Ada Apa Dengan Ryan?

443 44 7
                                    

Ryan pov...

Malamnya, kami para pilot Tobot bersama Aisyah melaksanakan misi. Kami berkumpul di markas pilot Tobot. Aku dan Nathan berada di markas untuk mencari informasi. Kory dan Dylan melakukan patroli lapangan.  Sementara Aisyah akan pergi sendirian untuk mengecek tempat yang mencurigakan.

"Lo yakin mau pergi sendiri?" Nathan terlihat khawatir dengan Aisyah. Jujur, Aisyah terlihat seperti gadis tangguh dan mandiri, terlihat seolah dia bisa mengatasi semuanya sendirian. Namun dia tetap manusia, aku yakin dia akan butuh bantuan.

"Tidak benar-benar sendiri, sampai disana akan kupasang kamera pengawas agar kalian bisa mengintai tempat itu dari markas. Itu akan sangat membantuku." Katanya sambil menyiapkan beberapa perlengkapan.

"Apa tidak lebih baik jika Kory dan Dylan ikut?" Nathan terus menerus mengkhawatirkan Aisyah. Membuat kami memandanginya.

"Ekhem, bentar lagi Timmy punya dua kakak." Perkataan Kory sukses membuat Nathan memelototinya.

"Ekhem, ayo selesain misi, kasihan komodo gue belum dikasih makan." Yah, kami semua ngakak mendengar teguran Dylan yang bin ajaib ini. Komodo ulang tahun dirayain, dikasih makan lima kali udah kayak shalat wajib, bahkan dimandiin. Entah bagaimana masa depannya kelak.

"Ayo, jangan buang-buang waktu." Kataku mengakhiri pembicaraan. Sebenarnya, aku masih khawatir dengan keadaan kak Neon yang tiba-tiba menghilang begitu saja, seperti pulsa yang baru beli langsung hilang entah kemana.😢

Semua orang mangangguk dan memasang muka serius. Baik, misi ini bukan permainan! Kami bisa saja menjadi korbannya! Semua orang bersiap di posisi masing-masing.

Misi dimulai...

Pukul 10.00 pm, Kota Daedo...

"Sampai sekarang tak ada hal yang janggal di kota." Laporan dari tim Kory dan Dylan tak menemukan titik terang.

Begitu pula denganku dan Nathan, kami kesulitan menemukan informasi lebih detail tentang kasus ini. Kebanyakan situs yang kami kunjungi tak memberikan informasi yang pasti.
"Baik, laporan diterima, Teruskan tugasmu." Jawabku pada mereka.

Haaahhh, hari mulai larut malam, besok kita harus kembali sekolah, dan Aisyah sampai sekarang masih belum mengirimkan video kamera pengawas. Padahal kondisi kami sudah sangat mengkhawatirkan, terutama kondisi komodo Dylan. Semoga aja gara-gara laper, komodonya gak kabur, trus makan orang.

Tilulit...

"Hape siapa tuh yang bunyi?"

"Hape gue." Nathan mengambil hpnya dan melihat pesan yang masuk.

"YASSSALAM!!!"

Aku terlonjak kaget ketika Nathan teriak histeris seperti emak-emak yang baru kehilangan tas barunya.

"Kenapa, Than?"

"I-ini adek gue."

"Adek lo kenapa, Than?"

"Ssst, jangan bilang siapa-siapa."

"Ok ok." Aku mendekatkan telingaku ke kepala Nathan agar dia bisa berbisik. Dia mulai bicara...

"Adek gue suka sama cewek."

"Alhamdulillah, dia gak homo."

"Isshh, itu masalah lah."

"Kenapa?"

"Dia nanya ke gue gimana caranya nembak cewek. Gue gak tahu lah, gue jomblo."

"Hahahaha, jomblo."

"Jomblo ngomong jomblo. Udah, tolongin gue nih."

"Siniin hape lo." Nathan memberikan hpnya kepadaku, lalu aku mulai mengetik.

"Lo gak ngetik yang aneh-aneh kan?" Tanya Nathan dengan khawatir.

"Tatap wajah gue kalau lo ragu." Nathan menuruti perkataanku, dia menatapku dengan serius.

"Apa yang lo lihat?" Tanyaku padanya.

"Ada jerawat di wajah lo." Jawabnya dengan serius.

"Udah ah, gue gak jadi bantuin, nih hape lo."

"Yah, lo jahat." Jawab Nathan dengan kecewa. Tapi aku lebih kecewa...

Padahal jahatan dia.

Klinung...

"Eh, Aisyah ngirim video." Giliran Asiyah yang ngirim langsung reflek dia, dasar!

Kuhiraukan wajah Nathan yang terlihat terkejut saat melihat video yang dikirim Aisyah dan membuka video itu sendiri di komputerku. Video itu menampilkan rumah besar dengan bangunan tua. Tunggu, itu...

"Tak ada orang lain selain Aisyah disitu." Kata Nathan sambil terus mengamati setiap ruang di dalam rumah.

"Tidak, rumah itu ramai, Than." Nathan menatapku dengan muka heran. Aku balik menatapnya, kami saling bertatapan. Kuharap dia mengerti apa maksudku. Dia mengangguk dengan serius kemudian berkata...

"Gue ngerti."

Setelah dia mengerti, dengan tergesa-gesa kuambil beberapa peralatan dan bergegas meninggalkan markas.

"Tunggu, lo mau pergi kemana?"

"Gue gak bakal pergi lama." Aku berlari menaiki Tobot X.

"HEI, ADA APA?" Teriaknya kepadaku, tapi aku menghiraukannya. Aku tak punya waktu untuk menjelaskannya sekarang. Sekarang, aku harus segera pergi sebelum semuanya terlambat.

Aku terus berlari untuk memasuki Tobot X.

"Ada apa, Ryan?"

"Ayo, kita pergi ke tempat Aisyah sekarang, ku kirim alamatnya ke monitormu, X." Aku gelisah, keringat basah membanjiri ku, yang kuinginkan sekarang hanya segera berada disana.

Tak lama kemudian, X segera meluncur pergi menuju alamat yang kukirim.

"Kenapa? Apa Aisyah dalam masalah?" Tanya Tobot X  dalam perjalanan.

"Tidak, bukan dia yang dalam masalah."

Pukul 11.00 pm, Kota Daedo

Setelah sampai disana, aku langsung keluar dan berlari menuju seseorang yang ingin kutemui. Tobot X hanya mengikutiku dari belakang dengan heran dan khawatir.

Haaahhh, rasanya lega sekali saat bisa menemukannya. Aku tak bisa menahannya lagi, langsung kupeluk tubuh itu dengan erat. Takkan kupelaskan!

Bersambung....

Hehehe, makin kesini ceritanya makin gejes namun membuat kalian bertanya-tanya kan? Sudahlah, tunggu saja part berikutnya.

Salam,

Si penulis

Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang