Drama Of The Day

474 53 19
                                    

Bagiku, di dunia ini tak ada orang yang melakukan sesuatu tanpa alasan. Hukuman selalu memiliki alasan. Seperti tanaman yang selalu memiliki akar.

Falshback.....

Setelah membaca puisi, terjadilah hal yang tidak terduga.....

" Kumpulkan pr kalian di atas meja! Yang tidak mengerjakan, silahkan keluar, pintu selalu terbuka." Bu Ratna mengancam muridnya jika tidak mengerjakan pr, dengan tatapan maut yang tidak mematikan. Bagaimana bisa muridnya takut, orang dia pakai kacamata hitam.

Semua murid di kelas mengumpulkan pr dengan santai. Jarang ada yang tak mengerjakan pr di kelas ini, sesuai dengan nama kelasnya ' Famous and Diligent Student😎'

Ryan membuka tasnya, mencari buku pr. Dan.....

NIHIL! BUKU PRNYA GAK ADA.

Ryan langsung panik banget, dia juga menampilkan wajah lesunya.

'TAMATLAH AKU!' Jerit Ryan dalam hati. Meskipun begitu, dia tak putus asa mencari buku prnya. Dan akhirnya, dia menemukan......
.
.
.
.
.

Sebuah kertas kecil yang dilaminating seperti kartu yang berharga.

'Asik! Gak ada buku pr gpplah, yang penting dapet atm,' Ryan mengira kalau kartu yang ada di tasnya adalah atm. Dan dengan sekejap, wajah lesunya berubah jadi wajah yang sangat gembira. Senyumnya seterang lampu Neon yang menerangi bangunan. Diambillah kartu itu, dan....
.
.
.
.
.
.
.

Terdapat foto seorang cowok, setengah badan dengan background merah yang berukuran 3x4 cm😂.

' Hmmm, inikan fotonya Dylan.' Ryan kenal persis foto di kartu itu yang merupakan foto temannya Dylan. Mulailah dia membaca tulisan di kartu itu, dan......

..
.
.
.
.
.
.
.
.

'INIKAN BPJSNYA DYLAN!' Ryan sontak terkejut mengetahui kartu tersebut adalah kartu BPJS milik Dylan😂.

'Udah buku pr gak ada, malah dapet kartu BPJS. Apa ini pertanda gue harus segera berobat sebelum terlambat? Emang gue sakit apa? Sakit jiwa?' Beribu pertanyaan bermumculan di otak brilian Ryan.

"Ekem, Ryan, dimana buku prmu?" Tanya Bu Ratna menginterogasi Ryan. Pasalnya, Bu Ratna tak melihat Ryan mengumpulkan buku prnya.

"Bu, gue kalo ngomong gak bakal mati kan?" Tanya Ryan dengan takut, mempersiapkan mental dan fisik untuk mendengar jawaban gurunya.

"Hahaha, gak pa-pa ngomong aja." Bu Ratna malah tertawa melihat wajah takut Ryan.

"Buku pr saya gak ada." Jawaban singkat, padat, dan jelas keluar dari bibir Ryan.

"APA?!" Bu Ratna kaget se kaget-kagetnya. Ryan menyadari kesalahannya dan segera keluar kelas. Mempertanggung jawabkan kesalahannya, dengan pertanyaan yang selalu menghantui........

'Dimana buku prku????'

Flashback off

"Yah, begitulah ceritanya." Sepanjang Ryan bercerita, Kory memperhatikan dengan khidmat dan khusyuk hingga dia tertidur.

"K O R Y!!!!!" Ryan yang melihatnya sungguh kesal. Kory langsung bangun dengan masih ngantuk.

"Ya?" Kory baru saja bangun tidur lalu langsung di suguhi tatapan maut yang mematikan dari kakaknya.

"Meskipun aku menutup mata, namun telingaku bolong, aku masih bisa mendengar semua omonganmu dengan jelas." Hibur Kory yang berusaha meredamkan amarah kakaknya. Asal kalian tahu, kalian harus takut jika Ryan marah. 

"Hah, terserah!" Ucap Ryan membuang muka kesal. Namun tak lama, dia kembali lesu lagi. Kory yang melihatnya jadi prihatin lagi, namun....

"Kak, coba lihat kanan dan kirimu."

Ryan yang mendengarnya hanya menuruti perintah. Disana, puluhan cewek melihatnya dengan gembira, tatapan bahagia, dan semangat yang membara. Kory tahu, kakaknya pasti akan senang melihat orang bahagia. Perasaan itu mengalir mengalir seperti sihir yang membuat orang lain merasakan kebahagiaan mereka.

Ryan tersenyum, senyumnya yang seterang lampu Neon menerangi bangunan kembali lagi. Kory yang melihatnya ikut tersenyum senang😊.
"Hahaha, welcome to asiknya kena hukuman!" Ucap Kory menyatakan selamat datang kepada abangnya.

"You know something? Tak selamanya hukuman itu menyiksa." Sambung Kory sok cool menggunakan bahasa Inggris.

"Hiks..." Ryan menangis haru.

"Why are you cry, my brother?" Kory memang menggunakan bahasa Inggris untuk berbicara, tapi logatnya khas orang Jawa banget.

"Adik kulo akhire saget ngomong bahasa Inggris. I'm proud of you." Perpaduan antara bahasa Jawa dan Inggris yang ada dalam perkataan Ryan membuat semua orang terpukau. Bisa berbicara bahasa Inggris bukan berarti kita melupakan bahasa daerah kita kan?

"Alhamdulillah bang." Kory bersyukur sekali setelah sekian lama, akhirnya dia bisa bahasa Inggris. Dulu sih bisa, tapi cuman setengah-setengah.

"Beri tahu rahasianya biar bisa bahasa Inggris dong." Dolly yang mengetahui percakapan antara Ryan dan Kory ikut bicara.

"Awalnya sih coba-coba😂," Kata Kory menjawab. Mulailah sebuah drama....

"Trus?" Dylan juga ikut bicara dan menahan tawanya. Pasalnya, Kory sekarang sedang berakting seperti orang yang kecanduan narkoba di tv-tv itu, yang wajahnya disensor dan suara cempreng khas yang mengikuti.

"Tapi, lama-lama ketagihan." Kory berakting dengan sangat baik sekali. Membuat semua murid yang melihat jadi tertawa.

"Apa alasannya anda mencoba?" Akhirnya, wajah lesu Nathan hilang berkat drama Kory. Aku memberikan penghargaan kepada Kory si penebar tawa. Alasannya karena, tak ada tangis saat dia ada. Cewek-cewek aja langsung ketawa gak jelas saat lihat mukanya.

"Semua ini gara-gara abang saya. Dia pinter bahasa Inggris tapi gak mau ngajarin saya. Hiks...hiks," Kory menangis. Merasa dia menjadi korban atas tindakan jahat kakaknya.

Kakaknyapun ikut menangis.

"Hueee, adikku." Sang kakak berlutut memegang tangan adiknya. Seolah ia ingin meminta maaf.

"Apa?" Kory menyeka air matanya yang hampir jatuh.

"Hiks... Bukannya aku gak mau ngajarin, tapi kamu itu gak bisa diajarin. Kamu bodoh!"

"Aku tahu." Dengan lapang dada, Kory menerima kenyataan yang pahit itu.

"Huee, abangku." Kory merengek seperti anak kecil. 

"Ya?"

"Hiks.... Kamu jahat!" Ucap Kory menangis, dengan tangannya yang masih digenggam tangan sang kakak.

"Aku tahu."

"Tapi kenapa......." Jawab Ryan terputus.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"AKU MASIH MENYAYANGIMU."

"Huee, adikku!"

"Abangku!"

Drama hari ini diakhiri dengan pelukan penuh kasih sayang antara kakak dengan adiknya. Penonton juga tersenyum haru menyaksikan.









Bersambung.........

Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang