"Stop pak, berhenti disini." Sang supir taksi berhenti dan menunjukkan harga yang harus dibayar. Claudya memberikan kartu kreditnya. Ia melihat keluar dari jendela memastikan tempat yang ia tuju benar.
"Nyonya ini, kartunya." Claudya menoleh dan tersenyum. "Terima kasih."
Claudya keluar dari taksi dan melihat sekelilingnya dipenuhi pepohonan rindang. Tepat didepannya sebuah pagar kuno dengan cat yang sudah pudar menjulang tinggi.
Ia mengeluarkan ponselnya dari saku dan melihat alamat yang tadi dikirim untuknya. "Bunda akan membawamu pulang, bersabarlah nak." Claudya pun menarik napas panjang sebelum melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah tua itu.
Matanya kesana kemari melihat taman rumah yang tidak terawat dan gersang, kakinya semakin lama semakin berat untuk melangkah hingga ia berhenti. Ia terdiam melihat ke depan dengan, tangannya menyentuh dada merasakan detak jantung yang begitu cepat.
"Apa aku takut? Tidak, tidak. Aku tak boleh takut, Ellie ada disana dan aku harus membawanya pergi dari sini." Kata Claudya.
Baru saja ia melangkah seketika ia mendengar teriakkan suara Ellie membuatnya langsung berlari sambil memanggil nama gadis kecil itu. Di dobraknya pintu itu dan melihat sekeliling mencari keberadaan Ellie.
"Ellie.. dimana kamu?" Teriak Claudya. Lagi-lagi suara teriakkan kembali terdengar dan Claudya berlari ke lantai atas hingga seseorang yang entah darimana sudah berada di belakangnya membawa kayu. "Wah.. akhirnya kau datang juga."
Claudya berbalik dan seketika orang itu mengayunkan kayunya tepat di kepala Claudya dan membuatnya terjatuh. Ia meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya, "Kenapa kamu melakukan ini padaku?" Tanyanya.
Ia melihat tangannya dipenuhi darah yang mulai mengalir ke lengannya. Pria itu tertawa dan berjongkok "Sebenarnya aku tak ingin menyakitimu, hanya saja kau yang telah menyakiti putriku." Jawabnya sebelum kembali memukul Claudya dengan tongkat kayunya.
Penglihatannya perlahan menggelap, ia pun sudah tidak melakukan perlawanan ataupun teriakkan menerima pukulan pria itu. "Huff... kau cukup kuat juga untuk bertahan." Kata pria itu sambil melemparkan tongkat itu ke sembarang tempat.
Pria itu merogoh saku Claudya dan menemukan ponsel wanita itu. "Tak kan ada satupun dari mereka bisa menghentikan kematian mu hari ini."
Diinjak-injak ponsel itu hingga hancur dan meraih salah satu tangan Claudya dan menyeretnya ke salah satu ruangan itu.
*****
Seseorang membuka pintu ruang cctv dengan kasar hingga membuat orang didalam ruangan melihatnya dengan kesal. "Apa kau tidak bisa membuka pintu dengan pelan?!" Kesal Will.
Pria itu hanya diam dan ikut melihat rekaman cctv tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya kesal. "Berhenti menatapku jika kalian masih ingin hidup." Kata Alex sambil mengeluarkan sebuah pistol disaku celananya.
"Dia pergi setelah mendapatkan pesan dari seseorang. Lihat wajahnya langsung tegang dan kemungkinan besar itu pesan dari Anna melihat tingkah Claudya disitu." Jelas Will.
Mata elang Alex menatap tajam layar itu kesana kemari meneliti setiap rekaman itu. "Berhenti.. perbesar layarnya ke plat taksi itu." Layar monitor itu membesar dan mengarah pada plat taksi itu.
Suara ponsel berdering dan Alex pun mengangkatnya. Ia terdiam cukup lama dan menghela napas. "Aku akan kesana sekarang." Alex memutuskan pembicaraannya dan memasukkan ponselnya kembali kedalam saku.
"Kau lacak keberadaan taksi itu dan beritahu aku jika kau menemukan nya." Alex bergegas keluar dari ruangan itu tanpa menghiraukan Will yang memanggilnya. "Ah, Alex sialan!" Kesalnya sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Matanya terbuka perlahan ketika mendengar suara isakan tangis yang sangat dikenalinya. Ia mengernyitkan matanya melihat sinar matahari yang terik. Ia kembali membuka matanya dan terkejut melihat gadis kecil terikat rantai besi di kakinya.
"Ellie.." Teriaknya, gadis kecil itu menoleh dan semakin menangis. "Bunda.. Ellie takut! Tolong Ellie bunda.." Katanya disela tangisannya. Claudya pun ikut menangis melihat penampilan Ellie yang berantak kan.
Digerakkannya kedua tangan dan kaki berharap ikatan talinya terlepas. "Iya, tunggu ya sayang.." Jawab Claudya. Claudya terus menggerakkan kaki dan tangannya tanpa memperdulikan pergelangannya yang sakit bahkan mengeluarkan darah.
Tiba-tiba suara pintu terbuka sangat keras membuat mereka berhenti. "Ternyata kau sudah sadar, Claudya.." Kata wanita itu yang tak lain adalah Anna sambil memainkan tali cambuk yang terdapat pecahan kaca melekat ditali itu . Senyuman sinis tercetak jelas di bibirnya melihat Claudya yang tak berdaya.
"Kau kemari hanya karena anak ini? Apa kau tak takut mati atau kau ingin mati ditanganku saat ini?"
"Kamu boleh menyiksaku atau ingin membunuhku tapi tolong lepaskan Ellie dan biarkan dia pergi." Anna terus melangkah dan berhenti tepat didepan Claudya. Ia mengulurkan tangannya ke dahi kanan Claudya lalu menunjukkan jarinya pada Claudya.
"Darahmu hampir berhenti mengalir dan aku tak menyukainya" Kata Anna, ia menghela napas panjang dan menoleh kearah Ellie yang terdiam disudut ruangan dengan tatapan yang penuh ketakutan.
"Aku ingin kau melihatnya kesakitan dengan begitu kau bisa belajar untuk tidak mengambil milik orang, Ellie.."
Gadis kecil itu menggeleng dan tubuh nya bergetar ketakutan. "Kumohon biarkan dia pergi dari sini!"Anna meraih dagu Claudya dan menatap wajah itu penuh kebencian. "Kau takkan seperti ini jika kau tak mengambil apa yang telah menjadi milikku. Kubiarkan kau pergi dengan Nick waktu itu tapi kenapa kau kembali lagi padanya?! Kenapa!"
"Aku sangat mencintainya hingga aku berubah menjadi seperti ini, tapi kenapa kau tak memikirkan perasaan ku, hu?" Setetes air mata mengalir di pipi kanan Anna, Claudya menelan air liurnya melihat tatapan Anna yang tulus ketika mengatakan sangat mencintai Alex.
"Kalau begitu kenapa dulu kau pergi meninggalkannya? Alex mencarimu kemana-mana bahkan alasan dia menikahi ku karena Anna butuh seorang ibu dan ia juga berjanji akan menceraikan ku setelah menemukan mu." Kata Claudya.
"Aku tidak ingin memiliki anak dan dia memaksaku bahkan mengurung ku dikamar kosong selama 9 bulan. Aku sangat stres dan mencoba untuk membunuh anak itu, tapi dia terus berhasil menggagalkannya!"
"Setelah aku melahirkan anak itu, aku langsung pergi meninggalkannya bermaksud untuk memperbaiki tubuhku seperti semula dan memberi nya hukuman bahwa memiliki anak adalah kerugian besar dalam hidup."
"... kupikir dia akan membunuh anak itu demi aku kembali tapi ternyata dia membesarkan anak itu dan berujung menikahimu bahkan mulai menyukai mu dan aku sangat membencinya." Sambung Anna.
"Semua berjalan begitu saja dan aku tak bisa menyalahkan siapapun saat ini. