GERALISA-26

719 33 0
                                    

"Pernah ku berharap bahwa kisah ini sebaiknya tidak pernah berakhir. Namun, sekeras apapun aku mencoba. Nyatanya semua telah usai, bersama engkau yang mungkin lebih memilihnya."

☁☁☁

"Jadi, kenapa lo kaya gembel tadi?" tanya Bara yang masih penasaran dengan sikap gadis didepannya ini.

Clara mendongak, namun dimulutnya masih terdapat banyak makanan yang belum terkunya semuanya, "Jangan terlalu penasaran, ntar orang yang lo penasarin baper loh. Kan kasihan,"

Tuh kan! Bucin lagi.

Bara menghela napas gusar. Ingin marah tepatnya. Namun pemandangan didepannya menyurutkan emosi yang sempat timbul tadi. Clara, gadis yang seperti malaikat bila diluar, tapi didalamnya sepeti iblis itu sedang menyuap sendok demi sendok mie ayam dengan rakus. Memangnya dia tidak makan berapa bulan sih?

"Bar, boleh nambah ngga?" tanya Clara, padahal mangkuk mie ayamnya belum habis sempurna.

Bara melotot, "Gila lo! Anak SMP lo porotin,"

"Lo kira gue ngga apa! Gue juga SMP bego! Liat muka gue," gadis aneh itu berpose imut. "Manis kan!" ujar nya marah.

Tidak ingin ambil pusing. Bara memanggil penjual mie ayam dan suruh membuatkannya lagi. Kasihan kan gembel satu ini.

"Pak! Mie ayamnya dibungkus ya!!" teriak Clara seolah olah itu adalah ruang karoke yang serba tertutup.

Ternyata jalan dengan gadis cantik seperti Clara bukan malah membanggakan untuk Bara, tetapi memalukan. Jadi, untuk kalian yang masih memilih pasangan dan memandangnya karena cantik, itu terlalu percuma kalau otak sama wajah itu bertolak belakang.

Bara mengernyit, "Kenapa dibungkus?"

Merasa ditanya, Clara menoleh kearahnya, "Buat dirumah," jawabnya santai.

"Ck ck ck. Kan dirumah ada emak lo yang masak," Bara menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan menatap Clara intens.

"Gue tinggal sama nenek gue. Dan kebetulan nenek gue suka sama mie ayam,"

"Nyokap lo? Bokap gitu? Kemana?"

"Nyokap sama bokap gue cerai dan ninggalin gue sama nenek gue. Mungkin karena dulu gue nakal, eh ngga deng, sampe sekarang pun gue nakal. Tapi gue batesin, kan gue juga harus bantu nenek gue,"

Lega rasanya bila sudah berbagi beban derita yang selama ini selalu dipendam sendiri dan tidak tahu haru kepada siapa menyampaikannya. Itu juga hal yang dirasakan Clara sekarang.

☁☁☁

Setelah beberapa minggu mereka mulai dekat dan sering menjalani hari bersama-sama. Bara meminta Clara datang ditempat yang sudah bara siapkan.

"Kenapa Bar?" tanya Clara, saat mereka berdua sudah duduk disebuah kafe yang membuat mereka dekat pertama kalinya. Bara tampak bimbang sembari mengaduk kopi panasnya.

"Gue..." Bara menggaruk tengkuk belakangnya. Itu adalah hal yang dia lakukan ketika dia ragu dan kecewa.

Clara menaikan sebelah alisnya menunggu kelanjutan cerita Bara.

GERALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang