Tetap bersama......
Kory pov
Brummm.. ckit...
Gue yang awalnya kebingungan banget nyari tobot Y dimana akhirnya bisa ketemu jua. Hufft, untung dia gak tahu kalau kita lupa mereka parkir dimana. Kalau tahu, mereka bakal ngambek 7 hari 7 malam. Yah, dan kalau mereka ngambek, trus siapa yang bantuin gue nyelametin kota.
Kera sakti? Boboiboy? The Avenger? Btw, udah lama gue gak ngumpul sama mereka. Udah pada sibuk dengan tugas masing-masing. Gue turun dari mobil dan meminta maaf.
"Y, maafin gue ya?" Gue tahu kalau Y gak ngerti gue habis buat salah ke dia. Dan Y lebih baik gak tahu. Demi keselamatan bersama😂.
"Maaf buat apa? Bukannya lebaran udah kelewat ya?" Y bertanya dengan bingung.
'Tumben' Ucapnya dalam hati, itu karena pilotnya memang sering buat masalah dan itu membuat gue punya banyak dosa. Pas lebaran maaf-maafan. Kalau lebaran udah kelar, kumat lagi dah. Itulah TOBAT, TObat trus Kumat."Udah, pokonya gue minta maaf. Maafin ya? Ya?" Demi keselamatan bersama, gue gak mau dia tahu.
"Ya udah, ok deh." Jawab Y meng iya-kan.
"AKAS deh, AKAS. Asal KAu Senang." Y memang begitu. Dia sahabat dan keluarga gue, dengan mudahnya dia memaafkan semua kesalahan gue.Kalau dia sungguh-sungguh sahabat, kau akan terkejut betapa mudahnya dia memaafkan kesalanmu. Dan mau memulai sesuatu yang baru denganmu.
"Atutuh, Tobot ku." Gue langsung memeluknya. Y mungkin akan terlihat geli, but I don't care.
"Gue rindu." Balas gue dengan wajah seperti anak kecil."Meluk sih gpp, tapi jangan ngiler!"
Dzonk....
Pantes, Y gak mau gue peluk waktu kecil. Pas kecilkan gue sering ngiler. Nah, dapet ide nih...
"Hah? Apa?! Gue ilerin? Ok, nih iler gue, nyoh." Yah, gue rindu, rindu menggodanya.
"Woy, nih catnya berkualitas! Sanggup gantiin?! Udah mandi aja gue pake kembang 7 rupa. Jangan nodai dengan ilermu!" Y sontak berjalan mundur dan itu membuat gue yang tadinya meluk Y, jadi meluk tanah deh.
"Y!!! Y!!!! Y!!!!!" Gue marahlah, guekan cuman bercanda.
"Atutuh, pilotku kelamaan jomblo akhirnya meluk tanah." Y malah balik meledek gue. Aha! Gue punya ide.
"Atutuh, tobot gue iri sama tanah yang gue peluk." Gue balas lagideh ngeledek Y.
"Woy, siapa juga yang iri?!" Y, kau bukan aktor yang hebat. Gue tahu lo sebenernya suka kalau gue peluk.
"Au ah, gue masuk duluan." Gue mengakhiri nostalgia gue dengan tobot Y. Dulu, gue sering banget bikin Y marah, mulai dari ngilerin badannya, mreteli mesinnya hingga gak berbentuk sampai rodanya copot semua. Hahaha, gue usil amat ya.
"Assalamualikum." Salam gue kepada semua penghuni rumah. Mulai dari yang terlihat, hingga mereka yang tak terlihat.
"Waalaikumsalam, siapa ya?" Dari dalam ayah keluar menem gue tanpa pakai kacamata.
"Ayah!" Gue langsung lari dan memeluk ayah. Tapi anehnya, dia gak membalas pelukan gue. Mungkin tangannya kotor habis masak tadi.
"Anu, siapa ya?"
Jleb....
Sakit, tapi tak berdarah. Luka, tapi tak terlihat. Gue ngelepas pelukan gue, melihat wajah ayah dengan saksama. Ah, pantes aja gak kenal, gak pakai kacamata minus dia.
"Kory yah, putramu." Jawab gue dengan lembut dan paham kondisinya sekarang. Rambut yang semakin lama memutih, mata yang sudah tak seperti dulu lagi, dan tenaganya yang semakin lama berkurang. Itulah, kekuatan sang waktu!
"Ah, Kory! Pantas saja aku tak asing dengan wajah ini. Kory, putraku." Ayah memeluk gue dengan kasih sayang dan kehangatan. Dari raut wajahnya, bisa dilihat bahwa dia merasa bersalah sudah tak mengenali wajah putranya.
'Gue tahu! Gue mengerti! Tak usah merasa bersalah.' Ucap gue dalam hati seraya menepuk pelan pundaknya.
"Assalamualaikum." Sorang cowok remaja masuk ke dalam rumah dengan mengucapkan salam. Putra pertama ayah gue, abang gue, Ryan.
"Ayah!" Ryan langsung ikut memeluk ayah. Ayah terkejut, setelah cukup lama, akhirnya dia membalas pelukan Ryan. Kita bertiga berpelukan bersama. Bernostalgia mengingat apa saja yang kita lalui bersama. Setelah puas berpelukan, ayah melepas pelukannya. Dilihatnya satu persatu putranya, seolah ingin mengucapkan hal yang penting.
"Kapan punya cucu nak?"
Dzonkk.....
Gue dan Ryan hanya saling berpandangan. Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan ayah. Kami JOMBLO Yah! Sekolah aja belum kelar.
Telepati si kembar...
Pernah dengar cerita kalau anak kembar saling berhubungan satu sama lain? Nah, inilah salah satu contohnya, gue bisa telepati sama Ryan.
'Psst, Ryan, lo aja deh yang jawab.' Ucap gue dalam hati dengan menyikut tangannya.
'Kok gue?! Lo aja sana. Lo kan yang paling gak suka JOMBLO." Ryan malah balik nyuruh gue yang jawab.
'Lo kan yang lebih tua. Dan well, gue JOMBLO?! Dibikin asik aja~' Gue jomblo tapi asik guys. Entah, kalau abang gue gimana.
'Hadeh, kita sekolah aja belum kelar.' Keluh Ryan dalam hati.
'Betul tuh! Trus sekarang gimana?' Gue gak tahu harus gimana jawab pertanyaan ayah.
'Entah.' Dan abang gue juga sama-sama bingung mau jawab apa.
"Udah, pada diem semua. Kita makan aja yuk, ayah sudah nyiapin makanan." Untung saja ayah mengerti dengan keadaan kita sekarang.
"AYO!!! MAKANAN I'AM COMING!!" Gue dan Ryan dengan kompak menyemarakkan yel-yel sebelum makan. Dulu, sewaktu kita kecil, kita wajib banget ngomong yel-yel itu sevelum makan. Sekarang, udah jarang, makan bersama aja kadang ada yang gak ikut.
"Ganti baju dulu!" Perintah ayah kepada kami.
"Aye, siap kapten!" Kita memberi hormat kepada ayah. Hormat seperti saat kita sedang berhadapan pada bendera. Gue dan Ryan langsung pergi ke kamar masing-masing di lantai dua. Dan ayah pergi ke meja makan menunggu putranya. Gue gak membantah, karena bagi gue, cepet ganti baju artinya bisa cepet makan juga👍.
Bersambung.......
Ada yang mau request untuk bonus part?
Coment aja.
Requestnya jangan yang aneh-aneh.Salam,
Si penulis
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Orang Biasa
Humor"Ayo lestarikan komodo!" - Dylan Kwon tahun 2018. "Pede dulu, malu nanti." - Kory Char tahun 2018. "Belajarlah sebelum terlambat. Jangan bisanya ngandalin langganan nyontek." Ryan Char tahun 2018. "Sayangi keluargamu sebelum aku menyayangi keluargam...