8. He Returns

4.3K 481 21
                                    

Prilly & Rohan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prilly & Rohan

🍃

*

*

Kinan adalah orang yang sangat aktif mengenai apapun, buktinya ia benar-benar mencarikan seorang karyawati untuk bekerja di butik Prilly dan dapat hari itu juga.

Esoknya, pada hari Kamis orang pilihan Kinan itu langsung bekerja di butik Prilly tanpa ada konsekuensi apapun lagi. Prilly lega, akhirnya pekerjaannya sedikit berkurang.

"Nanti kalau ada apa-apa telpon saya aja ya, La. Saya mau jemput anak saya dulu, nanti saya balik lagi," kata Prilly memerintahkan Ola, seorang karyawati yang baru saja lulus SMA dan sangat membutuhkan perkejaan. Bagi Ola pekerjaan ini cukup membantunya mencari biaya untuk kuliah.

"Iya, bu," jawabnya.

"Jangan manggil ibu ah, merasa tua padahal baru dua puluh lima hehehe. Panggil aja Kak Prilly,"

"Hehehe siap, kak. Pokoknya butik kakak beres deh kalo dijagain sama Ola!" ucap gadis itu.

"Oke. Titip ya, assalamualaikum.."

"Walaikumsalam. Hati-hati, kak,"

Tiap pagi, Chandra yang selalu mengantar Rohan ke sekolah. Prilly hanya bagian menjemputnya saja, lalu membawa anak laki-lakinya itu ke butik. Kalau Prilly sibuk, kadang Rohan suka main sendiri karena Prilly tidak sempat mengajaknya main. Sebenarnya Prilly agak takut karena ini adalah mall yang cukup besar bagi anak sekecil Rohan. Takut nyasar atau lebih parah lagi diculik.

Tapi syukur hal itu tidak pernah terjadi selama Prilly buka butik di sini. Sudah dua tahun, toko ini seolah menjadi rumah kedua baginya dan Rohan. Karena tiap pulang sekolah Rohan akan pergi ke sini dan ke sini lagi untuk menemani mama sampai tutup toko, tidak lama sih cuma sampai jam delapan malam butik Prilly sudah tutup.

Tidak ada satu jam mereka telah sampai di mall ini lagi. Rohan dituntun oleh Prilly sejak turun dari mobil tadi, dan tangan kanan anak laki-laki itu sibuk bermain pesawat terbang sembari memperagakan bagaimana pesawat itu terbang sempurna di atas langit.

"Wussss.. ayo kapten lebih cepat lagi. Ngenggg," Rohan berceloteh terus di sepanjang jalan, tidak mempedulikan orang-orang sekitar bahkan tidak memperhatikan jalannya. Kalau saja tidak Prilly tuntun mungkin ia akan tersandung.

"Tadi belajar apa aja, kapten?" tanya Prilly. Tapi nihil, Rohan tidak menjawab pertanyaan Prilly karena masih asik pada permainannya.

"Wah kita lewatin awan, aaaa goyang-goyang pesawatnya. Ngenggg, wusss.."

"Kapten!" panggil Prilly hingga pada akhirnya Rohan menoleh.

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang