35. Strong!

7.6K 706 58
                                    

Prilly masuk ke dalam kamar untuk segera beristirahat karena jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tadi siang, ia sudah mengantar Alindra ke rumah sakit untuk berobat.

"Gimana, udah mendingan?" tanya Prilly.

Alindra membuka matanya mendengar Prilly bertanya. "Udah." jawabnya sambil tersenyum.

"Yaudah sekarang istirahat ya." perintah Prilly.

Tak lama, Alindra membuka selimut yang membalut tubuhnya. Lalu turun dari atas ranjang kemudian menenteng bantal.

"Mau kemana?" tanya Prilly.

"Tidur di bawah." jawab Alindra.

"Di atas aja." kaya Prilly.

"Gapapa?" tanya Alindra memastikan. Dan Prilly menjawabnya dengan anggukan kecil sambil tersenyum manis.

"Makasih."

"Berarti hukuman buat aku udah selesai ya?" lanjut Alindra.

"Siapa bilang." ledek Prilly sambil beranjak naik ke atas ranjang. Sedangkan Alindra sudah merebahkan dirinya di sana.

"Terus?"

"Kamu nggak boleh deket-deket aku tidurnya." tukas Prilly tersenyum jahil.

"Nggak bisa lah, kan kalau tidur auto refleks." bela Alindra.

"Aku taro guling di sini." Prilly meletakkan guling diantara mereka untuk menjadi penghalang.

"Nggak mau pokoknya nggak mauuuu!" ujar Alindra sambil memeluk Prilly yang berhadapan dengannya.

Retina mereka saling bertemu, bulan sabit terbit di bibir mereka. Alindra dan Prilly menjamu malam dengan menatap bintang yang terdapat di dalam mata, saling mengorek untuk mencari tahu bahwa masih ada cinta yang sama seperti dulu. Kenapa? Karena terkadang melalui mata kita bisa mengetahui sesuatu yang tersimpan di dalam hati dan yang tak bisa diungkapkan oleh tutur kata.

"Kamu beda banget ya, Pril. Lebih cantik dan lebih dewasa. Jadinya aku makin cinta deh." ucap Alindra.

"Kamu sama aja, nggak ada yang berubah. Karena kamu tetap kamu yang ada di sini..." Prilly menunjuk dimana jantungnya berada.

"Jantung?" tanya Alindra.

"Iya, karena kamu detak jantung aku." jawab Prilly.

Alindra jadi senyum-senyum seperti orang gila mendengarnya. "Tuh kan, makin dewasa kamu jadi pinter ngegombal." goda Alindra.

"Siapa yang gombal yee!"

Ada jeda sejenak.

"Apa yang aku nggak tau selama aku pergi?" tanya Prilly.

"Tersiksa."

"Kok?"

"Kamu nggak tau kalau aku tersiksa pas tau kamu pergi. Dan kamu nggak tau, semakin aku berusaha ngelupain kamu dan berusaha benci kamu, cinta aku malah tambah besar." kata Alindra.

"Masa?" tanya Prilly dengan nada menggoda.

"Serius." jawab Alindra.

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang