#40.3 My Angel My Wife

6K 210 0
                                    

Update!!! 😅😅

Akhirnya bisa Update juga setelah sekian lama stuck dengan part sebelumnya. Maaf ya  lama bangett 🙏🙏🙏

Dan satu lagi, aku baru sadar part 1 nya kok nggk ada ya? 😅 Padahal waktu itu aku ada publish loh... Dan ku cek lagi, part 1 nya memang nggk ada/terhapus.

Jadi setelah part ini aku tambahkan dimana awal mulanya Claudya bisa menarik perhatian si cantik Elliesta (Elli) hingga ia bisa menjadi istri Alexander Morgan.

Sekali lagi maafkeun 🙏🙏

*****

Mata itu tak bergerak sedikitpun melihat punggung wanita yang tengah melihat malaikat kecil berada di tempat tidurnya. Rambut panjangnya terurai indah dengan tubuhnya yang berisi setelah melahirkan terlihat begitu menggoda.

Pria mana yang mampu bertahan berbulan-bulan dengan tubuh wanita itu yang menggoda bahkan hatinya seputih kapas? Naluri lelaki terus muncul ketika ia berada didekatnya tapi entah kenapa sesuatu menahan dirinya.

Menahan untuk tidak meminta wanita itu hidup bersamanya menjadi sepasang suami istri. Ia tahu wanita itu belum bercerai bahkan baru saja melahirkan beberapa bulan yang lalu. Tapi ia tak mempermasalahkannya.

Ia akan membantu proses perceraiannya dan akan menikahi wanita itu bahkan akan menjadi ayah yang sangat menyayangi anaknya itu. Membuatnya bahagia dan menghasilkan banyak anak yang sangat lucu. Itu impiannya!

Akan tetapi, itu hanyalah sebuah impian yang sulit ia gapai. Sampai sekarang wanita itu masih menyukai suaminya yang telah menyakitinya berkali-kali. Hatinya masih untuk pria lain. Sudah banyak perjuangan yang ia keluarkan untuk menarik perhatiannya tapi selalu gagal.

Hingga ia mulai memikirkan sesuatu yang mampu membuat wanita itu senang dan itu juga akan berpengaruh pada perasaannya yang kembali sakit. "Apa dia sudah tidur?" Claudya melirik kebelakang dengan senyum lebar yang tampak terlihat jelas.

"Belum. Dia begitu manis dan lucu." Nick berjalan mendekati ujung tempat tidur, melihat baby Ken tengah melihat kesana kemari. Pipi gembulnya hampir membuat hidung mungilnya tidak terlihat dari samping. "Nanti besar, kamu akan menjadi artis terkenal baby Ken."

"Aku tidak ingin ia menjadi artis, itu akan membuat hidupnya tidak tenang. Aku ingin ia menjadi Jaksa suatu saat nanti. Aku sudah membayangkan ia menggunakan jubah itu dan itu pasti akan membuatnya semakin tampan dan digilai wanita-wanita diluar sana."

"Dan ingat, dia masih masuk kedalam keluarga Morgan. Secara otomatis dia akan menjadi pewaris Alexander Morgan dan itu tidak bisa kamu elakkan." Kata Nick, Claudya diam sejenak memikirkan apa yang dikatakan Nick ada benarnya juga.

Ken adalah anak dari pengusaha sukses dan sampai kapanpun anaknya itu pasti akan membawa nama belakang Morgan. Orang-orang akan segan padanya bahkan banyak perusahaan yang akan berpikir kedua kali untuk menerimanya dengan posisi yang bagi mereka tidak pantas untuk seorang bernama belakang Morgan nantinya.

*****

"Halo baby Ken.." Kata Lyn kegirangan. Wanita itu berlari menghampiri Claudya yang tengah menggendong Ken. Claudya tertawa melihat sikap ceria Lyn dan dengan hati-hatinya ia memberikan baby Ken pada Lyn.

"Anak siapa sih kamu? Kenapa tampan sekali hem.." Geram Lyn sambil mencium pipi gembul baby Ken. Bayi mungil itu mengoceh tidak jelas dan sesekali tersenyum lebar menerima ciuman Lyn. "Dia menyukaimu."

Lyn duduk dikursi sofa sambil memainkan tangan mungil baby Ken. "Jelas, karena ia tau wanita didepannya adalah wanita yang sangat baik bahkan cantik seperti ibunya. Ya kan, baby Ken?" Lagi-lagi baby Ken mengoceh seakan-akan menjawab pertanyaan Lyn barusan.

