Suara ketukan pintu terdengar dan ia pun menoleh. "Tuan Nickholas, maaf mengganggu waktu anda. Ada tuan.." Ucapannya terhenti ketika seorang pria masuk begitu saja sambil melepaskan kacamata hitamnya."Aku tak suka menunggu terlalu lama padahal aku juga sering main kemari tapi kenapa masih dipersulit? Aku haus buatkan aku minum, sayang.." Kata Sean dengan mengedipkan mata ada sekretaris Nick.
Wanita itu tersenyum malu dan bergerak cepat keluar dari ruangan untuk membuatkan minuman Sean. "Kau datang disaat moodku yang tidak baik." Kata Nick dengan kembali menatap ke luar jendela. "Aku belum lama disini dan sudah membuat mood-mu buruk? Apa yang aku lakukan hu?"
"Oh atau kau kesal karena wanitamu kembali pada kakakmu? Kasihan sekali dirimu bung." Sean tertawa keras membuat Nick bertambah kesal. Nick menghela napas panjang melihat Sean masih asyik menertawakannya. "Berhentilah tertawa dan katakan kenapa kau kemari."
Nick berjalan dan duduk di sofa single tepat disamping Sean. Suara ketukan pintu terdengar membuat mereka menoleh bersama. Seorang wanita cantik yang tak lain adalah sekretaris Nick. Tapi wanita itu tidak sendirian dibelakangnya terdapat tubuh tegap Xavier yang menjulang.
"Aku sedang tak ingin mengadakan acara reuni saat ini" Kata Nick, Xavier duduk tanpa memperdulikan Nick. "Kenapa kau kemari? Apa kau ingin ikut menertawakannya denganku?" Tanya Sean yang langsung menerima tatapan tajam dari Nick dan Xavier.
"Ada apa dengan kalian hari ini? Aah.. wajah kalian cepat tua jika kalian terus memasang wajah kesal begitu." Tiba-tiba Xavier mengeluarkan beberapa foto dari balik jasnya keatas meja menampakkan foto seorang wanita tengah berada di beberapa tempat umum.
"Anna? Kenapa bisa berkeliaran? Apa kau melepaskannya dari pengasingan nya?" Tanya Sean, tangannya sibuk melihat semua foto itu. "Kau apakan hingga dia berantakkan seperti ini?" Kekeh Sean.
"Jadi dia lepas?" Tanya Nick.
Xavier mengangguk dan menghela napas panjang. "Aku sudah memberi pelajaran pada mereka semua yang tak becus menghentikan Anna kabur." Jawab Xavier. Sean megangkat tangan dan membentuknya menjadi sebuah pistol. Ia mengarahkan jarinya ke Xavier dan menggerakannya layak ia tengah menembak seseorang.
"Yaaa..." Jawab Xavier tau apa maksud dari tingkah Sean. Pria itu hanya bisa bertepuk tangan sembari mengingat hampir dua puluh orang yang ditugas kan Xavier untuk menjaga Anna tidak kabur kini telah menjadi mayat.
"Claudya dalam bahaya.." Nick beranjak dari kursi dan berhenti ketika Xavier memperingatinya. "Dia bersama Alex dan itu adalah tempat teramannya saat ini walaupun itu bisa membahayakannya kapan saja tapi yakinlah Alex bisa menjaganya."
"Kau membiarkan Claudya berada di dekat Alex itu sama saja kau berniat memberi nyawa Claudya cuma-cuma pada wanita gila itu! Biarkan aku yang menjaganya walaupun nyawa ku menjadi taruhannya." Jawab Nick.
Xavier melirik kearah Sean memberi kode agar pria itu bisa menenangkan Nick. "Benar, apa yang dikatakan Xavier. Biarkan dulu Claudya didekat Alex dan kita disini bisa menyusun rencana untuk menangkap Anna lagi"
*****
"Claudya.. Kau mau kemana!" Kata Alex, Claudya berhenti melangkah dan melihat ke belakang. "Aku ingin ke toilet. Pergilah ke mobil duluan, aku akan menyusul." Jawab Claudya.
Alex yang hendak menawarkan diri untuk menemani Claudya pun diam melihat wanita itu sudah berjalan meninggalkannya bersama baby Ken dan Ellie. "Ayo kita masuk ke mobil dan menunggunya." Kata Alex. Disatu sisi, Claudya berjalan cepat dan sesekali berhenti untuk memberi pelayan jalan.
"Bunda, kemana daddy?" Tanya Ellie, Alex menoleh dan sedikit tersenyum kecil. "Ke toilet sebentar." Jawabnya sambil masuk setelah Ellie lebih dulu masuk kedalam mobil. Diletakannya baby Ken dikursi khusus bayi tidak membuat Alex kesulitan, karena ia sudah cukup mahir merawatnya.
Sesekali ia melirik ke ponsel melihat email yang masuk tanpa dibacanya sambil menghitung menit demi menit hingga.. "Kenapa dia lama sekali. Kau jaga mereka, aku ingin menyusul istriku." Katanya. Alex keluar dari mobil dan berjalan sedikit tergesa takut terjadi apa-apa dengan Claudya.
Claudya keluar dari toilet hendak mencuci tangannya pun terhenti melihat pantulan seorang wanita disudut toilet dengan menggunakan pakaian serba hitam dengan masker beserta kacamata hitam menutupi wajahnya.
"Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama? Maaf, tapi kurasa toilet disebelah sedari tadi kosong." Kata Claudya. Wanita itu hanya diam dan tak bergerak sedikitpun. Melihat reaksi wanita itu membuat Claudya langsung mencuci tangannya. "Apa kau bahagia?"
Pertanyaan wanita itu berhasil menghentikan Claudya yang hendak mengambil tas yang sedari tadi ia letakkan di atas meja. "Bahagia atas apa? Apakah kita saling mengenal?" Claudya membalikkan badannya dan melihat dari atas sampai bawah berharap ia bisa mengenal siapa dia.
Mata itu menatap tajam tepat dimata Claudya, membuat Claudya mundur beberapa langkah mengambil jarak cukup jauh dari wanita itu. "Kau sungguh tak mengenalku hu? Apa aku perlu mengingatkanmu?" Sebilah pisau keluar dari saku wanita itu.
"Aku sama sekali membencimu, Claudya.. Kenapa kau, kembali lagi ke kehidupannya?!"
Wanita itu melangkah perlahan sambil memainkan ujung pisau yang terlihat sangat tajam dan mengkilat. "Kau merusak segalanya.." Claudya semakin memundurkan langkahnya hingga tanpa sadar ujung high heels nya tersangkut kaki satunya membuat ia terjatuh.
"Claudya.." Teriak seseorang dari luar, tak lama pintu itu terbuka dengan sosok pria langsung menghampiri Claudya. "Kau tak apa?" Mata Claudya masih menatap wanita itu sebelum pergi meninggalkannya dengan cepat.
Alex mengikuti pandangan Claudya dan berdiri lalu berjalan keluar dari kamar mandi untuk mengejar wanita yang diyakini telah menyakiti Claudya. Matanya melihat kesana kemari mencari sosok wanita itu hingga ia memutuskan kembali menghampiri Claudya.
"Kau tidak apa-apa?"
Claudya masih terdiam membuat Alex geram dan mengguncang tubuh Claudya. "Aku sedang bertanya, apa kau baik-baik saja? Dan siapa wanita itu?" Claudya menggeleng dan meraih meja wastafel untuk membantunya berdiri. "Aku tidak tau siapa dia, tapi dia sudah mengarahkan ujung pisau pada.. auhh"
Claudya kembali terduduk dan melihat kakinya yang sakit. Alex dengan cepat melepaskan sepatu itu dan membuangnya ke tempat sampah sebelum menggendong Claudya. "Alex kenapa kau membuang sepatuku!"
"Dia membuatmu terluka, kau bisa membelinya lagi."
*****
Alex terdiam cukup lama mengamati semua berkas bahkan video yang ia dapatkan setelah sampai dirumah. Kejadian tadi siang membuatnya terus berpikir keras siapa wanita yang hampir melukai Claudya. Semua video yang di tontonnya sama sekali tidak membuahkan hasil.
Hanya penampakkan seorang wanita memakai pakaian serba hitam dengan topi serta masker yang membuat wajahnya sangat sulit dikenal. Suara ketukan pintu terdengar, Alex pun menyuruhnya masuk.
"Permisi, tuan. Ada tuan Xavier yang ingin bertemu dengan anda." Alex melepaskan kacamatanya dan mengangguk memberikan izin pada pelayan itu untuk membiarkan Xavier masuk ke ruang kerjanya. "Apa yang kau lakukan malam-malam kerumah ku?"
"Apa kau sudah tau siapa pelakunya?" Tanya Xavier balik sambil duduk. Alex bangkit dari kursi kebesarannya dan menghampiri temannya. "apa yang kau maksud?" Tanya Alex.
"Aku tau apa yang terjadi pada Claudya tadi siang dan aku sudah menemukan siapa pelakunya." Xavier meletakkan beberapa lembar foto ke atas meja yang langsung diambil Alex. "Dia berhasil kabur dan berhati-hati lah nyawa Claudya yang diincarnya."
"...jangan tanya kenapa dia bisa kabur yang harus kau lakukan sekarang perketat penjagaan dan jangan pernah membiarkan Claudya berada diluar sendirian."
"Kau telah berjanji padaku akan bertanggung jawab sepenuhnya jika Claudya terjadi apa-apa, aku tidak akan segan melukai wanitamu jika dia berhasil menyentuh wanita ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel, My Wife (Completed)
RomanceSeorang pria membesarkan anaknya sendiri sambil mencari ibunya yang tak menginginkan anak itu ada didunia nya. Hingga seorang wanita datang, Claudya Wilona dan langsung dipanggil anak itu. "Bunda.!!" Wanita itu bingung mengetahui anak itu adalah an...