"Kenyataan pehit adalah saat kamu masih tetap berjuang untuk orang yang sama sekali tidak ingin kamu perjuangkan!! "
☁☁☁
Gadis cantik berponi itu sedang memandang sekolah barunya dengan takjub. Sekolah bercat putih dengan nuansa seperti sekolah-sekolah yang pernah gadis itu lihat difilm-film drakor yang pernah dia tonton.
"Gila, ini sekolah apa kerajaan seriwijaya yang belum ditemui asal-usulnya sih?" gumam gadis cantik itu.
Gadis itu terus berjalan menyusuri koridor yang hampir penuh karena sekarang memang sudah hampir masuk, mungkin sekitar sepuluh menitan lagi bel akan berbunyi.
Tujuan utama gadis itu adalah 'ruangan kepsek'. Karena bingung, akhirnya gadis itu memutuskan untuk bertanya, you know lah, sekolah yang luasnya mungkin mengalahkan stadion terbesar, mana mungkin orang baru akan tau letak tempat semacam ruangan khusus atau kelas.
Gadis itu melihat beberapa orang siswa yang sedang berjalan kearah yang berlawanan dengannya. Gadis itu memutuskan untuk bertanya kepada mereka, dia menghadang siswa yang diketahui berjumlah enam itu dengan kedua tangannya.
"Eh? Tunggu dulu dong!" ucap gadis itu dengan kedua tangan direntangkan kesamping. Siswa yanga ada didepannya memandang gadis berponi itu aneh. Siswa yang diketahui bernama Geraldo K.L, itu mengernyit dahi bingung seolah bertanya, 'Kenapa?'.
Gadis itu melanjutkan ucapannya, "Gue mau tanya? Ruang kepsek dimana ya?" ucap gadis itu sembari tersenyum
Gerald membalas senyum itu, tetapi dengan senyum miring, "Oh, dari sini kamu lurus, terus belok kiri. Nexs, kamu tinggal lurus aja!!" ucap Gerald dan langsung berjalan diikuti kelima temannya. Sejak kapan Gerald menggunakan kata ganti 'lo' menjadi 'Kamu'
Setelah jauh dari gadis itu barulah mereka terbahak.
"Gila, gila, gila. Itu anak barunya, cantik. Maneh mah belegug. anak orang dikerjain. Kasian gubluk!! Gue tolongin ahh!!" Brian berniat berlari untuk menghampiri gadis cantik yang benasib malang itu, tetapi sebelum benar-benar berlari ancaman Gerald berhasil menghentikan langkah Brian.
"Maju satu langkah, pulang tinggal nama!!" sadis bukan. Brian hanya mencabik kan bibir kesal.
☁☁☁Ditempat lain, gadis berponi itu terus berjalan mengikuti instruksi dari siswa yang tadi dia bertanya. Dia berjalan lurus,belok kiri dan lurus, sesuai instruksi, tapi kok? Jalannya buntu. Hanya ada tembok yang menjulang tinggi, berarti dia dibohongi. Benar-benar.
Kekesalan gadis berponi itu sudah sampai diumbun-umbun. Pasalnya dia sudah capek berjalan kesana kesini tetapi tidak sesuai apa yang diinginkan. Ibaratnya sih, kalau kalian udah pdkt, terus deket. Eh? Orang itu pacaran sama orang lain, kan nyeseg.
Gadis itu menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri bermaksud meminta bantuan apa siapapun yang lewat, tidak termasuk jurig.(jurig=Hantu).
Mungkin nasib gadis itu sedang baik, gadis itu melihat ada seorang siswa berkacamata tebal sambil membawa tumpukan-tumpukan buku berjumlah lumayan banyak, hampir menutupi seluruh wajah siswa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...