"Oh ya, kamu ditunggu Nick dan yang lainnya diruang kerja Nick. Sepertinya mereka ingin bicara sesuatu. Mereka terlihat begitu serius." Claudya menoleh kearah ruang kerja Nick dan mengangguk serta meminta Lyn untuk menjaga anaknya sebentar.

Claudya berjalan menuju ruang itu perlahan. Diketuknya pintu itu sebelum masuk kedalam sana. Terdapat William, Sean dan Xavier disana tengah memandangnya serius. "Tadi Lyn mengatakan aku diminta kesini, apa dia bergurau?"

"Duduklah, Claudy.." Claudy duduk dengan matanya masih menatap satu persatu pria didepan nya. Didalam hati ia terus bertanya apa yang terjadi hingga keempat pria itu ingin berbicara padanya ditempat tertutup seperti ini.

"Alex masih mencintaimu dan ia seperti orang gila selama ini. Setelah kamu pergi, ia benar-benar terpuruk bahkan ia tidak segan menyakiti Ana dan berujunng wanita itu pergi dari kehidupan Alex." Kata William.

Claudya hanya diam memandangi mereka, mencari celah dari tatapan mereka bahwa perkataan barusan hanyalah omong kosong belaka agar ia kembali pada Alex untuk menyenangkan temannya.

Tapi tidak ada satupun kalimat yang menunjukkan itu semua adalah kebohongan. Semua itu benar adanya dan membuat hatinya teriris melihat kondisi Alex jika ia berada didekat nya. "Ia sangat menyesal.."

"Jadi kalian memintaku kesini hanya untuk mengubah pikiranku untuk tidak menceraikannya? Dan memberi kesempatan kedua?"

Keempat pria itu diam dan saling memandang satu sama lain. "Tapi ya menurutku, jangan. Biarkan saja dia merasakan penyesalan itu. Terdengar jahat aku mengatakan itu tapi itulah kenyataannya. Tinggal kamu sendiri yang memilihnya."

Disatu sisi, Lyn masih asyik bermain bersama baby Ken. Bayi itu terus mengoceh tidak jelas ketika Lyn memainkan pipinya yang gembul. "Kamu harus menjadi anak yang kuat dan berprilaku baik nantinya ya, baby Ken."

"Jangan pernah menyerah untuk mengejar apa yang kamu inginkan,  jangan pernah menyakiti wanita dan jaga ibumu. Dia wanita yang sangat baik dan tidak pantas untuk disakiti."

Baby Ken terdiam memandang wajah Lyn dengan mata bulat besarnya. Ekspresinya begitu serius seakan-akan ia mengerti apa yang dikatakan Lyn barusan padanya. "Dan satu lagi, jangan membenci ayahmu. Sejahat apapun dia, didalam hatinya ia sangat mencintai ibumu."

Ia mencium dahi baby Ken cukup lama. Matanya terpejam berusaha menghentikan air matanya yang mengalir. Ingatannya sewaktu kecil muncul disaat ia kehilangan kedua orang tua untuk selamanya tanpa di beri kesempatan membahagiakan mereka.

"Sungguh aku sangat tidak ingin kamu mengalami apa yang kurasakan hingga sampai saat ini. Kehilangan satu orang yang kita cintai saja sudah sangat sakit apalagi kehilangan semua orang yang kita cinta?"

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Claudya pov

Aku berjalan menuju balkon kamar menghampiri Lyn yang tengah asyik memandangi langit sore. Kuletakkan kedua tanganku di pagar pembatas mengikuti arah pandangannya ke depan. "Sangat indah.."

"Ya sangat indah. Tapi sayangnya, kita menikmatinya dengan hati yang terluka." Aku menoleh kearah Lyn membaca raut wajah wanita itu yang telihat menahan air mata.

Mataku menuruni wajahnya hingga berhenti melihat benda berkilauan diantara jari-jari nya. "Kamu bilang hati yang terluka? Jelas-jelas ada cincin yang sangat indah tersemat di jari manismu. Itu dari Xavier, kan? Sudahlah, jangan menutupi kabar bahagia itu."

Lyn memainkan cincin itu perlahan dan tertawa kecil. "Ini dari Daniel, teman dekatku. Aku dijodohkan dengannya bersamaan hubunganku sudah berakhir dengan Xavier. Ya, aku sangat bahagia dijodohkan dengan pria seperti dirinya. Tapi aku masih berharap aku akan menikah dengan Xavier nanti."

Tanpa sadar aku membuka mulutku tak percaya dengan ucapannya. Rasa bersalah mulai menggerogoti seluruh tubuhku karena membuatnya sedih dengan mengira cincin itu dari Xavier, pria yang dicintainya selama ini.

"Maaf, Lyn. Aku tidak tau jika kejadiannya sampai seperti ini.."

My Angel, My Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang