GERALISA-42

270 24 8
                                    


Seharusnya tidak ada yang perlu disesali. Hanya saja, aku merasa kecewa tidak bisa memilikimu.

Lisa berjalan menyusuri jalan yang ada dibawahnya. Tujuannya entah mau kemana. Saat ini hati dan pikirannya sedang kacau, jadi dia memilih untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Karena terlalu pokus melirik kebawah terus menerus selama dia berjalan. Langkah kaki Lisa pun berhenti saat menatap sepatu Vans hitam dibawahnya.

Lisa melirik orang yang telah menghadang jalannya tanpa berdosa.

Lisa mengernyit, "Permisi," ucapnya membuat orang itu terkekeh kecil.

Orang itu mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Lisa, "Lo ngga kenal gue?"

Lisa menggeleng.

"Bagus deh. Mungkin kalau Lo kenal gue Lo bakal lari," dia menatap Lisa seolah telah lama mengenalnya.

Lisa hendak meneruskan langkahnya. Namun pergelangan tangannya dicekal orang itu membuat Lisa panik.

"Jangan pegang-pegang dong!" serunya agak marah.

"Dari dulu ngga pernah berubah," ucap orang itu menatap Lisa lekat.

Lisa bingung. Dia kenal Lisa, mengapa dirinya tidak mengenal orang itu sama sekali.

"Lo inget taman festival?" Lisa berpikir keras yang berhubungan dengan taman festival.

"Padahal dulu gue cuma mau kenalan sama Lo, sayangnya ada pangeran Lo waktu itu," ujarnya senang melihat perubahan wajah Lisa.

Lisa panik. Dia takut, orang ini yang dulu juga pernah berbuat hal seperti ini, namun ada Gerald saat itu. Lisa juga berdoa, supaya Gerald juga datang hari ini.

"Nama gue Panji," dia, Panji. Melepaskan cekalan ditangan nya dan mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

Lisa menatap tangan itu. Tidak berniat untuk menjabatkan tangannya ketangan Panji.

"Kenapa sih tegang banget?" Panji benar-benar terkekeh saat ini.

Lisa takut, "Gue harus pergi dulu,"

Panji masih menghalangi pergerakan Lisa membuat Lisa membentur dada bidang Panji.

"Mau kemana sih? Buru-buru banget,"

Lisa bergeming.

Panji memegang pergelangan tangan Lisa membuat Lisa segera menepisnya.

"Gue bilang ngga usah pegang-pegang!" Lisa marah.

Panji menaikan sebelah alisnya, "Gue yakin yang Gerald lakuin lebih dari ini," ucapnya membuat Lisa menggeleng.

"Setidaknya dia ngga kaya Lo. Brengsek,"

Panji tertawa keras saat ini membuat Lisa menatapnya takut.

"Tau apa Lo tentang gue?"

"Setidaknya tindakan dia ngga kaya gini didepan gue," ucap Lisa membuat Panji diam.

GERALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang