"Jangan seperti pelangi, yang datang untuk pergi. Jadilah, seperti senja
Yang pergi tapi berjanji untuk Kembali"☁☁☁
Hari berjalan begitu cepat. Detik demi detik terlewat begitu saja. Hari ini, Lisa kembali bangun pagi, untuk pergi kesekolah seperti rutinitas sehari-hari.
Lisa menengteng tas maroon nya kesamping pundak kiri. Tidak seperti hari-hari biasanya, saat berangkat sekolah Lisa menggunakan angkutan umum, hari ini beda, terasa sederhana namun spesial.
Dengan gerakan ekstra cepat, Lisa berlari menghampiri pintu, membuka knop pintu dan bergegas menguncinya. Ada yang menunggunya disana, mobil bewarna hitam sudah stay didepan sana. Pemilik mobil tersebut sedang bersandar di body mobil sebari tangannya sibuk menari-nari diatas layar persegi panjang itu.
Setelah sampai didepan pria itu, Lisa enggan untuk menyapa. Gerald-pria itu mendongakkan matanya saat matanya menangkap sepatu Nike pink milik seseorang yang ditunggunya tadi.
Senyum dibibir keduanya mengembang. Tidak ada grutuan saat Gerald menatap matanya, tidak ada lagi tatapan sinis saat mata mereka bertemu dan tidak ada lagi seruan kesal saat Gerald mengacak rambutnya. Semuanya telah berubah, walaupun tidak ada ikatan resmi diantara mereka.
"Untuk apa ada ikatan resmi, tapi selingkuh. Kalau bisa tidak memiliki ikatan remi tapi setia,"
Kata-kata seperti itulah yang selalu Gerald ucapkan kepada semua orangnya, termasuk kelima temannya. Dan Lisa menyetujui itu, menurutnya Gerald benar, banyak diluar sana yang sudah memiliki pasangan tetapi selingkuh, jadi kalian pilih yang mana?
"Udah?" tanya Gerald lembut.
Lisa mengguk, "Udah."
Kemudian mereka berdua masuk kedalam mobil hitam itu. Tangan Gerald hendak mengacak rambut rapi milik Lisa, tatapi ia urungkan saat melihat Lisa hendak melotot. Kemudian mereka berdua terkekeh.
Tidak ada suasana canggung didalam mobil, yang ada suasana hangat yang menghangatkan mereka berdua. Baik Gerald maupun Lisa, keduanya mulai membaik.
Mobil hitam Gerald berhenti dipelataran luas parkiran sekolahan. Gerald memutar body mobil membukakan pintu untuk Lisa. Sebenarnya, Lisa sudah menolak, bukan Gerald namanya kalau menyerah begitu saja.
Lisa melangkahkan kakinya setelah pintu mobil terbuka. Dia merasa seperti sedang berada diacara pesta dansa, dan meninggalkan sebelah sepatu kacanya. Lisa terkekeh geli dengan jalan pikirannya,
Sejak kapam cenderella naik mobil?
Gerald yang melihat Lisa tersenyum tidak jelas menautkan alisnya, bingung. Tidak mau ambil pusing, Gerald segera mengajak Lisa menuju kelas mereka. Tangan mereka tergantung, baik Gerald maupun Lisa tidak berani menautkan tangan mereka. Mereka takut menjadi tranding topik, sebenarnya bukan mereka berdua, hanya Lisa.
"Kamu kekelas duluan aja," suruh Gerald.
Lisa menautkan alisnya dan menatap Gerald garang, "Jangan bilang mau bolos?"
"Ngga bolos," Gerald terkekeh, "Cuma nongkrong bareng temen."
Lisa berdesis, "Seterah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...