Sepucuk Surat Untukmu

1.5K 72 8
                                    

Teruntuk kamu yang pernah menduduki posisi teristimewa di hatiku. Sekarang, kamu apa kabar? Bagaimana dengan lukamu yang kemarin? Apa telah kamu sembuhkan? Ataukah sudah ada orang lain yang menyembuhkannya?

Sengaja aku menulis surat ini agar kamu tahu; betapa bersyukurnya aku pernah menemukanmu, hingga menjadikanmu prioritas utama di hidupku. Meski pada akhirnya, aku sendiri yang membuatmu kembali memilih pergi. Aku membuatmu harus kembali mengunjungi kepedihan yang telah susah payah kamu hindari.

Harusnya aku sudah bisa cukup puas dengan kamu memilihku sebagai pendengar yang baik untuk hatimu yang lara. Namun, kenyataannya tidak. Aku terlalu sekarah, hingga menginginkan diriku lebih dari apa yang kamu harapkan. Yang menjadi hal terfatalnya lagi, aku memaksamu menerimaku untuk menggantikan posisi dia di hatimu. Padahal aku sendiri tahu betul, jikalau perihal cinta tak akan pernah bisa dipaksakan.

Aku menyalahartikan kedekatan kita yang kupikir telah melampaui batas. Saling bertukar kabar hingga berbagi cerita perihal apa pun yang kita lewati setiap harinya. Namun, ternyata lagi-lagi aku salah, apa yang kusebut cinta tak lain hanyalah sebuah kenyamanan semata. Ya, walaupun keduanya memang beda tipis, tapi seharusnya aku bisa membedakan mana yang dinamakan cinta dan mana yang dinamakan rasa nyaman belaka.

Dalam cinta, sudah pasti nyaman itu ada. Namun dalam nyaman, apa yang dinamakan cinta belum tentu benar-benar ada. Sayangnya, aku terlambat menyadari semuanya. Aku telanjur menggantungkan harapan di antara hubungan pertemanan yang kita jalin bersama. Hingga akhirnya kamu menyadarkan aku, bahwa di hatimu aku tak pernah ada. Di hidupmu, aku hanya sekadar angin yang kamu harapkan kehadirannya di kala panas sedang menyerang.

Setelah semuanya benar-benar berakhir, aku tak bisa mengingkari jikalau aku telah belajar banyak hal dari kisah yang gagal tuntas ini. Salah satunya ialah belajar menerima kenyataan meski telah mengkhianati pengharapan. Belajar berdamai dengan keadaan meski seringkali mendatangkan kepiluan, serta belajar bersahabat dengan kehilangan meski seringkali menciptakan kesepian.

Bone, 14 September 2018.

Aku, Setelah Kehilanganmu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang