"Hari ini hujan turun membasahi bumi. Kata semua orang, hujan selalu mengingatkan mereka pada seseorang dan merindu. Dan ternyata mereka semua benar. Karna kini, aku merindu,"
☁☁☁
Bandung-2013
Hari itu hujan turun membasahi bumi menimbulkan semerbak harum tanah tersiram air. Hati yang kosong termenung, memikirkan bagaimana nasibnya kini. Saat semua orang meninggalkannya satu persatu.
Sungguh disayangkan bagaimana rasanya dihempaskan oleh semua orang yang dulunya saat disayangi, kini perlahan menjauh menimbulkan luka yang sangat dalam.
Saat itu, Geraldo Knight Lazvard duduk teremung di sebuah halte tak tau arah. Entah mau kemana? Atau kini?
Kenangan demi kenangan tentang kata-kata untuk ikut ayah atau ibu itu yang membuatnya bingung. Oh ayolah, mana ada seorang anak harus memilih saat hatinya sudah nyaman pada kasih sayang kedua orang tuanya. Kadang mereka tidak pernah memikirkan perasaan anak mereka sebelum memutuskan berpisah. Padahal anak Broken home itu menyedihkan dan berdampak buruk pada masa sosialnya. Mereka berdua hanya mementingkan ego yang terlalu tinggi dan memilih kata pisah.
Mata hijaunya menatap kearah dimana ada seorang siswi yang menggigil kedinginan. Gerald tidak peduli, toh dia juga kedinginan karena tidak membawa jaket atau sweater. Gerald menoleh kan tatapannya saat kepala gadis yang tadinya tertunduk kini terakngkat sempurna, menatap kearah Gerald bingung.
Tidak memperduliakan itu, Gerald tetap pada posisinya, termenung. Menatap deras hujan yang tidak berniat berhenti menumpahkan tangisnya kebumi, tanpa peduli bumi kesakitan ditimpah air hujan yang sangat deras. Mungkin, kalau Gerald jadi langit, Gerald akan melakukan hal yang sama. Menangis dengan deras, menumpahkan seluruh resah gelisanya selama ini. Namun, Gerald bukan langit, dan Gerald tidak setinggi langit. Dia hanya manusia bodoh yang masih berharap bahwa yang dia dengar tadi hanyalah kembang tidur yang akan hilang saat dirinya terbangun.
Tapi, itu semua nyata saat ada tangan mungil yang menepuk punggungnya lembut.
"Kamu ngapain disini?" tanya gadis yang tadi duduk diujung kursi jauh dari Gerald.
Gerald menoleh sinis, sok kenal sekali gadis ini.
"Kamu ngapain?" tanya gadis itu kembali, namun kali ini desertai dengusan kesal.
Sama seperti tadi. Gerald hanya melirik sesaat sebelum menoleh kembali kearah jalan.
Gadis itu menoleh kearahnya, "Sayang banget, ganteng-ganteng gagu,"
Gerald menoleh tidak terima, "Gue ngga gagu,"
"Udah tau," gadis itu menatapnya tepat di iris mata hijaunya.
"Tau dari mana?" tanya Gerald seperti orang bodoh.
"Tadi kan kamu udah ngomong," ujar gadis itu terkekeh.
"Lena Wiratmaja, kau?" gadis itu mengukurkan tangannya kearah Gerald dan mendapatkan tatapan bingung.
Tanpa pikir panjang, gadis bernama Lena itu mengambil tangan Gerald dan menjabatnya.
"Geraldo Knight Lazvard, kan?" tanya Lena.
Gerald semakin dibuat bingung olehnya, "Tau darimana lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...