Waktu kembali berlalu dengan cepat. Setelah kejadian itu, aku tidak ingin berlarut-larut merasa seolah dunia berakhir. Aku menjalani hidup sebagai Mahasiswa dan mencoba berdamai untuk segala hal.
Sejujurnya, aku bertemu dengan Pertus, beberapa kali, dan bisa dikategorikan lumayan sering. Darinya, aku tahu bahwa Andri dan Rendi kuliah di pulau jawa bersama Geri walau berbeda Universitas.
Dimas memutuskan untuk pindah ke rumah orang tuanya dan mengambil kuliah di daerah yang sama. Duta mengambil fakultas teknik sipil di daerah Kalimantan. Dan setelah menolak tawaran orang tuanya untuk sekolah di yayasan yang sama dengan rumah sakit tempat Ayahnya bekerja, Pertus mengambil kuliah di Universitas yang sama denganku. Tidak ke mana-mana.
Tapi kami memilih Fakultas yang berbeda dan jam kuliah yang juga berbeda. Dan itu menjadikan kami jarang bertemu setelah kuliah.
Dan tentu dia masih baik. Sesekali mampir ke rumahku dan kuakui kami tidak memiliki percakapan yang banyak. Karena sudah kubilang bahwa Pertus bukan orang yang bisa mencari topik pembicaraan dan aku sudah tidak banyak bicara saat itu.
Yuli memutuskan kembali ke Makasar dan mengambil kuliah di sana. Lalu Desi harus menemani Tantenya yang tertimpa musibah setelah kecelakaan di daerah Padang.
Saat itu, aku merasa Pattimura sangat sepi sekali. Dan Pak Mahmud juga bilang begitu ketika ada acara gotong royong.
Tidak ada anak seumuranku kecuali Pertus dan kami berdua sama-sama sibuk.
***
Aku masih suka menonton seandainya memiliki sedikit waktu lengang. Dan tahu bahwa Voldemort mati di tahun 2015 itu. Tahu jug Dilan dan Milea berakhir putus saat 2015. Banyak yang berakhir dan baru kuketahui di tahun 2015, kurasa. Sehingga jika gosip kiamat 2015 dan bukan 2012, aku akan percaya.
Tahun itu juga, Boruto The Movie rilis. Dia adalah anak Naruto dan entah kenapa aku tidak menontonnya. Kurasa, aku berada di masa Naruto dan itu cukup. Kebaradaan Boruto memperjelas bahwa masa-masaku, masa-masa Naruto, sudah berakhir.
"Liat Flashdisk Abang, nggak?" tanya Bang Bagas menyembulkan kepalanya ke pintu kamarku.
Bang Bagas masih sama, masih belum menyelesaikan Skripsinya. Dan hal itu membuatku sedikit muak dengan pertanyaan tentang barang-barangnya yang hilang. Terlebih aku tahu itu adalah siasatnya untuk mengulur-ulur waktu mengerjakan tugas.
Saat Bang Bagas pergi dari kamarku dengan muka cemberut setelah kuabaikan dengan lumayan sering, aku baru mengingat bahwa Flashdisk-nya memang ada padaku. Yaitu kugunakan untuk menonton Deathly Hollow part 2, series terakhir Harry Potter.
Jadi kuputuskan untuk mencari di mana kuletakkan benda itu dan menemukannya di laci pertama mejaku. Dan membuatku terdiam untuk beberapa saat. Di tempat yang sama, Flashdisk yang dulu Dimas berikan kepadaku juga masih tersimpan rapi.
Flashdisk yang berisi film Naruto untuk Bang Bagas.
"Apa nih?" tanya Bang Bagas saat kusodorkan dua Flashdisk padanya, pertanyaannya itu hanya untuk Flashdisk Dimas.
"Film Naruto yang 200san, Abang pernah minta 'kan? Gue lupa ngasih," acuhku menjawabnya.
Dia melihatku curiga sebelum melempar Flashdisk Dimas dan langsung kutangkap. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk tuts setelah itu.
"Lihat nih," ucapnya menunjukkan layar laptop "...yang 200san udah dikasih Rendi. Gue tahu, itu isinya kursi goyang 'kan? Tiba-tiba nongol Setan. Gue tahu!" sambungnya seolah sedang kutipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ke : Kurikulum Kakak Kelas (Completed)
Novela Juvenil3 di #Kelas [7-9-2018] Hampir 13 tahun temenan dengan mereka buat gue yakin kalo sebenarnya mereka ini Teripang, binatang laut yang kalo jalan gesek dan nggak punya otak. Terlebih ketujuh orang ini juga nggak punya kamus bahasa dan tata krama. Kadan...