"Aku ini kau anggap apa sebenarnya? Teman penghilang sepi mu?"
☁️☁️☁️
Gerald menatap kosong tembok putih didepannya, pikirannya kacau sekarang, terlebih lagi hatinya.
Sesak yang Gerald rasakan lebih mencekam dari pada apapun, kali ini dia tidak ingin kehilangan wanitanya lagi, dia ingin terus menjaga wanitanya itu, namun kali ini dia kecolongan, dan dia merasa gagal sekarang.
"Arghh," frustasi dia menjambak rambutnya sendiri.
Gerald benar-benar kehilangan akal kali ini, dia sedih, marah, dan kecewa sudah menjadi satu dipikirannya saat ini.
Dengan kasar dia merampas jaket kulit hitam di kursi belajarnya dan melangkah keluar meninggalkan ruangan yang semakin mencekiknya secara perlahan.
"Ge, kamu tahu Lisa kemana engga? Dari tadi loh mama telpon ga aktif," ucap Rere menghentikan langkah Gerald, dari raut wajahnya wanita itu tampak sangat khawatir.
Gerald menghampiri Rere, "Mama tenang aja, tadi Lisa telpon Gerald katanya dia mau nginep dirumah Rara," kata Gerald membuat ke khwatiran diwajah wanita paruh baya itu memudar.
"Kenapa dia ga bilang mama ya?" Ucap Rere masih ada kekhawatiran di dirinya.
"Tadi Lisa katanya mau bilang mama, cuma mama tadi ketiduran," Gerald memaksakan senyumnya
Gerald tidak memberi tahu Rere dan juga Gara, dia tidak ingin membuat kedua orangtua itu khawatir.
"Gerald pamit keluar dulu ma," Gerald menyalami tangan wanita yang sudah membesarkannya dan meninggalkan rumah besar itu dengan kebohongan.
Setelah memakai helm nya, Gerald pergi dengan motor ninja hitam berlogo naga disampingnya, dengan kecepatan penuh pastinya.
☁️☁️☁️Gelap. Hanya satu kata yang ada dipikiran gadis berambut sebahu itu. Dan juga dia merasa sakit di pergelangan tangannya yang saat ini juga terikat tali.
Yah, dia Lisa. Gadis cantik itu tidak tahu siapa yang membawanya ketempat ini. Lisa mengernyit bingung, setahunya kalau penculikan itu biasanya digudang berdebu atau kadang ditempat yang pengap. Namun dia merasa berbeda berada ditempat ini, walaupun kedua matanya tertutup kain hitam, dia bisa membedakannya.
"Siapa kamu!" Seru Lisa pelan, tenaganya belum cukup pulih karena obat bius yang orang itu lakukan kepadanya.
Lisa menggoyangkan kursi yang dia duduki membuat kursi itu menjatuhkan tubuhnya.
"Auh, sakit banget," serunya pelan.
Lisa ingin menangis, namun dia tidak bisa melakukan nya, itu sama saja dengan membuang tenaganya yang belum terkumpul.
Lisa mendengus kesal, "Siapa sii! Gila apa ga salah ngulik gue! Gue ga punya apa-apa kalau Lo minta tebusan," ucapnya setelah dia mendengar derap kaki melangkah kearahnya.
Lisa memundurkan badannya saat laki-laki itu menyentuh helai rambutnya.
"Hai, ingat aku?" Ucap orang itu sambil menatap wajah Lisa yang mengeryit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA
Teen FictionIni kisah tentang wanita bernama Lalisa Pranata Eristika. Gadis penyuka dance dan sejarah, sangat membenci kimia dan fisika. Mudah mencintai dan sulit melupakan. Ini juga kisah tentang, Geraldo Knight Lazvard. Pria bermata hijau cokelat, brandalan...