Alex dan Sean berhenti melangkah ketika beberapa pria datang dan mengelilingi mereka dengan jumlah yang cukup banyak. "Aku yakin kau bisa mengalahkan mereka."Kata Alex. Sean melongo menatapi Alex yang juga menatapinya.
"Dan kau?" Alex melirik ke lantai atas, Sean terdiam lalu menggelengkan kepalanya. "Kau meninggalkanku dengan orang-orang ini? Sama saja kau ingin membunuhku." Kesal Sean. Alex menghela napas dan menghajar pria didepannya.
Sean menggerutu dan mulai ikutan menghajar pria itu. Sean menarik tangan lawannya ke belakang dan tanpa berpikir ia pun menghantam lengan pria itu hingga berbunyi pergelangan tulang yang patah.
"Sebenarnya aku tak ingin melakukan itu padamu." Sean mendorong pria itu dan kembali menghajar yang lain. "Aaiisshh... kenapa mereka semakin banyak?!"
Mata Sean melihat kesana kemari dan berhenti tepat di bangunan yang didekat pagar melihat beberapa pria keluar dari sana. "Sialan! Kenapa lama sekali Xavier kemari?"
Ia pun semakin kesal ternyata Alex benar-benar meninggalkanya sendiri menghajar mereka semua. "Apa kalian tak lelah saling menghajar? Aku haus, apa kalian ada minuman? Atau kita bisa minum bersama dan tenang saja akan aku traktir kalian."
Pria-pria itu saling memandang dan seketika berlari bersamaan kearah Sean. Ia menghela napas panjang, "Kalian sungguh memaksaku untuk melakukannya." Tatapannya pun berubah menjadi tajam dan dengan gesitnya ia menghajar pria itu dan suara tembakan terdengar.
Ia melirik melihat orang-orang Xavier baru satang dan berlari menghampiri nya. "Ah, padahal aku sudah ingin serius menghajar mereka dengan tanganku sendiri."
Disatu sisi, Alex menatap kesal para seorang pria yang sangat dikenalinya. "Aku tak menyangka kau juga dalang dari semua masalah ini." Kata Alex, pria itu masih santai didepan Alex yang memanas.
"Apa untungnya mengikuti wanita gila itu?" Kata Alex dengan senyum merendahkan.
"Tidak salahnya aku membantu anak ku membalas dendam dengan orang yang sudah mengambil miliknya." Alex mengerutkan dahi mendengar jawaban dari pria paruh baya itu. Anaknya? Anna anaknya? Tanya Alex dalam hati. "Ya, Anna adalah anakku!" Jelasnya.
Alex tertawa sambil menundukkan kepalanya lalu diangkatnya dengan matanya menatap tajam bagai elang. "Anakmu musuh dan sepertinya itu juga berlaku untukmu, Tommy."
"Ya ini akan menjadi sangat menarik." Jawabnya santai membuat Alex semakin kesal. Dikeluarkannya pistol dibalik jasnya, ia pun mengarahkan nya pada Tommy yang juga memiliki senjata pisau andalannya.
"Kau masih tergantung dengan pistol, tuan Alexander Morgan?" Ejeknya, Alex menarik pelatuk dan berjalan pelan mendekati Tommy. Pria itu pun mengayunkan pisaunya dan Alex menghindar.
Dengan cekatan Tommy meraih tangan Alex dan menggores kan pisaunya di lengannya hingga tembakan itu mengarah ke samping Tommy. Tak hanya itu Tommy juga menancapkan pisaunya di bahu Alex dan menariknya kembali melihat Alex ingin menghajarnya.
Pistol yang berada ditangan Alex tercampak bersamaan dengannya yang mengelak ketika pisau itu mulai mendekatinya lagi. Berapa kali ia mengelak dan mendaratkan tinjuan nya tepat di rahang Tommy, membuat pria itu terhuyung.
Tak mau kalah, Tommy berbalik dan mengayunkan pisaunya dengan brutal. Alex menahan lengan itu dan membanting tubuh lawannya. Tommy terjatuh dibelakang Alex dan melihat kesempatan ia menendang kaki Alex hingga ikut terjatuh.
Tommy mengayunkan pisaunya dan Alex berguling dan terus berguling mengelakkan pisau itu. Secepat kilat Alex berdiri diikuti Tommy. Mereka terdiam sebentar saling memandang dengan tatapan tajam masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel, My Wife (Completed)
RomanceSeorang pria membesarkan anaknya sendiri sambil mencari ibunya yang tak menginginkan anak itu ada didunia nya. Hingga seorang wanita datang, Claudya Wilona dan langsung dipanggil anak itu. "Bunda.!!" Wanita itu bingung mengetahui anak itu adalah an...