"Jangan membuatku cemburu. Itu pesanku. Karena aku tidak bisa memastikan orang yang mencoba mendekatimu akan baik-baik saja."
☁☁☁
Gerald melangkahkan kakinya menuju dimana kelasnya berada. Dari arah depan, Gerald melihat Panji yang sedang berjalan membelakangi dia sambil memegang ponsel canggih miliknya.
Dengan semangat 45, Gerald berlari mengejar langkah Panji.
"Istriku sayang!" Tangan Gerald merangkul bahu Panji.
Panji memalingkan perhatiannya kearah Gerald. Kemudian memasukan ponsel yang tadi dia mainkan kesaku cenala birunya.
"Kenapa lo? Seneng amat?" tanya Panji yang melihat wajah glowing milik Gerald.
"Kan gue pake produk Korea," Gerald terkekeh membuat Panji mendelik.
Panji melepas rangkulan tangan Gerald dengan jijik, "Njir serem gue!"
"Pan. Lo nanti ikut keacara penobatan kan?" Tanya Gerald semangat, sembari meneruskan langkahnya.
Panji menatap Gerald merasa bersalah, "Sorry. Gue harus nganter nyokap keacara pernikahan anaknya Tante Mia Ge," ucapnya kembali merangkul Gerald.
"Yah, masa istri tersayang gue ngga dateng sih!" Protesnya lesu.
Mereka berdua memasuki kelas yang sudah dua tahun ini mereka tempati. Panji menepuk bahu Gerald sebelum akhirnya duduk ditempatnya, didepan Gerald.
Panji menoleh kebelakang, "Lo bisa kok tanpa gue Ge."
Gerald mengangguk kemudian meminta catatan Bara yang sudah duduk disampingnya.
"Kalau dirumah itu ngerjain tugas, buat catatan dan hal berfaedah lainnya. Bukannya malah maskeran!" Tegur Bara menusuk hati Gerald.
Gerald yang mendengar itu buru-buru menutup mulut Bara yang sudah lancang membuka kartunya. Bagaimana tidak, seluruh perhatian kelas kini tertuju padanya. Gerald yang dikenal sangar, maskeran? Sudah tanda-tanda akhir jaman.
"Lo kalau jadi Abang yang beneran dikit apa Bar." Ucapnya dengan pipi yang memerah karena malu.
Bara memutar bola matanya malas, "Ya Lo lagian maskeran bukannya ditutup pintunya," Bara mengambil buku yang disodorkan Gerald. "Btw, kemarin Lo maskeran pake apa Ge?" Lanjut Bara bertanya, dia memang cukup penasaran melihat Gerald menggunakan masker yang ditempel diwajahnya seperti membuat adonan donat.
Gerald mendekatkan kearah Bara, kemudian berbisik, "Gue maskeran pake Tepung beras campur susu beruang,"
Seketika itu, pandangan Bara langsung aneh.
"Gue liat rekomendasi dari yutub Bar. Udah ah, Lo jangan bongkar aib gue lagi!" Kesalnya melihat tatapan jijik milik kembarannya itu.
"Bukan gue yang bongkar aib Lo. Lo sendiri yang nyari aib!" Ucapnya tak terima.
Kemudian keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya Gerald duluan yang menyudahi kebisuan beberapa detik yang lalu.
"Bar?" Sapa Gerald terdengar berat.
Bara menoleh kearah Gerald, merasa tidak enak dengan apa yang hendak Gerald ucapkan selanjutnya.
"Kenapa?" Tanya Bara was-was.
Gerald membenarkan posisi duduknya. Sungguh, sebenarnya dia sendiri pun takut untuk mengatakan yang sejujurnya kepada Bara. Karena dia tau, kembarannya itu akan melarangnya, demi kebaikan Gerald sendiri. Dia tau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...