Mengharapkanmu sama halnya belajar berenang. Kalau bukan tenggelam, apalagi yang akan aku dapatkan? Dan anehnya, sudah tahu akan tenggelam, tapi kenapa hati ini masih nekat menggantungkan harapan?
Mencintaimu sama halnya belajar bersepeda. Terjatuh adalah konsekuensi yang tak bisa dihindari. Dan bodohnya, aku lupa untuk selalu mengikutsertakan akal sehatku, ketika ambisi mulai merajai pikiranku.
Merindukanmu sama halnya belajar berjalan di tengah kegelapan. Kalau bukan jalan buntu, apalagi yang akan aku dapatkan? Sedang bagimu; tak ada lagi cahaya untuk mengiringi langkahku.
Aku dengan seribu usahaku, dan kamu dengan sejuta ketidak pedulianmu. Kamu harus tahu, bertahan adalah kelebihanku. Dan menyerah bukan bagian dari dalam diriku. Jadi, jangan menungguku dengan keadaan menyerah, sebab itu mustahil untuk menjadi nyata. Tapi tunggulah aku dengan keadaan tersenyum penuh kemenangan. Sebab aku datang dengan mengibarkan bendera keberhasilan.
Dan ketika waktu itu tiba, jangan lupa menyambutku dengan penuh kebahagiaan. Sebab kedatanganku, tak lain untuk mencairkan hatimu yang beku. Menghidupkan semangatmu yang layu. Dan Menjernihkan pikiranmu yang keruh.
Percayalah, demi langit dan bumi, aku hadir di hidupmu bukan hanya untuk datang lalu pergi. Melainkan untuk singgah lalu menetap.
Bone, 30 Juli 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Setelah Kehilanganmu.
RomanceSebelumnya aku tidak pernah membayangkan bagaimana aku setelah tidak denganmu. Hingga suatu ketika, waktu membawaku pada keadaan; melepaskanmu adalah sebuah keharusan. Setelah kehilanganmu; aku mencoba berdamai dengan rindu, berteman dengan sepi, se...