Bab 35 - Persetujuan

6.2K 898 104
                                    

Mungkin, hal yang paling Taehyung takuti dulu adalah saat dimana sang ayah menggandeng wanita lain nyata di hadapannya. Semuanya tiri, dan Taehyung masih merasa asing.

Namun, kini hati pemuda itu sudah lebih lapang. Berkat dukungan serta doa dari orang sekitar, Taehyung kira dia harus bisa menerima semuanya. Harus bisa menerima bahwa kini kebahagiaan sang ayah sudah diraih oleh wanita yang bukan ibu kandungnya.

"Nak, Mama bener-bener berharap kamu bisa hadir ke pernikahan Papa disana. Mama mau kamu jadi anak yang berbakti, Mama pengen kalian akur kayak dulu, sayang."

Dan perkataan lembut itu, berasal dari malaikat surganya--Kim Sohye, yang kini sudah berganti marga, kembali menjadi marga aslinya; Min Sohye.

"Tapi, Mama? Tae nggak mungkin bisa bahagia kalo permasalahan kita aja--"

Secepat itu pula, Sohye menepuk pundak sang anak. Sejujurnya, sudah tidak ada rasa sakit hati jika melihat Taewoo menikah lagi. Terbiasa hidup sendiri membuat wanita itu paham kerasnya kehidupan. Tidak bisa selamanya kita meraih apa yang kita harapkan. Terkadang, jatuh dan hancur adalah salah satu cara memperkuat pertahanan.

Maka dari itu, Sohye juga belajar untuk melupakan mantan suaminya. Kini, Sohye kira usahanya cukup berhasil. Sepenuhnya. Sohye sudah melupakan Taewoo.

"Pelan-pelan, Mama akan nyelesain semuanya. Percaya sama Mama, dan kamu bisa yakin untuk pergi kesana."

"Tapi gimana caranya? Sedangkan Mama aja, masih nutupin seluruh rahasia Paman Daewoo. Si brengsek itu."

Kembali lagi--semuanya berantakan karena ulah Daewoo.

"Paman Daewoo kemarin nemuin Mama, dia minta maaf."

Sontak saja, mata pemuda itu melebar seiring belahan bibir yang terbuka. "Dan semudah itu Mama maafin Paman Daewoo? Mama kok jadi orang baik banget, sih? Dia tuh nggak pantes nerima kebaikan Mama. Mama harusnya lapor dia ke polisi, terus balik lagi ke keluarga kita kayak dulu. Bareng Papa sama aku." ujar Taehyung lirih namun kesal setengah mati.

Masih tidak rela, bahwa Daewoo mendapat permintaan maaf. Harusnya, manusia berdosa seperti Daewoo mendekam lalu membusuk di penjara.

Tergelak dengan ucapan kasar anaknya beberapa detik lalu, Sohye menggeleng tegas.

"Nggak perlu diperumit, Taehyung. Mama udah maafin Daewoo, dan dia bilang mau nyelesain masalah ini baik-baik sama Papa kamu. Kita nggak tahu keadaan Papa setelah tahu semuanya nanti. Jadi, Mama harap, kamu ada disana untuk Papa. Jadi anak laki-laki yang bisa semangatin Papa."

Taehyung tertawa remeh. Dia memang ingin menjadi anak laki-laki kebanggaan. Namun, jika caranya seperti ini, Taehyung jadi tidak sudi. Daewoo itu pantas dihukum.

"Ma, tolong. Tae disini mau minta tebusan atas apa yang Paman Daewoo lakuin dulu."

"Taehyung,"

"Biar Tae yang selesain masalah ini, oke? Biar pun keluarga kita nggak bisa balik kayak dulu lagi, tapi aku mau dia tanggung jawab. Mama pernah ngerasain dinginnya besi penjara, dan udah sepatutnya dia ngerasain hal yang sama. Kita tinggal di negara hukum, Ma."

Memejam pelan sebelum menatap sang ibu dengan senyuman tipis. Taehyung hanya ingin keadilan disini.

"Aku cuma mau dia merasa jera, Ma. Aku emang akan nuntut Paman Daewoo, tapi bukan buat bales dendam, kok. Tapi, buat cari keadilan untuk Mama, untuk keluarga kita."

Lalu apa yang harus Sohye lakukan selain menghembuskan napas pasrah? Taehyung sudah besar, punya pemikiran luas yang mungkin tidak Sohye capai sebelumnya.

SARCASM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang