Jika tahu pada akhirnya kisah ini akan berakhir menjadi kepingan luka, mana mau aku terjebak oleh permainan rasa. Jika tahu pada akhirnya perkenalan ini akan berakhir menjadi saling melupakan, mana mau aku menerima uluran tangan hingga menarik diri dalam kedekatan. Dan jika tahu pada akhirnya perjalanan ini akan berakhir menjadi kenangan semata, mana mau aku mengikuti langkah yang tak mengenal arah.
Namun semua telah terlambat. Perihal penyesalan, kini tak lagi ada gunanya. Yang ada hanya umpatan yang seharusnya tak perlu diungkapkan. Yang ada hanya kekecewaan yang seharusnya tak perlu diperlihatkan. Dan yang ada hanya kebencian yang seharusnya tak perlu ditumbuhkan.
Aku paham, penyesalan hanya akan membuat hati susah bebas dari perasaan. Semakin besar penyesalan itu terpendam, maka akan semakin sulit keinginan untuk melupakan itu tercapai. Namun, lagi-lagi aku merasa bingung. Jelas-jelas aku sudah tahu semua apa yang akan terjadi bila hal itu masih aku pelihara. Tapi,
mengapa hati ini masih berputar dalam lingkar penyesalan?Dan lambat laun aku mulai menyadari; di balik semua langkah yang aku putuskan, aku lupa akan kehadiran Dia. Selama ini aku terpenjara oleh kegelapan. Aku lupa bahwa aku punya Dia yang tak akan pernah pergi meninggalkanku seorang diri. Aku lupa menjalankan kewajibanku, sedang untuk meraih ketenangan sendiri cukup dengan mendekatkan diri kepada-Nya.
Maafkan aku, Tuhan. Dalam perjalanan panjangku, aku lupa mengikutsertakan Dirimu. Terima kasih telah menegurku lewat masalah yang kuhadapi. Dan terima kasih telah mengembalikanku dalam langkah di mana seharusnya kaki ini berjalan.
Bone, 16 Juli 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Setelah Kehilanganmu.
Lãng mạnSebelumnya aku tidak pernah membayangkan bagaimana aku setelah tidak denganmu. Hingga suatu ketika, waktu membawaku pada keadaan; melepaskanmu adalah sebuah keharusan. Setelah kehilanganmu; aku mencoba berdamai dengan rindu, berteman dengan sepi, se...