"Seperti Langit dan Bumi. Tidak akan pernah bersatu, Tetapi saling melengkapi"
☁☁☁
Istirahat, satu kata tetapi bermakna. Itulah yang semua murid akan katakan. Mereka bisa terhindar dari suasana mencekam apabila guru yang mengajar dikelas mereka dikenal killer atau mereka bisa terbebas dari suasana yang membosankan. Seperti yang Gerald rasakan, dia sangat bersemangat saat mendengar dentingan bel istirahat berbunyi.
Dia berserta kelima temannya berjalan beriringan menuju kantin untuk memberi makan cacing-cacing diperutnya. Setelah sampai diambang pintu kantin, mereka memilih untuk duduk dikursi pojok kantin. Tempat itu sudah diseterilkan hanya untuk mereka berenam.
Kalau ada yang duduk disitu sama aja dia mencari masalah dengan para jagoannya SMA Rajawali.
Lain halnya dengan Lisa, dia sedang duduk bosan di salah satu kursi yang ada dikantin, tidak lupa pula dengan teman barunya, Rara.
Lisa hanya mengaduk-adu makanannya tanpa minat. Sedangkan Rara? Dia sedang asik memakan makanannya sembari membuka aplikasi Instagram miliknya dan sesekali dia menjerit histeris.
Ponsel yang sedari tadi ada diatas meja berbunyi, membuat Lisa menoleh kearah ponsel itu untuk melihat siapa yang menelpon. Lisa mengembangkan senyumnya saat yang menelpon sahabatnya dijakarta, ralat sahabatnya mem-vidio call. Tanpa buang waktu, Lisa langsung menggeser tombol hijau keatas layar.
Terdengar suara cempreng disana.
"O my god, Lisa gue rindu lo!!" suara Jisa dari sebrang sana.
"Jangan rindu berat, kamu tak akan kuat. Biar aku saja!" balas Lisa menirukan dialog film layar lebar yang diangkat dari novel itu.
"Sibege!! Kalau lo ada sisini mungkin tuh pala udah gue toyor!" Jennie memasang wajah sangarnya.
Lisa mengelus dadanya, "Huh. Utung gue ngga disana"
"Lisa gue kangen. Lo balik lagi kesini ya, ya, ya. Oh iya, lo juga ditanyain sama kak Juna loh. Katanya lo pindah udah kaya ditelan bumi ngga bilang-bilang. Padahal kita disini lagi butuh lo buat ngelatih peserta baru yang mau masuk eskul dance!" Rosa bercerita menggebu-gebu, tetapi Lisa bisa melihat bahwa Rosa sedang menahan air matanya.
Lisa juga rindu mereka, Lisa juga ingin kembali, Tapi dia tidak bisa. "Gue juga kangen kalian, tapi gue ngga bisa apa-apa. Lo tau gue kan? Gue ngga akan nolak permintaan bokap gue. Gue sayang dia, gue cuma punya dia didunia ini. Kalau gue nolak dia, otomatis dia sedih. Dan gue ngga mau liat dia sedih. Tapi nanti, gue akan kembali lagi kejakarta. Gue janji!!"
"Promess?"
"Promess!!" Lisa menjulurkan jari kelingkingnya dan mereka bertingapun menyambut juluran tangan Lisa, walau terhalang dengan layar ponsel.
Tak terasa satu tetes air mata Lisa jatuh bersama redupnya layar ponsel yang ada digenggaman Lisa.
Rara yang melihat itu hanya mengernyit dahi bingung, "Lisa, Are you okey? " tanyanya.
Lisa mengangguk, tapi Rara menggeleng, "no. you're not good. why, story with me!"
"Sebenarnya, gue juga ngga tau apa masalahnya sampe-sampe bokap gue pindah dibandung. Ini tuh udah kaya teka-teki yang harus gue temuain jawabannya. Bokap juga ngga pernah kasih alasan yang jelas ke gue. Gue bingung!" ucap Lisa tampak frustrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...