"Informasi baru yang kami terima dari anggota kepolisian yang ditugaskan menjadi mata-mata kita, pelaku pindah dari tempat persembunyian lama. Mereka menyebar. Sepertinya mereka sudah mengetahui soal mata-mata yang kita kirimkan, maka dari itu mereka menyusun rencana baru supaya kita akan terkecoh dan kuwalahan,"
"Lalu, diantara dari mereka pergi menyebar ke mana saja?" tanyanya tegas.
"Ada satu pelaku yang berhasil dibuntuti oleh mata-mata, ia tinggal di sebuah apartemen yang tak jauh dari pusat kota. Ini berbahaya bagi warga sekitar, komandan, saya hanya takut ia akan membuat kekacauan dan membuat masyarakat di kota resah,"
"Apa dia sendiri?"
"Bersama dengan anak laki-lakinya, komandan. Bahkan anaknya ikut telibat dalam anggota pemberontak ini," jelasnya.
"Jangan khawatir, pa, aku janji akan bantu papa.." sambar seseorang dengan suara lembut nan menenangkan. Rambutnya tergerai indah, hitam pekat dan panjang. Sedari tadi ia mendengar semua percakapan antara papa dengan anak buahnya, ditangannya membawa pistol sambil memutar-mutar senjata berbahaya itu.
"Putriku, Cia... papa tahu kau gadis yang pemberani, tapi papa mohon tidak usah ikut campur karena ini misi yang berbahaya,"
"Nggak, pa. Papa bilang aku pemberani, tapi papa nggak ngizinin aku buat bantu papa. Kau ini bagaimana, komandan?" ujar gadis cantik itu sambil duduk di gagang sofa dan melingkarkan kedua tangannya dileher sang ayah.
"Cari tahu kabar selanjutnya, dan cari informasi lengkap mengenai anak laki-lakinya," perintah gadis itu dengan tegas.
Ah, gadis yang sangat pemberani! Dibalik itu ia mempunyai wajah yang anggun, rambut hitamnya terlihat indah jika digerai, dan mata elangnya sangat tajam menusuk jiwa. Darahnya mengalir darah seorang komandan pemberani dan seorang pramugari yang sekarang sudah pergi meninggalkannya akibat penembakan di dalam pesawat beberapa tahun lalu. Tragedi yang disebabkan karena pemberontak itu.
Itulah sebabnya mengapa gadis itu ingin membantu sang ayah mencari pemberontak itu. Untuk balas dendam!
***
a/n : haii aku kembali hehehe.
Waktu itu kan pernah bilang ya mau coba bikin cerita yang ada adegan tembak-tembakannya gitu. Jadi ini tuh cerita kayak gadis yang jatuh cinta sama anak pemberontak gitu, padahal niatnya sih mau bales dendam suitt suittt..
Lanjut or no?
Omong-omong soal tokoh, disini tetep Ali Prilly kok.
Salam manis,
Erika.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
Fanfiction[SELESAI] Maaf. Aku sangat mencintaimu, tapi terkadang aku benci tiap kali ingat bahwa tujuanku adalah untuk balas dendam. Aku benci pada rasa yang seharusnya tidak pernah hidup di dalam detak jantungku. Suara tembakan yang menghantam jantung ibu...