Untuk mencapai sebuah kebahagiaan yang sejati, harus melewati beberapa tantangan yang tentunya sangat besar dan rumit.
Benar kata orang, jangan terlalu membenci seseorang, karena nanti cinta yang akan menang. Seperti yang telah dilalui Alindra dan Prilly, lebih banyak kenangan pahit bukan? Dipertemukan karena sebuah dendam dan diakhiri dengan cinta sejati. Mereka sama-sama sadar bahwa cinta mereka jauh lebih besar dari egoisme. Akhirnya, cinta mereka menang.
Meski diawali oleh kehancuran, Prilly tetap merasa bahagia. Walaupun sepanjang hidupnya ia harus mengingat bahwa Alindra telah menembak ibunya hingga meninggal dunia. Tapi ada satu prinsip dan dua alasan yang menjadi penopang Prilly untuk tetap disamping Alindra.
Satu prinsipnya: dengan meminta maaf dan memaafkan, tidak akan mengurangi kodrat manusia. Bukankah manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa?
Alasan pertama: karena Prilly menemukan sosok papa di dalam diri Alindra. Menemukan cinta yang ia dapatkan dari Chandra. Dan alasan kedua: Prilly sangat mencintainya.
Perempuan itu terlihat sedang melamun di ruang keluarga. Duduk di sofa seorang diri dengan keadaan televisi menyala.
"Ini sih bukan nonton tv, tapi tv nonton kamu," sambar seseorang dari belakangnya.
Prilly menoleh. "Eh, i-iya lagian acara tv-nya nggak ada yang seru. Film bollywood adanya pagi doang," ujar Prilly.
"Kalau gitu, main keluar, yuk! Kita makan, ajak Rohan main, atau mau nonton?" tawar Alindra.
"Nggak usah ah, kamu kan capek baru pulang kerja. Mending di sini aja temenin aku nonton tv," kata Prilly sambil menepuk lahan kosong di sebelahnya untuk mengajak Alindra duduk.
"Gapapa, mumpung aku udah mandi nih,"
"Nggak deh, lagi males. Badan aku juga pada nggak enak, kayaknya masuk angin deh.." keluh Prilly.
"Sakit?" tanya Alindra.
"Nggak kok. Mungkin kecapekan aja," jawab Prilly.
"Makanya dengerin apa kata aku. Biarin aku bawa pembantu rumah tangga ke sini buat bantu-bantu kamu di rumah, kamu kan suka sibuk bolak-balik ke butik," sarannya.
"Bukannya nggak mau, Li. Aku cuma mau jadi istri dan orang tua yang seutuhnya. Gapapa aku kecapekan bahkan sampai jatuh sakit, itu kan udah jadi resiko. Dan dengan begitu, aku bisa nemuin diri aku sendiri, aku bakal merasa jadi wanita yang seutuhnya, bukan cuma wanita karier yang sibuk sama pekerjaan sampai lupa sama tugas ibu rumah tangga yang sebenarnya," jelas Prilly.
Alindra tersenyum sambil menatap retina indah milik Prilly hingga begitu dalam. Kemudian, pria itu mengecup bibir perempuannya.
"Di dunia ini memang nggak ada yang sempurna. Tapi bagi aku, kamu nggak jauh beda dari kata sempurna," ucap Alindra.
"Ah bisa aja, kang keong!" ejek Prilly sambil merauk wajah tampannya. Alindra tertawa mendengar ejekan istrinya.
"Daripada cangkangnya yhaaa," balas Alindra.
"Apa sih ikut-ikutan huuuu!"
***
"Duhh kenapa kepala tambah sakit banget ya," ringis Prilly sambil memijit pangkal hidungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
Fanfic[SELESAI] Maaf. Aku sangat mencintaimu, tapi terkadang aku benci tiap kali ingat bahwa tujuanku adalah untuk balas dendam. Aku benci pada rasa yang seharusnya tidak pernah hidup di dalam detak jantungku. Suara tembakan yang menghantam jantung ibu...