GERALISA-10

1.1K 61 0
                                    

"Lupakan dia yang tidak pernah memikirkanmu!! 
Dan raih lah ia yang selalu ada dibelakangmu dan jelas-jelas peduli padamu!!!!"


☁☁☁

Hari ini Lisa resmi mengikuti eskul dence yang ada disekolah SMA Rajawali. Tidak ada Rose, Jennie, Jisa dan teman-teman lainnya disini. Tidak ada canda Rose yang terkenal garing, Jennie yang suka curhat-curhat tentang kucing tetangganya yang hamil entah anak siapa dan Jisa yang paling dewasa dari semuanya, Lisa rindu mereka.

Lisa memandang teman-teman barunya yang sedang berlatih. Sedangkan dia sudah selesai dari tadi, tidak sulit bagi Lisa untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. Dia sudah banyak akrab dengan adik dan kakak kelas dengan eskul yang sama.

Sekarang Lisa sedang duduk dipojok ruangan dengan ditemani susu hangat yang ada dibotol dan selalu dia bawa kemana-mana. Dia sesekali tertawa saat melihat adik kelas yang baru masuk eskul dance dengan gerakan yang amburadul.

"Lis, sendiri aja?" sapa Jerri-yang kebetulan ketua eskul dance.

Lisa menoleh dan tersenyum canggung, "He he he. Iya kak,"

"Denger-denger, lo ketua eskul dance disekolah lo dulu ya?" tanya Jerri.

"Iya, kok kakak tau?" bingung Lisa, Lisa menicingkan mata curiga.

"Tau lah, mana ada sih yang ngga tau tentang kehidupan lo. Semenjak lo deket sama Gerald, lo itu jadi trending topik disekolah ini,"

Lisa memandang Jerri tidak percaya, "Masa sih kak?" yang diberi pertanyaan hanya mengangguk mengiyakan.

"Oh iya satu lagi, gue ngga pernah deket sama Gerald!!" Lisa memberi penerangan, takut-takut gosipnya merebak dan menjadikan wabah tidak bermutu.

"Masa sih? Perasaan anak-anak sering liat lo bareng terus sama Gerald. Masa kalian ngga ada hubungan apa-apa?"

"Iya, gue sama Gerald ngga ada hungungan apa-apa,"

Jerri mengangguk mengerti, kemudian dia pamit untuk melatih peserta didik baru kepada Lisa. Lisa mengangguk mengiyakan, kemudian dia hanyut kembali kepada lamunannya.

☁☁☁

Ditempat lain, Athan sedang terbaring lemah disalah satu rumah sakit besar yang ada dikota bandung. Beberapa waktu lalu, ia kembali merasakan sakit kepala yang luar biasa. Hal itu yang menyebabkan dirinya harus segera ditangani oleh dokter profesional.

Sedangkan ibunya sudah menangis sampai terisak-isak melihat anak semata wayangnya menderita sakit yang sangat mengerikan bahkan dapat merenggut nyawa anaknga dalam hitungan bulan. Tapi ibu Athan tetep optimis bahwa anaknya itu pasti akan sembuh, pasti.

Ayah Athan sudah lelah untuk menangani ibunya yang sedari tadi menangis tanpa minat mau berhenti. Dia juga sedih, tapi apa mau buat, dia hanya bisa berdoa kepada sang pencipta agar memberi keajaiban kepada anaknya.

Tidak ada gunanya menyelesaikan masalah dengan emosi, kita hanya bisa berharap agar mukjizat berbeda dipihak kita. Memohon agar sang maha esa menolong kita saat dalam kesulitan dan jangan melupakan ia saat dia menolong kita.

Lisa berjalam terburu-buru memasuki koridoor rumah sakit saat mendengar kabar bahwa Athan sedang terbaring lemah disana. Rasanya lutut Lisa lemas sekarang.

Sesampainya didepan ruangan bertuliskan UGD, Lisa melihat kedua orang paruhbaya sedang saling menguatkan satu sama lain. Lisa piki mungkin itu kedua orang tua Athan. Dengan perlahan dia mendekati wanita dan pria paruhbaya itu.

GERALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang