#36

5.4K 194 5
                                    

Nick pov

Aku hanya diam dan memeluk tubuu Claudya setelah dokter mengatakan ibunya sudah tidak bisa diselamatkan karena peluru itu berasarang tepat di dekat jantungnya.

"Aku tak tau kenapa aku begitu sial!!"

Claudya memukulku meronta untuk di lepaskan tapi tidak akan kubiarkan "Kumohon, Claudy.."

Cukup lama aku menahannya hingga ia berhenti, membiarkan tubuhnya bersandar padaku pasrah. "Kumohon cari pelakunya, aku ingin membunuh dia yang berani membunuh ibuku, Nick." Lirihnya.

"Aku akan mencarinya, Claudya. Jadi kumohon tenangkan dirimu, aku juga merasa kehilangan. Kita sama-sama kehilangan nya. Kamu harus ingat, kamu sedang mengandung dan.."

Tubuh Claudya ambruk kebawah dan ia merintih kesakitan memegangi perutnya. "Claudya! Arghh.." Aku langsung membawa Claudya menuju dokter dan kuberikan pada perawat untuk mengobatinya.

"Dimana Claudya?" Aku menoleh ke belakang melihat Will berlari dengan jas dokternya yang masih melekat di tubuhnya. "Didalam, ia mengalami pendarahan." Kataku.

Tidak berselang lama, aku melihat Sean dan Xavier datang. "Aku sudah mendapatkan posisi penembak itu tapi menghilang begitu saja. Ada orang berkuasa dibalik ini semua."

Xavier tersenyum sinis dan duduk santai dengan menyilang kedua kaki jenjangnya. "Untuk apa kau juga membantunya mencari pelaku itu? Apa kau dibayar Nick?"

"X, ini bukan waktunya memancing amarah diantara kita." Kata Will.

Aku menarik napas panjang untuk menahan emosi tapi mataku melihat Sean sedang mengetik pesan untuk Alex dan dengan cepat aku langsung mengambil ponselnya.

"Jangan katakan pada Alex tentang kejadian ini, Claudya yang meminta." Kataku, Sean mengerutkan dahi lalu terkekeh.

"Merek sedang bertengkar? Kapan mereka bercerai?"

BUGGHH..

Will memukul kepala Sean geram karena ia masih saja berpikiran untuk merebut Claudya dari Alex. Padahal masih banyak pria yang menunggu nya termasuk aku dan Chris yang merupakan pria terdekatnya.

"Aku akan membahagiakan anaknya jika mereka bercerai, sungguh. Aku tidak akan ke dunia malam lagi dan akan menghabiskan waktu bersama di kamar dengan Claudya.."

"Sean.. Hentikan, aku menyuruhmu kesini bukan untuk berpikiran untuk mengambil Claudya." Geramku.

Tidak lama seorang perawat datang dan menunduk kearah kami semua. "Ada apa Margareta?" Tanya Will.

Perawat itu memandang Will dengan bingung harus berkata apa. Aku terus menunggunya tidak sabar hingga aku memutuskan lebih dulu untuk pergi keruangan dimana ayah Claudya di rawat.

Aku membuka kasar dan berhenti tepat didekat dinding kaca melihat beberapa dokter sedang membantu pasien. "mengalami penyumbatan darah di otak membuat pemiliknya kejang-kejang dan berakhir kematian"

Aku melirik sedikit kearah Xavier yang begitu santainya mengatakan hal itu. Sungguh pria itu sungguh tak memiliki hati.

"Dia juga menderita paru-paru basah, Nick. Bukan aku mendoakan dia tak bertahan lama tapi kondisinya sungguh sangat lemah." sambung Will membuatku menghela napas.

*****

Aku memegang tangan Claudya terus berdoa agar wanita itu cepat sadar. Maaf aku tidak bisa membuat kedua orang tuamu bertahan hidup, Claudya. Tapi aku janji, aku akan menjagamu hingga mempertaruhkan nyawaku

Suara erangan kecil keluar dari mulut Claudya, aku dan yang lainnya pun berjalan mendekatinya tidak untuk Xavier. Pria itu hanya menatap dari kejauhan dengan wajah datarnya.

My Angel, My Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang