GERALISA-27

694 29 0
                                    

"Biarlah orang berkata buruk tentangmu. Tidak usah membalas, kau hanya perlu menunjukan kilau memukaumu agar mereka bungkam."

☁☁☁

Persidangan sudah berlangsung selama beberapa jam yang lalu. Namun suasana tegang sampai sekarang masih dirasakan oleh kedua anak kembar itu. Dia antara penonton, Gerald dan Bara duduk terpisah jauh. Entahlah, seperti ada jarak diantara keduanya.

Seharusnya mereka saling mendukung disaat suasana seperti ini. Bukan saling menjauh.

Mereka bingung. Gerald bingung. Kenapa Bara tiba-tiba menjauhinya. Apa Bara masih marah tentang semalam? Kalau memang iya, siapa yang kekanakan sekarang?

Soal hak asuh. Kedua orangtuanya setuju untuk mengijinkan Gerald dan Bara tinggal satu bulan lagi. Karena pengambilan nilai tengah semester sedikit lagi. Akan tanggung bila mereka tergesah-gesah.

"Gerald!" teriak seseorang dari arah belakang. Gerald menoleh, mendapati Lena yang berlari kecil kearahnya sebari membawa satu gelas ice tea.

Gerald menatap Lena yang sudah berdiri dihadapannya. "Kamu ngapain dateng?" tanyanya ngomel.

"Kamu tuh ya! Bukannya disambut kek, malah diomelin," Lena menyerahkan ice tea dan disambut Gerakd bingung. Kemudian tangannya dia lipat dikedua dada, cemberut.

"Ini bukan tempat yang tepat untuk sambut-menyambut, Lena," ujar Gerald geram.

Lena terkekeh, "Yaudah. Jangan disini yuk, disana aja. Tadi aku liat Bara sama teman aku loh,"

"Kamu punya teman?"

Lena cemberut,"Dikiranya aku bukan manusia kali ya!"

Gerald terkekeh, kemudian berjalan menggandeng tangan mungil Lena ketempat yang Lena tunjukan.

Didepan gerbang pengadilan, Gerald melihat Bara dan seorang gadis-mungkin sepataran dengan mereka, sedang duduk disebuah warung bakso pak Udin. Gerald berjalan kearah sana karena tangan Lena yang menyeretnya.

Saat didepan Bara dan juga katanya teman Lena, Gerald benar-benar merasa canggung. Lena berdehem membuat dua sejoli yang tengah asik menikmati makanannya menoleh.

"Hai Clara!" sapa Lena riang, persis seperti anak kecik yang bertemu teman lamanya.

"Hai Lena!" sapa temannya Lena tak kalah riang.

Gerald menatap Bara, "Hai Bara!" katanya mengikuti gaya bicara Lena. Dia berupaya supaya tidak ada kecanggungan, sungguh didiamkan itu benar-benar tidak enak.

"Hai Gerald!" sapa balik Bara tak kalah riangnya.

Entah kenapa momen seperti itu membuat kecanggungan Gerald bertambah, bukannya berkurang.

Setelah acara sapa menyapa tadi. Percakapan pun didominasi oleh kedua mahkluk astral yang bertemu tadi. Entah apa yang seru dari percakapan itu, tapi mereka malah terkekeh sendiri. Padahal mereka belum bicara tentang topiknya.

"Lena lo tau ngga?" tanya teman Lena yang Gerald tau bernama Clara. Kemudian dia tertawa terlebih dahulu tanpa menyebutkan topiknya dan anehnya Lena malah ikut tertawa.

Gerald bingung. Kenapa disini dia merasa seperti mahkluk paling pinter didunia yang bertemu seekor anoa. Dan rupanya bukan hanya Gerald yang merasakannya, Bara pun sama ternyata.

"Mereka kenapa sih?" tanya Gerald menatap Bara.

Bara menoleh dan menggeleng, "Gue juga ngga tau. Kerasukan kali,"

"Satu orang aja gue udah dibikin pusing, sekarang tambah satu lagi," Gerald mengacak rambut frustasi.

"Dan lo ngga tau se-hiperaktifnya Clara," Bara menyeruput tehnya.

GERALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang