Tidak terasa besok adalah hari ulang tahun Alindra. Prilly begitu gembira, tak sabar ingin memberikan Alindra kado yang paling istimewa. Rencananya, hari ini Prilly akan pergi mencari kado juga untuk suaminya, hitung-hitung kadonya dari Rohan.
Berhubung hari ini adalah hari kerja, jadi Prilly tak repot meminta izin. Nanti Alindra akan curiga. Alindra juga kelihatan lebih sibuk, sebab semalam ia berada di ruang kerjanya sampai pukul satu pagi. Biasa, tugas sebelumnya ditunda-tunda maka dari itu jadi menumpuk. Padahal Prilly sudah memperingatinya, tapi tak didengarkan.
"Tadi siapa yang telepon? Tumben banget sepagi ini," tanya Prilly ketika Alindra telah sampai di meja makan. Ia berdiri di belakang kursi yang Alindra duduki, tangannya ia lingkarkan di atas bahu suaminya.
"Manajer eksklusif baru di kantor, Adelia sepupunya Anastasia, katanya kemarin ada berkas penting yang ketinggalan dan harus cepet-cepet ditandatanganin karena jam sembilan harus dikirim ke perusahaan rekanan. Dia lupa mau ngabarin aku tadi malem," jelas Alindra.
"Adelia sepupunya Anastasia? Kok kamu nggak ada cerita ke aku?" tanya Prilly.
"Menurut aku itu nggak penting, jadi aku pikir ya nggak usah diceritain ke kamu," jawab Alindra.
"Yaudah. Sekarang sarapan dulu, kan harus buru-buru sampe ke kantor," kata Prilly sambil mengelus pundak Alindra.
"Sekarang masih jam lima, dari rumah ke kantor juga nggak sampe empat jam, kan?" ujar Alindra.
"Bukan begitu, kan biar ada waktu luang buat kamu istirahat di kantor,"
"Nggak ada tempat yang nyaman buat aku istirahat selain di samping kamu.." kata Alindra.
"Halah pagi-pagi udah gombal," Prilly merauk wajah tampan Alindra.
"Nggak gombal, sayang. Kamu mah nggak percayaan amat!"
"Yaudah mending sekarang cepetan sarapan, nanti keburu dingin," perintah Prilly.
"Suapin dong.." rengek Alindra.
"Idih kok jadi manja gini sih!" Prilly terkekeh mendengar permintaan aneh Alindra.
"Bukan manja, tiba-tiba ngidam disuapin sama kamu," kata Alindra.
"Apakah, kok kamu yang ngidam. Dasar aneh!"
"Ayolah, suapin aku,"
"Yaudah-yaudah. Tapi beberapa suap aja ya? Soalnya aku mau bangunin Rohan, dia kan sekolah,"
"Oke gapapa. Asikk disuapin.." Alindra menggesek-gesekan kedua telapak tangannya karena permintaannya dituruti, sedangkan Prilly melihatnya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Kemarin ia yang ngidam, sekarang Alindra, lucu juga sih.
***
"Permisi, pak, ini berkasnya yang kemarin tertinggal. Sebelumnya maaf saya lancang masuk ke ruang bapak, karena niat saya mau menyerahkan laporan keuangan bulan ini. Tapi nggak sengaja saya lihat berkas yang kemarin siang saya kasih ke bapak ada yang tertinggal," jelas Adelia.
"Iya nggak apa-apa, Del. Makasih juga ya, karena kerjaan kamu cukup baik sebagai manajer baru di sini. Saya senang. Sekarang kamu bisa kembali ke ruangan kamu," ucap Alindra.
"Baik, pak!"
Alindra melanjutkan kembali pekerjaannya. Ia benar-benar sibuk, bahkan sampai lupa bahwa besok adalah hari ulang tahunnya. Tapi ia tidak tahu, akan ada kejutan spesial nanti.
Matahari begitu menyorot tajam ke bumi, hingga siang ini menjadi hari yang begitu panas dan gerah. Sekarang sudah waktunya jam istirahat, dan Alindra berniat makan siang di mall tempat dimana butik Prilly berada. Ia mengajak Adelia, ingin mentraktir makan siang karena senang dengan perkerjaannya sekaligus ingin memperkenalkannya kepada Prilly. Sebelumnya ia sudah bilang kalau ia akan mengajak Adelia bertemu Prilly lebih dulu di butiknya, masih dalam mall yang sama. Tadi pagi sih, Prilly bilang hari ini ia main ke butik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
Fanfiction[SELESAI] Maaf. Aku sangat mencintaimu, tapi terkadang aku benci tiap kali ingat bahwa tujuanku adalah untuk balas dendam. Aku benci pada rasa yang seharusnya tidak pernah hidup di dalam detak jantungku. Suara tembakan yang menghantam jantung ibu...