Selesaikan Misi!

523 58 25
                                    

"Kepada pembina upacara hormat grak!" Suara pemimpin upacara yang tegas, lantang, dan berwibawa menandakan upacara telah dilaksanakan dari tadi.

Krincing... Krincing

Kunci yang dibawa Ryan, Dylan, dan Nathan di saku mereka berbunyi. Membuat pembina upacara dan semua orang mencari tahu dimana sumber suara itu berasal.

"Ngumpet, ngumpet!" Ryan memberi instruksi kepada Dylan dan Nathan, karena dia yang jalannya paling depan. Merekapun bersembunyi dibalik dinding penyelamat mereka yang dikirim oleh Tuhan.

"Suara apa itu?" Tanya pembina upacara mewakili semua orang yang penasaran dengan suara apa itu.

Dylan, Nathan dan Ryan gugup sekali, keringat keluar dari badan mereka seperti hujan yang deras. Ryan mengangkat tangannya, hendak memanjatkan do'a. Gigi Dylan bergemelatuk tak bisa diam. Kelihatannya mereka sudah siap untuk ngompol di celana.

'Berpikir Nathan....berpikir.' Nathan mencoba berpikir, berpikir untuk menyelamatkannya dan temannya.

"Meong...." Suara kucing yang berasal di balik dinding memberi jawaban atas pertanyaan pembina upacara.

"Oh, kucing." Untungnya suara itu berhasil membuat semua orang di lapangan tidak penasaran lagi. Mereka melanjutkan upacara dengan khitmat.

"Terima kasih Tuhan." Ucap Ryan bersyukur tak ada lagi yang penasaran dengan keberadaan mereka.

"Nathan, is the best lah." Dylan memuji Nathan dengan pikirannya yang tanggap, seraya mengacungkan jempolnya. Senyum lega tersungging di bibir Ryan dan Dylan. Nathan yang melihatnya ikut tersenyum sangat lega.

"Hua, Dylan, Ryan." Saking leganya, Nathan memeluk kedua sahabatnya itu dengan merengek seperti anak kecil.

"Cup cup, Nathan anak yang baik." Ucap Ryan seraya menepuk punggung temannya itu.

"Ya, anak yang sangat baik." Senyum hangat tersungging di bibir Dylan saat mengatakan itu. Akhirnya, mereka segera menyudahi acara berpelukan ala teletabis.

"Ayo, lanjutkan rencana." Dylan mengajak kedua temannya itu untuk melanjutkan misi.

"Tunggu, bagaimana caranya agar suara kunci-kunci ini tak bisa didengar oleh mereka?" Timbul pertanyaan dari Nathan.

"Kalian bawa buku kan?" Tanya Ryan pada mereka.

"Tentu saja." Dylan dan Nathan kompak menjawab pertanyaan Ryan.

"Bagus, kita bisa menyelipkan kunci-kunci ini diantara lembaran buku. Meskipun masih berbunyi, setidaknya itu tak segaduh tadi." Ryan menjelaskan usulnya bak ilmuwan ternama yang baru saja menemukan penemuan terbaru.

"Benar, that's great idea." Jawab Dylan menggunakan logat bhs. Inggris seraya mengangguk paham.

Tak ada komentar dari Nathan, ia langsung melakukan hal itu. Ryan dan Dylan juga segera melakukan hal yang sama tanpa basa-basi agar mempersingkat waktu.

"Kita gunakan jalan setapak yang ada di belakang kelas agar tak ada yang mengetahui. Ayo bergegas, Kory mungkin sudah menunggu." Nathan mengingatkan mereka dengan keadaan Kory diluar sana. Dylan dan Ryan mengangguk, lalu segera melakukan hal tersebut.

Sementara itu.......

"Pak, maaf ya...." Setelah mengatakan hal itu, Kory membalikkan badannya. Menendang kepala Pak satpam dengan sangat keras, lalu segera pergi meninggalkan Pak satpam yang terkapar pingsan di atas tanah.

'Kuharap kalian sudah membuka gerbangnya, aku mengandalkan kalian.'  Ucap Kory dalam hati dengan terus berlari ke arah gerbang belakang.

Dengan ini resmi dinyatakan.......

Mission: Ahlikan perhatian satpam
Complete!

Sementara Dylan, Ryan, dan Nathan masih berusaha menjaga keseimbangan untuk berjalan di jalan setapak belakang kelas. Beberapa langkah lagi mereka akan berhasil mencapai gerbang.

3 langkah lagi....

2 langkah lagi.....

1 langkah lagi....
.
.
.
.
.
.
Dan.......
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung........

Hualo guys

Saat momen lebaran seperti ini marilah kita habiskan waktu lebih banyak bersama keluarga. Taruh hpmu dan lakukan hal positif. Tapi ya jangan ditaruh terus hpnya, entar yang baca cerita gue siapa nih?😂

Catatan,

Si penulis

Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang