"Andai aku dapat memilih. Hal pertama yang aku pilih adalah tidak mengenalmu dan menaruh hati ini padamu,"
☁☁☁
Suara dentingan piano berhenti begitu pula dengan nyanyian Gerald. Tepuk tangan dari seluruh peserta from night membuat senyum nya mengembang. Perasaan bangga seketika lenyap saat matanya tertuju dengan wanitanya yang tidak berdiri seperti semua orang, dengan raut wajah....
Datar.
Gerald menepis pikiran negatifnya dan menggatinya menjadi positif. Tidak ingin berburuk sangka lebih jauh lagi.
Mungkin dia lelah.
Semua pasang mata masih menatapnya kagum, padahal dia sudah berjalan meninggalkan panggung dengan piano yang masih membisu.
"Hai," senyumnya mengembang saat sudah berada didepan wanitanya. Dia, Lisa mengulurkan tangannya memberi orange juice kepada Gerald dan disambut dengan senyum manisnya.
"Aku mau ngomong serius sama kamu," ucap Lisa membuat Gerald seketika menatapnya gugup. Bukan gugup seperti biasanya, kali ini berbeda. Dapat Gerald lihat dari raut wajah Lisa yang membeku, tidak seperti biasanya.
Bukan hanya Gerald, semua orang yang ada dimeja itupun menghentikan kegiatannya dan memandang Lisa penasaran.
"Lis!" Jennie memperingatkan.
Jennie hanya tidak mau membuat Lisa merusak momen malam ini, karena baginya ini momen penting untuk mereka terutama Irene yang sebentar lagi akan lulus. Lisa seakan tuli seketika. Telinganya dia tutup rapat begitu pun dengan hatinya.
"Aku mau ikut mereka ke jakarta," Lisa menunjuk Jennie, Rose dan Jisa. Dari ucapannya tidak ada keraguan sama sekali.
Gerald tersedak minumannya sendiri, mematap Lisa tajam, "Ngga lucu!"
"Aku serius! Ngga ada yang lucu dari kata-kataku tadi!" Delik Lisa kearah Gerald.
"Yaudah, aku ngga ngelarang kamu ikut mereka. Aku ngga mau menjadi penghalang kamu meraih kebahagiaan kamu, kamu mau ke jakarta? Yaudah, aku tetap disini, menunggu kamu," ujar Gerald yakin.
Lisa mendengus, "Orang yang setiap hari ketemua aja masih bisa selingkung, apalagi yang LDR,"
"Kamu ngga percaya sama aku," ucap Gerald menatap manik mata coklat Lisa.
"Bukannya ngga percaya. Kadang terlalu percaya juga engga baik buat hati,"
"Terus mau kamu apa?" lelah Gerald dengan perdebatan ini.
"Aku mau kita putus."
☁☁☁
Aku mau kita putus.
Satu kalimat, empat kata dan lima belas huruf mampu membuat seluruh dunia Gerald hancur seketika. Matanya perih karena sudah dua hari ini terus terjaga, seolah-olag mendukung suasana hatinya. Dan sudah dua hari pula Gerald selalu meminta alasan logis kenapa Lisa meminta dirinya dan dia putus, namun yang Gerald dapatkan jawaban yang sama.
Sudah dua hari pula Lisa meninggalkan bandung dengan kenangan-kenangan yang baru mereka buat.
Seharusnya, Gerald dapat mempertahankan hubungannyan! Seharusnya, dia tidak menyerah dengan mudah! Seharusnya dia menghalangi Lisa untuk pergi! Dan masih banyak SEHARUSNYA yang SEHARUSNYA dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...