"jangan menjauh untuk dikejar atau jangan menghilang untuk dicari. Ingat, berjuang tidak sebercanda itu."
☁️☁️☁️
JAKARTA, 06/01/2019.
Gadis berambut pendek sebahu itu sedang duduk disalah satu kursi kantin biasanya.
Disana ada Jennie, Rose dan Jisa yang selalu menemani gadis itu saat dirinya membutuhkan sesuatu, termasuk memperbaiki hati.
"Udah dua bulan Lis," Rose mengingatkan gadis itu, Lisa.
Lisa menyeruput jus jeruk dihadapannya dan menatap mereka bertiga lelah, "Lo pikir gue ngga sakit gitu?" Tanyanya penuh penekanan.
Jennie menatap Lisa jengkel, "Lo masih ngga mau cerita?"
"Kita sahabat Lo Lis kalau lo lupa," Jisa menimpali dan ikut menyeruput teh manisnya.
Lisa menghela napas gusar, "Guys gue butuh waktu,"
"Udahlah biarin si kepala batu selesain masalahnya sendiri," Rose yang mulai lelah mengalihkan perhatiannya.
Tidakkah dia lupa, kalau perdebatan ini dia yang memulai?
"Makasih ya Rose," Lisa tau itu sindiran keras, namun dia berterima kasih dengan Dewi penolongnya satu itu.
"Lo masih berhubungan sama Kevano?" Tanya Lisa kepada Jennie.
Jennie mangangguk, "Kadang-kadang,"
"Kadang-kadang dibales, kadang-kadang ngga," dengan songongnya Jisa menambahkan membuat Jennie menggeram kesal.
"Emang kodratnya cool, mau dikasih yang hot juga ngga bakal meleleh. Batu es sih gebetannya," ujar Rose membuat Jennie mangangguk setuju.
Lisa menghela napas, "Lo kan belom putus sama pacar Lo Jen,"
"Terus?" Tanya Jennie.
"Ya, ngga pantes aja Lo udah punya pacar tapi udah suka sama yang lain lagi," nasehat Lisa membuat Jennie menoleh kearahnya.
"Ngga usah sok polos deh Lis. Kita itu sama-sama pendosa," ujarnya terkekeh.
Lisa melempar Sukro yang ada ditangannya, "Sialan,"
Kemudian mereka berempat terkekeh bersama. Memang kalau mereka sudah berkumpul, percakapan absurt akan terjadi. Namun jika diatara keempatnya tidak lengkap, maka akan dijadikan bahan gibah. Sungguh indah bukan dunia pertemanan.
☁️☁️☁️
Lisa berjalan menyusuri trotoar setelah pulang sekolah. Hari ini sopirnya tidak menjemput Lisa, alhasil dia harus berjalan sendiri mencari halte bus. Pikirannya melayang kekejadian beberapa bulan yang lalu, sedih memang meninggalkan hati yang dia biarkan tumbuh disana.
Mata Lisa menoleh kesana kemari menatap keindahan jalan yang tertutupi oleh banyaknya motor dan mobil yang berlalu lalang. Mata Lisa membelalak. Menatap seseorang didepan sana yang sedang duduk disalah satu warung sebrang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...