Belajar Dari Ahlinya

637 64 21
                                    

Lanjutan part Don't worry

Dalam belajar mengenai sesuatu, alangkah baiknya jika kita belajar dari ahlinya.

Enjoy read.....

"Ok, jadi gini rencananya. Aku akan mengalihkan perhatian satpamnya, kalian masuk dan ambil kunci gerbang belakang. Bukakan gerbang belakang karena aku akan lewat sana. Untuk para tobot, kalian bisa bersembunyi di belakang semak-semak terdekat. Ayo lakukan!" Kory menjelaskan rencana seolah dia sudah ahli dalam hal ini.

"Baiklah, ada untungnya kita telat bertim." Nathan mengangguk paham dengan penjelasan Kory yang padat, jelas, dan tidak singkat.

"Benar juga." Anggukan setuju dilakukan oleh Dylan.

"Apa kalian yakin ini akan berhasil?" Yang lain hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Ryan.
"Ok, let's try!"

"Ayolah, apa kita harus bersembunyi di semak-semak? Banyak duri disana." Keluh tobot Y, ia tahu bersembunyi di semak-semak itu tak nyaman. Dia sudah berpengalaman.

"Benar, apa tak ada tempat lain?" Tobot X juga ikut mengeluh.

"Benar, bersembunyi di semak-semak sangat tak nyaman. Itu yang saya rasakan." Ternyata, hal itu juga dirasakan oleh tobot Z.

"Maaf, tapi aku juga setuju dengan Z." Bahkan tobot W juga ikut mengeluh.

Mereka langsung kompak demo saat disuruh bersembunyi di semak-semak.

"Maksudku bukan di semak-semak, tapi dibalik semak-semaknya. Dibalik itu, ada lapangan yang cukup besar untuk kalian bersembunyi." Kali ini Kory menjelaskan lagi pada para tobot.

"Oh, begitu baiklah." Tak ada protes lagi dari para tobot.

Akhirnya, ke-4 remaja itu menyuruh tobot mereka untuk bersembunyi dibalik semak-semak terdekat. Setelah semua tobot bersembunyi, barulah mereka turun dari mobil.

Mereka menurunkan kaki dulu, tampak sepatu warna-warni yang mengkilat berjejer dari depan ke belakang.

Merah kuning hijau~ di langit yang biru~

Wajah tamvan mereka diterpa hembusan angin.

Wush.....

Dengan senyum percaya diri sambil menggendong tas di pundak. Mereka melangkah maju, kecuali Kory.

"Tunggu sebentar!" Teriak Kory yang berhasil menghentikan langkah temannya.

"Ada apa?" Dylan bertanya dengan penasaran seperti ingin segera melakukan rencana. Padahal, dia yang paling panik tadi.

"Ada yang kurang." Jawab Kory dengan berpose seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Apa yang kurang?" Kini giliran Ryan yang bertanya.

"Ah, kita belum berdo'a!" Rupanya Nathan berhasil menjawab pertanyaan tepat dan gak cepat.

"Betul, akan kupimpin do'anya. Sebelum memulai rencana kita pada hari ini, marilah kita berdo'a menurut agaman dan kepercayaan masing-masing. Berdo'a mulai!" Sang ahlinya, Kory, memimpin do'a.

Mereka semua menundukkan kepala, mengangkat tangan, dan memanjatkan do'a. Mereka berdo'a khusyuk sekali, entah apa yang ada dalam do'a mereka.



Bersambung.......

Ecie, yang lagi nunggu uang thr😳

Alangkah baiknya jika kita melakukan sesuatu diawali dengan do'a. Tapi melakukan sesuatu juga dalam hal baik. Entar, ada maling mau nyuri berdo'a dulu😂 Mau nyotek, berdo'a dulu. Jangan ditiru.

Ambil pelajaran dengan cermat dalam setiap part. Karena aku tak ingin jalan sesat para tokoh disini menjerumuskan kalian.

Salam,

Si penulis.

Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang