baik ya, kok lo malah lempar gue tas, sih?!"

"Lo bukan nanya, tapi nuduh! Gue nggak ada dating sama Jeka!"

"Lah, apaan? Siapa yang nuduh lo?"

"Ck. Lo itu sok tau, Bang. Kesel gue. Siapa emang yang bilang gue dating sama Jeka? Nggak ada!" sungut Jennie.

Alis Seokjin menyerit heran. Adiknya itu kenapa jadi mudah terbawa emosi yang berlebihan? Seokjin kan hanya sedikit mengusili, tidak lebih dan tidak parah. Tapi kenapa Jennie membalasnya dengan begitu serius?

Lagipula, Seokjin juga tahu kalau Jennie hanya berniat mengerjakan tugas bersama Jungkook, temannya itu sudah memberitahu. Katanya sih, Jungkook yang meminta Jennie untuk membinanya karena Jungkook tidak mengerti materi yang diberikan. Jadilah, Jennie yang berniat membantu Jungkook.

"Astaga, Jen, lo kenapa deh? Pulang-pulang langsung emosian kayak gini," tanya Seokjin.

"Siapa yang emosi, sih? Gue nggak emosi! Lo aja yang lebay!" sungut Jennie tambah kesal.

Ya Tuhan, Jennie juga tidak mengerti mengapa dirinya begitu mudah terpancing atas candaan Kakaknya. Yang jelas, mood-nya sedang tahap yang sangat-amat tidak bagus. Jelek sekali. Bahkan Jennie merasa jahat karena sekarang dimata Jennie semua orang selalu salah. Semuanya salah.

Huh.

Bagi kalian kaum perempuan, pasti mengerti apa yang Jennie rasakan.

Terlebih soal satu orang cowok yang meninggalkannya di kafe karena mengatakan ada urusan mendadak. Dasar, Kim Taehyung sialan!

"Jen! Jennie!"

Jennie masih dapat mendengar suara Seokjin yang memanggil namanya. Namun Jennie menulikan telinganya, memilih menaiki tangga untuk menuju kamar. Dia butuh istirahat.

Dan saat tangannya sudah memegang kenop pintu, suara Seokjin membuat telinganya tambah panas. Kata-kata Seokjin terlalu jujur dan Jennie tidak mengharapkan kejujuran Kakaknya untuk saat-saat seperti ini.

"KALO PMS BILANG-BILANG, DONG. DASAR CEWEK, MAUNYA DIPEKAIN TERUS!" pekik Seokjin.

Jennie mendengus kasar, membalik tubuhnya lalu mengacungkan jari tengah kearah Kakaknya itu. Katakanlah Jennie tidak sopan, tapi kobaran kekesalannya sedang diambang batas. Pun setelah melihat Seokjin bereaksi ingin memaki Jennie balik, dengan cepat Jennie memutar tubuhnya lalu kembali masuk kekamar.

Brak.

Meninggalkan dentuman pintu yang cukup keras.

Jennie marah, kesal, ingin menangis saja hari ini.

"Kenapa lo susah banget diprediksi, sih? Kenapa lo jauh banget?" lirihnya.

SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang