Chapter 1
"Prillyyy!" pagi-pagi buta begini kepalanya dibuat sakit dengan teriakan nyaring seseorang memanggil namanya, padahal pemilik suara tersebut belum menampakkan diri.
Prilly memutar bola matanya malas, kemudian menutup kedua telinganya setelah melepas pulpen yang tadi ia genggam karena sedang mengerjakan tugas yang lupa ia kerjakan semalam.
"Pril, sumpah lo harus denger berita baru ini!" seorang gadis yang tadi berteriak kini menampakkan wajahnya dengan sebuah berita baru yang siap untuk diberitahukan. Gadis berambut coklat tua sebahu itu merupakan teman Prilly yang paling up to date mengenai perihal apapun, tidak ada berita yang tidak ia ketahui meskipun dirinya tidak hadir ke sekolah. Justru ia yang lebih tahu.
"Ya Tuhan!! Dosa apa gue punya temen kayak lo.." ucap Prilly geram.
"Jadi lo nggak ikhlas temenan sama gue?!" tanyanya.
Prilly menarik kemudian membuang nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan temannya itu. "Kinan yang cantik, gue ikhlas lahir batin kok temenan sama lo. Cuma ya gue nggak mau memperbanyak dosa dengan terus ikutan ngegosip tiap kali lo dapet berita baru," Prilly melanjutkan kegiatannya kembali. Daripada terus menanggapi Kinan yang entah kapan akan berhenti mengoceh, lebih baik acuhkan saja.
"Ck, Prilly Keiyona.. terserah deh ya," Kinan berdecak sebal sambil melipat kedua tangannya di bawah dada. "Padahal berita kali ini bukan gosipin kakak kelas yang pacaran sama om-om, bukan gosipin Bu Dini yang lagi bulan madu sama Pak Kana, pokoknya bukan ngomongin orang deh," lanjutnya.
Setelah mendengar pernyataan Kinan bahwa berita yang ingin ia sampaikan bukan sama sekali gosip, Prilly tertarik mendengarkannya. Kadang ada untungnya juga mempunyai teman yang aktif mencari berita seperti Kinan, tapi kalau kelewat juga tidak bagus, kan? Apalagi langsung merapat membicarakannya kepada yang lain.
"Terus apa?" Prilly bertanya. Masih sambil mengerjakan tugasnya.
"Nanti di kelas kita bakal kedatangan murid baru. Cowok, gantengnya.. beh melebihi Zayn Malik, alisnya tebel udah kek rumput di taman rumah gue, bulu matanya lentik anti badai, bola matanya warna coklat yang kalo natap orang bikin gemeteran say. Kulitnya sih nggak terlalu putih ya, tapi seenggaknya dia manis udah kek kue cubit kesukaan gueee," Kinan bercerita sambil memuji laki-laki itu yang entah kenyataannya benar atau tidak. Tapi Kinan begitu meyakinkan, membuat beberapa teman perempuannya yang lain bertanya-tanya apakah hal itu benar.
"Serius lo, Ki?"
"Hah, masa sih? Gantengnya separah itu sampe melebihi yayang Zayn?"
"Ah, yang bener lo, Ki? Jangan-jangan cuma hoax lagi,"
Prilly menggelengkan kepalanya mendengar reaksi teman-teman kelasnya yang menanggapi Kinan begitu antusias. Kelasnya akan kedatangan murid baru, seorang laki-laki yang katanya sangat tampan, beralis tebal, dan berbulu mata lentik.
"Suer deh, gue nggak bohong," Kinan mengacungkan dua jarinya, "Kemarin gue ketemu pas pulang sekolah. Dia juga mau balik, mungkin baru kelar pendaftaran kali ya. Terus gue tanya dia masuk kelas apa, katanya IPA dua gaesss," lanjutnya.
"Namanya siapa, Ki?"
"Aduh, nggak tau gue. Pokoknya belakangnya Ndra-Ndra gitu. Soalnya gue denger bokapnya manggil dia Ndra," sahut Kinan.
"Andra kali," ujar salah satu dari mereka.
"Bukan. Indra kali," celetuk Prilly seraya terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
Fanfiction[SELESAI] Maaf. Aku sangat mencintaimu, tapi terkadang aku benci tiap kali ingat bahwa tujuanku adalah untuk balas dendam. Aku benci pada rasa yang seharusnya tidak pernah hidup di dalam detak jantungku. Suara tembakan yang menghantam jantung ibu...