Somvlak X Jenius?

526 55 22
                                    

Mari kembali melihat keadaan Nathan.

"Jadi, reaksi kimia antara 2 molekul yang berbeda akan menciptakan gerakan....... Hayo siapa yg tahu?" Inilah ciri khas dari guru ini, Bu Salama namanya. Dia sering main tebak-tebakan sama murid-muridnya.
"Aku! Aku!" Salah satu murid mengacungkan tangannya dengan semangat yang membara. Bahkan dia sampai lompat-lompat di bangkunya.

"Aku bu! Aku!" Nathan juga tak kalah heboh untuk menarik perhatian Bu Salama. Dia ingin menjawab pertanyaan itu. Bahkan dia gak cuma ngangkat satu tangan, kedua tangannya diangkat. Dia memamerkan keleknya, untung udah pakai diodorant, T-Rexona merek diodorantnya.

"Jadi siapa yang bakal jawab nih?" Bu Salama kebingungan antara harus memilih anak SD atau anak TK yang sedang heboh ingin menjawab pertanyaan.

"Tuh kelek gak usah dipamerin dong." Bawel seorang cewek yang duduk dibangkunya.

"Udahlah, selama baunya enak, gak masalah. Omong-omong, lo pake diodorant apa bro? Baunya enak banget." Joongkok kagum dengan harum dari deodorant yang dipakai Nathan.

"Namanya T-Rexona kuy, buruan beli, limited edition nih." Nathan malah endors deodorant.

"Wah, harganya berapa sis?" Murid yang mengacungkan tanganya tadi mulai tertarik untuk membeli produknya.

Namanya Aisyah, seorang cewek tomboy, ceria, ceroboh, pintar ngelawak, dan penuh dengan tipu daya. Sangat bertolak belakang dengan namanya.

"Harganya cincau banget sis, nego aja." Hari ini Nathan beralih profesi dari murid jadi seller dadakan mengacuhkan gurunya, Bu Salama.

"Harganya berapa sis?"

"Beli dimana?"

"Ada diskon gak?"

"Bisa beli online gak?"

"Diantar secepat kilat ya sis."

Bla.... bla.....bla...

Nathan langsung dihujani ribuan pertanyaan dari temen sekelasnya.

'Hadeh, ketika anak SD bertemu dengan anak TK.' Bu Salama terlihat sakit hati karena tak ada yang mempedulikan dia.

"Jadi, ini ada yang mau jawab pertanyaannya gak? Kalau gak, ibu mau ngadem di ruang guru.

"Ok fine, kita putus! Mulai sekarang, ibu bukan lagi guru kalian!" Kini, Bu Salama tak akan segan-segan untuk meninggalkan mereka. Dia marah.

'Mereka niat belajar gak sih?!"

"APA?! TIDAAAKKK!!" Ucap semua murid di kelas dengan kompak, histeris, dan lantang.

"Jangan tinggalkan daku."

"Saranghae, Bu."

"Jangan lakukan itu."

"Huee, Ibu, saranghae."

Semua orang merengek seperti anak kecil yang mau ditinggal ibunya.

Mendengar perkataan dan tingkah muridnya yang merengek saat dia pergi. Perlahan, senyum haru diperlihatkan oleh wajahnya. Dan akirnya, dia melakukan deklarasi.

"Baiklah, kita balikan!" Deklarasi yang membuat semua murid di kelas melompat kegirangan, dan nyanyi-nyanyi gak jelas.

"Hore!"

"Ibu, saranghae!"

"Asik!"

"Ba~likan~ balikan~"

"Baiklah, jadi siapa yang mau menjawab pertanyaannya?" Tanya Bu Salama kepada muridnya lagi. Semangatnya muncul kembali.

"Aku bu! Aku!" Aisyah mengangkat tangannya kembali, ia ingin sekali menjawab soal.

"Aku! Aku!" Nathan juga tak ingin kalah dengan Aisyah.

'Pokoknya, gue yang harus jawab!' Itu yang ada dalam pikiran Aisyah dan Nathan. Tak ada yang mau mengalah. Aisyah menatap tajam Nathan, Nathan pun menatap tajam Aisyah.

Semua teman sekelas mereka hanya menggelengkan kepala, menepuk jidat, dan kompak berkata...

"Capek deh!"

"Baik, Nathan, apa jawabannya?" Bu Salama tak ingin terlalu pusing memilih antara mereka berdua. Akhirnya, dia memilih Nathan. Bu Salama yakin Nathan pasti bisa menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat.

Disini, Nathan merupakan tokoh yang sangat inspiratif bagi kelasnya. Siapa bilang, orang somvlak gak bisa pinter.

Sementara Aisyah....
"Yah, Ibu...😢" Dia kecewa Bu Salama memilih Nathan.

Dan Nathan....
"Yes!" Dia bersorak senang seperti anak TK yang akhirnya bisa lulus TK.

"Karena kemarin Aisyah yang menjawab pertanyaannya, maka sekarang giliran Nathan yang menjawab." Bu Salama memberitahukan alasannya kenapa dia memilih Nathan.

"Bu, sebelumnya aku ingin minta maaf karena sudah membuat Ibu jadi diacuhkan di kelas." Nathan meminta maaf dengan tatapan bersalah. Dikacangin itu sakit tahu😢.

"Aku juga, maaf Bu." Aisyahpun ikut meminta maaf.

"Tak apa, permintaan maaf diterima."

"Beneran Bu?!" Nathan dan Aisyah terkejut melihat gurunya dengan mudah memaafkan begita saja kesalahan mereka.

"Ya." Bu Salama mengangguk dengan mantap tanpa keraguan.

"Wah, saranghae Bu! Jadi, reaksi kimia antara dua molekul yang berbeda akan menghasilkan gerakan.... bla...bla....bla." Nathan menjawab pertanyaannya dengan cepat, tepat dan singkat seperti yang diharapkan Bu Salama.

Aisyah hanya bisa lapang dada dan menyimak perkataan Nathan.

Kau harus bisa~ bisa~
Berlapang dada~
Kau harus bisa~ bisa~
Ambil hikmahnya~

Kalian teruskan sendiri...




Bersambung....

Ada yang kangen Kory gak nih?
Kory, how are you?

Kita akan segera tahu di part selanjutnya

Thanks to Read
And don't forget to coment and vote

Salam,

Si penulis

Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang