Murid baru..

378 39 8
                                    


Author pov

Di pagi hari yang cerah ini, Kory merupakan cowok yang memiliki wajah sangat cerah. Bahkan, sinar sang mentari kalah cerah. Hari ini, pagi-pagi sekali dia sudah mandi. Dan setelah Kory mandi, Ryan baru saja bangun membawa handuk bersiap-siap untuk mandi.

"Whaa... Mama! Ada hantu!" Ryan terlonjak kaget dengan menutup kedua matanya menggunakan tangan. Sangat terkejut sekali melihat sosok Kory sekarang sudah mandi.

"Nih adek lo bang." Kory menyunggingkan senyum yang amat sangat lebar. Hal itu membuat dia tidak sengaja memperlihatkan giginya yang bersinar terkena cahaya.

Ryan yang melihat itu berpikir dengan keras apa alasannya wajah Kory cerah sekali hari ini? Hingga akhirnya, dia menemukan apa alasannya....

"Lo mau ngerjain PR di sekolah ya?"

Kory menggeleng dan menjawab..
"Enggak, PR udah gue selesain. Palingan juga mereka yang bakal nyontek ke gue." Jawab Kory seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kalo gitu, lo pasti lagi punya duit banyak dan bisa lunasi hutang." Kata Ryan sedang menebak satu pertanyaan di pikirannya.
'Apa alasan wajah Kory cerah sekali hari ini?'

"Enggak, hutang udah lunas." Nah, karena pagi hari ini Ryan melihat sosok Kory yang jarang menampakkan diri saat pagi hari, ini merupakan fenomena langka. Dan ini membuat Ryan asyik mewawancarai Kory. Tapi, tingkah laku Kory nbear-benar membuat Ryan heran.

"Lo, adik gue kan?"

"Iyalah, gue adek lo." Bahkan, tak sedetikpun senyuman menghilang dari wajah Kory.

"Oh, gue baru ingat."

"Gue pake seragam dulu, jangan lama-lama mandinya. Hati-hati, entar ada hiu." Kory melangkah pergi meninggalkan Ryan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di sekolah.....

Ruangan yang dicari-cari oleh Kory adalah ruang kepala sekolah. Setelah turun dari mobil dia langsung berjalan menuju ruang kepala sekolah. Saat sedang berjalan di koridor sekolah, Kory terlihat seperti matahari yang sedang berjalan. Semua mata memandang sang matahari dengan wajah-wajah yang berbeda. Bahkan, ada yang harus memakai kacamata hitam saat melihat Kory.

"Assalamu'alaikum papi tiri." Setelah berada di ruang kepala sekolah, Kory terlebih dahulu mengucapkan salam dan menyalimi tangan sang presiden sekolah atau papi tiri Kory.

"Waalakumsalam putra tiriku yang rajin sekali datang pagi-pagi." Papi tiri Kory mengangkat satu alisnya, heran.

Dan ada lagu yang menjadi jawaban sang papi tiri...

"Mungkin bibir ini tak berkata~
Bukan berarti ku tak merasa~"

"Bapak kalah tamvan sama Kory hari ini~" Kory melanjutkan kata-kata papi tiri dengan bernyanyi juga. Namun, nadanya salah. Padahal tuh, yang ada dalam hati papi tirinya...
'Apa yang terjadi dengan putra tiriku?'

"Papi, hari ini senyuman gue lebih cerah dari matahari ya. Hei matahari! Lo gak kesusahan lagi deh buat menerangi bumi, kan ada gue yang bantuin." Kory menatap matahari dari jendela yang ada di ruangan. Seolah-olah, dia sedang berbicara dengan matahari.

Papi tirinya hanya mengheningkan cipta seraya berkata di dalam hati...
'Putra tiriku kenapa nih?'

"Pi, udah jam segini tapi murid barunya belum datang." Kory melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.55 pagi. Yang artinya, sebentar lagi bel berbunyi.

"Gak tau, mungkin telat anaknya." Papi tiri Kory cuek saja mengetahui hal itu, dia lalu melanjutkan aktivitasnya mengerjakan berkas-berkas kembali. Pasalnya, dia sudah profesional menghadapi murid seperti itu.

"Gimana sih, masih jadi murid baru aja udah telat!" Malah Kory yang marah-marah tidak jelas.

"Emang putra tiriku ini enggak gitu dulunya?"

Oh, tentu saja Kory menjawab..
"Hehehe, gak sering-sering kok pi, cuman 5x seminggu udah cukup. Peace, ayo berdamai, papi udah tua lho, jangan marah-marah."

Sang papi tiri cuman mendengus kesal..
"Cuman katanya?!"

Ten tong.... Ten tong....

"Yah, udah masuk." Kory kecewa si murid baru telat dalam hari pertamanya masuk sekolah. Dia terus menunggu, berharap si murid baru segera menampakkan dirinya. Dan itu membuat Kory tidak segera masuk kelas. Dia masih menunggu.

"Tunggu apa lagi?" Tanya papi tiri yang sukses membuat Kory tersadar kalau dari tadi dia belum masuk ke kelas.

"Nunggu murid baru pi."

"Cepet masuk gak? Papi tiri juga bisa marah lho." Papi tiri dengan sigap mengangkat patung Liberti dan bersiap-siap melemparkannya ke Kory. Kecuali kalau Kory masuk kelas sekarang juga, maka dia tidak akan melempar patung itu ke Kory.

"Waduh pi, jangan dilempar, berat tau."

"Cepet masuk kelas!"

"Iya, iya." Pada akhirnya, Kory terpaksa masuk kelas. Wajah yang awalnya cerah menjadi mendung. Masuklah, Kory ke dalam kelas dengan wajah murung.

Sementara itu.......

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang cewek di pinggir jalan yang menggunakan seragam lengkap dan rapi sedang mengheningkan cipta seraya bernyanyi....

"Mighty mighty eagle~
Rescue me~"

"Kak, motornya masih bisa jalan gak?" Tanya cewek tersebut kepada kakaknya. Yap, hari pertama pindah sekolah motor malah mogok.

"Sabar Layla, bentar lagi jalan kok." Layla kembali menheningkan cipta lagi dan bernyanyi...

"Mighty mighty eagle~
Rescue me~"








Bersambung....

Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang