Pilot Tobot In The Mission

242 30 4
                                    

Autor pov....

Semua jam tangan milik pilot Tobot berbunyi, menandakan akan ada misi untuk mereka. Tanpa membuang waktu, mereka semua pergi menuju Tobot mereka masing-masing.

Satpam membukakan pagar untuk mereka, seolah mereka sudah mendapat izin untuk keluar sekolah.

Tanpa sengaja mata satpam dengan mata Kory bertemu...
"Kamu yang kemarin telat itu kan?!"

Kory tersenyum jahil, dan dengan entengnya dia berkata....
"Ups, ketahuan."

Satpam terlihat merutuki Kory dari belakang, tapi Kory tidak peduli. Rangkaian kalimat membentuk pertanyaan hadir di dalam pikirannya.

'Disaat sering terjadi kasus penculikan seperti saat ini, kenapa gue dapat misi? Apa mungkin ada kaitannya dengan kasus penculikan yang marak saat ini? Kalau memang benar, kenapa gue dan pilot Tobot lain yang dapat misi seperti ini? Bukankah itu urusan pemerintah?'

Kory tidak banyak bicara seperti biasanya, dia hanya menatap puluhan poster dengan wajah seseorang dan tulisan...

Sedang dicari

Tidak hanya satu poster, tapi ada puluhan poster seperti itu dengan wajah yang berbeda.

"Y, bisakah kita melihat berita?" Kory penasaran dan tidak tenang dengan misi yang akan mereka dapat nanti.

"Tentu saja bisa, btw, tumben lihat berita?" Tobot Y tahu betul kalau Kory tidak begitu menyukai berita.
"Apa akan terjadi hal buruk?" Tanya Tobot Y sekali lagi, seolah dia bisa merasakan apa yang dirasakan pilotnya.

"Haaaaah, semoga tidak akan terjadi hal buruk, Y."

Tanpa bertanya lagi, Tobot Y segera menyetel siaran berita di TV.

''Dikabarkan hari ini korban penculikan bertambah menjadi lima puluh orang! Korban penculikan kebanyakan berasal dari usia remaja. Sekarang saya sedang berada di tempat kejadian penculikan, mari kita ma-..... ''

Kory langsung panik dan gelisah lalu menyuruh teman-temannya yang lain agar melihat berita.
"Nathan, Ryan, Dylan, lihat berita sekarang!!!"
Keringat dingin terlihat bercucuran di kening Kory saat mengatakan itu.

"Baiklah kami akan lihat, tapi tenanglah, lo terlihat sangat panik, Kory." Ryan, kakaknya dan sekaligus kembarannya itu merasakan ketakutan dan kepanikan yang hebat dari Kory, perasaan itu juga mengalir kepadanya.

Dia serta Nathan dan Dylan langsung melihat berita...

"Ya, maaf tadi jaringan kamera kita sempat terputus dan tempat kejadian sempat mati lampu sesaat. Sekarang, reporter kita yang tadi membawakan berita ini tiba-tiba menghilang, dan polisi sedang menyelidiki masalah ini."

Semua mata pilot Tobot terbelalak dan terkejut mendengar berita itu, dengan keras, kompak, dan gelisah mereka berteriak bersamaan...

"KAK NEON?!"

Yap, reporter yang dikabarkan menghilang itu adalah Neon, salah satu pilot Tobot yang sama seperti Kory, Nathan, Dylan, dan Ryan.

"Tunggu sebentar, kak Neon kan sudah bukan remaja tapi kok diculik ya?" Tanya Nathan dengan sangat heran, seperti itu adalah pertanyaan tingkat tinggi yang bahkan ilmuwan sekalipun akan kesulitan menjawabnya. Keningnya berkerut, seperti seorang ilmuwan yang sedang meneliti sesuatu.

"KAN KEBANYAKAN KORBANNYA USIA REMAJA, JADI KORBANNYA GAK CUMA REMAJA, mengerti cucu hebat Albert Einstein?"
Mereka kesal dengan pertanyaan tingkat tinggi yang dibuat oleh Nathan.

Dan sementara Nathan dengan wajah polos yang tidak berdosa menjawab...
"Oh begitu."

Di tempat lain....

'Drrrrrtttt.' Ponsel milik ayah Ryan dan Kory bergetar, dia heran ada yang menelfonnya dijam segini. Awalnya, dia mau mengabaikan ponsel itu dan melanjutkan pekerjaannya, tapi firasatnya mengatakan bahwa dia harus mengangkat telfon itu.

Akhirnya, dia mengangkatnya...

"Halo? Ini siapa?" Tanyanya untuk memulai pembicaraan. Tidak lama kemudian, ada yang membalas perkataannya.

"Aku, ayahnya Neon."

"Oh iya pak, ada apa? Dan bagaimana kabarnya?"

"Saya baik, tapi-...."

Perkataan ayah Neon menggantung, sesaat kemudian dengan suara serak, cemas, dan gelisah, ayah Neon menjawab...

"Neon tiba-tiba tidak bisa dihubungi, apa pilot Tobot yang lain tahu bagaimana keadaannya? Saya khawatir, akhir-akhir ini banyak terjadi kasus penculikan."

"Tunggu sebentar pak, saya akan telfon putra saya. Tenanglah pak."






Bersambung.....

Maaf nih ye, author baru up sekarang. Minta do'anya agar author bisa menamatkan cerita ini, dan melanjutkan menulis cerita sambungannya.

Salam,

Si penulis



Bukan Orang BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang