GERALISA-38

684 35 1
                                    


jANGAN LUPA PENCET 🌟 DIPOJOK KIRI•
HAPPY READING 🖤

"Pura-pura tidak mencintaimu adalah sandiwara yang paling menyakitkan yang aku perankan,"

☁️☁️☁️

Hari minggu. Adalah hari dimana semua orang bermalas-malasan, ber mager-mageran ria dan hari dimana bangun siang lebih menyenangkan.

Itu pula yang dirasakan Lisa, Jennie, Rose dan Jisa. Mereka berempat sekarang sedang berguling-guling dengan selimut dan televisi yang menampilkan drama Korea kesukaan mereka semua.

Bukan tanpa sebab teman-teman Lisa menginap dirumahnya. Namun, mereka bertiga ingin tahu sosok kembaran Gerald yang Lisa ceritakan beberapa waktu lalu.

Saat mendengar suara motor berderung, mereka berempat kompak berdiri dari kasurnya dan menatap kearah jendela.

"Mirip banget Gerald Lis," Gumam Jennie yang berada dipojok.

Lisa mengangguk, "Pantes kan gue bingung,"

"Ade sama Abang sama gantengnya," Rose masih menatap kedepan sambil menunjuk-nunjuk.

Jisa mengangguk, "Bener Rose. Untung gue udah ada Aland, kalau ngga udah gue jadiin gebetan,"

"Kalau Aland denger bisa dimutilasi Lo Sa," Lisa memutar mata malas.

Jennie masih menatap kedepan. Memperhatikan pemandangan indah yang tuhan kasih cuma-cuma.

"Lis. Dia kan mirip sama Gerald, terus perasaan Lo gimana?" Lisa menoleh kepada Jennie.

"Gue bener-bener ngga ada rasa apa-apa sama dia. Wajah dia emang mirip banget sama Gerald, tapi gue bisa ngerasain perbedaan yang signifikan, yaitu hati mereka berbeda,"

"Dan lagi pula walaupun ada Bara disini. Rasa rindu gue ke Gerald makin bertambah," Lanjut Lisa.

Jisa menghela nafas mendengar penjelasan itu, "Ya Lo yang bego. Masih cinta tapi ninggalin,"

"Gue punya alasan guys," kata Lisa tidak terima dituduh yang tidak-tidak.

"Lo selalu bilang gitu Lis. Tapi Lo ngga pernah cerita ke kita. Apa kita ngga penting buat Lo?" Rose menatap Lisa yang berada disampingnya.

"Bukan gitu. Tapi setiap orang punya rahasia yang ngga mau diceritakan,"

Jennie memicingkan matanya tajam, "Kenapa ngga mau Lo ceritain?"

"Karena cerita pun ngga ada penyelesaiannya. Malah yang ada bikin gue sakit hati," ujar Lisa serkas.

Saat ini mereka berdua sedang berdiri didepan jendela. Masih menatap keluar padahal orang yang sedari tadi mereka lihat sudah pergi entah kemana.

"Pemandangan rumah Lo bagus ya Lis kalau pagi-pagi gini," Jennie tiba-tiba berbicara karena atmosfer dirumah Lisa terasa canggung.

Lisa berdehem.

"Mananya yang indah si Jenn," Rose bersuara membuat Jennie dan Jisa menoleh kearahnya kesal.

GERALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang