Haduh Rempong

346 41 24
                                    

Ten tong... Ten tong..

Nathan pov

"Hosh hosh, hampir aja telat, gara-gara nungguin Dylan mandiin komodo nih. Coba kalo tadi gue tinggal, gak bakal lari-larian kayak gini gue." Haduh, untung kelas gue deket sama tempat parkiran. Entahlah, bagaimana nasib Dylan yang letak kelasnya jauh dari tempat parkir. Udahlah, mending gue cepet-cepet masuk kelas.

Wah, senangnya hati gue saat melihat pintu kelas sudah tidak jauh lagi. Tapi, gue melihat ada seorang cewek yang sedang berlarian di koridor sama kayak gue. Gue masuk kelas melewati pintu dan...

"Errgg, lo gak punya mata apa?! Udah jelas-jelas gue mau masuk kelas lewat pintu dan lo ikut-ikutan. Nih pintu gak selebar itu tau!" Gue marah karena Aisyah tiba-tiba ikut masuk kelas yang menyebabkan gue jadi barengan masuknya sama dia. Dan kalo kita masuknya barengan, maka kita jadi terjebak di pintu.

"Nathan, dimana-mana itu ladies fisrt, lo mundur dulu kek!" Hah, dimana-mana cewek selalu merasa serba benar. Apalagi manusia yang bernama Aisyah disamping gue ini.

"Gak mau! Gue yang dateng duluan! Makanya, kalo punya badan itu jangan lebar-lebar." Tentu saja, sebagai orang yang datangnya lebih dulu, gue cuman memperjuangkan hak gue untuk masuk kelas duluan.

"Lo kali badannya yang lebar!" Tau aja kalo badan gue lebar.

"Badan gue emang lebar, tapi badan lo lebih lebar!" Tapi, Aisyah ini badannya lebih lebar daripada gue.

"Plis deh, hentikan, bukan kita yang lebar. Tapi nih pintu yang sempit." Aisyah akhirnya lelah berdebat. Jujur, gue juga lelah, namun entah kenapa, gue senang bisa debat sama dia.

"Sejak kapan gue dan lo jadi kita?" Ups, tuh kan gue keceplosan. Aisyah terkejut mendengar hal itu, dia berhenti bergerak, dan itu menghasilkan celah buat gue keluar dari pintu yang sempit ini. Dan...

"Berhasil! Berhasil! Hore!" Hahaha, gue berhasil mendapatkan hak gue buat masuk kelas duluan. Teriakan gue berhasil menghentikan keterkejutan Aisyah. Aisyahpun masuk setelah gue. Baru saja gue mau duduk, tapi...

"Nathan! Lo jadi ketua kelas, dan Aisyah wakilnya. No coment!" Doni sang ketua kelas tiba-tiba menyerahkan kedudukannya ke gue. Gue terkejut, begitupun Aisyah, dan Doni cuek tak mempedulikan keterkejutan kami.

"Gue ketua kelas?" Gue menunjuk diri gue diri sendiri tak percaya. Semua kompak mengangguk.

"Gue wakilnya?" Aisyah juga melakukan hal yang sama. Semua kompak mengangguk. Kami saling bertatapan lalu mengatakan...

"OGAH LAH!"

"Ayolah plis, kita gak sanggup mendengarkan perdebatan kalian kalian lagi." Temen gue Liza, curhat dan memohon kami agar mau menyetujui hal ini.

"Demi cintaku pada kalian, gue gak bisa melihat ataupun mendengar kalian berdebat SELAMANYA!" Jungkook ikut bicara.

Gue lihat Aisyah, dan Aisyahpun lihat gue, kita saling melihat satu sama lain.

"Kalo gak mau artinya kalian harus akur!" Dan Taehyung nemberikan pilihan sulit untuk kami.

Gue melihat seluruh wajah di kelas yang setuju dengan ucapan Taehyung. Gue membuat keputusan....

"Ok, gue mau jadi ketua kelas." Aisyah tentu saja terkejut mendengar hal itu.

"Tapi...." Sejenak, gue lihat Aisyah dan meneruskan perkataan.

"Lo harus becus kerjanya. Kalo gak, traktir jajan gue selama seminggu." Gue mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Aisyah berpikir sejenak lalu tersenyum sinis ke gue.

"Kalo lo yang gak becus kerjanya, lo harus mau jadi babu gue." Gue mengangguk.

"Setuju? Kemeng nih tangan gue dari tadi gini mulu." Aisyah menjabat tangan gue dengan penuh keyakinan dan tersenyum sinis.

"Sepakat!"

Aisyah pergi untuk duduk di bangkunya yang ada disebelah gue.
"Jangan lupa belajar untuk menjadi babu yang baik."

"Lo juga, rajin-rajin nabung karena jajan gue gak sedikit." Gue ikut duduk disebelah Aisyah. Yap, kami sebangku.

"NATHAN! AISYAH! KATAKAN STOP PADA PERDEBATAN!" Hehehe, mereka lelah mendengar perdebatan ini. Gue hanya tersenyum jahil ke mereka.

"Saranghae, masak baru jadi ketua kelas udah dimarahin, gue gak jadi ketua kelas aja deh."

"Eh, JANGAN!"

"Tidak jangan katakan itu!"

"Ku taksanggup mendengarnya."

Mendengar itu semua membuat gue tertawa. Dan keluarlah aura gelap serta tatapan mematikan ..

"NATHAN!"

"Btw, kok masih belum ada guru sih?" Benar apa yang dikatan Jungkook, gue lihat meja guru masih kosong.

"Mau gue panggil gurunya?" Aisyah dengan senang hati menawarkan dirinya untuk memanggil guru.

"Eh, JANGAN JANGAN!" Kita semua bahkan termasuk gue mengatakan hal itu. Aisyah duduk kembali ke tempatnya.

"Haduh, duduk disini gak nyaman, gue panggil gurunya ya."

"JANGAN JANGAN!"

"Kalo lo gak nyaman duduk disitu, lo bisa duduk disini. Tapi jangan panggil guru ya." Taehyung menawarkan Aisyah untuk duduk di kursinya yang berada di samping Jungkook.

"Baik." Dengan senang hati Aisyah mau duduk di kursi.

'Oh, gue ngerti dia modus mau duduk di sebelah Jongkook.' Aisyah baru saja mau berjalan dan gue bilang...

"Kalo lo duduk disitu, gue gak mau jadi ketua kelas deh."

"YAH, JANGAN DONG!" Taehyung kembali duduk dikursinya.

"Baik, gue panggil guru ya."

"JANGAN LAH!" Hahaha rempong, semua orang di kelas merasa serba salah.






Bersambung.....

Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang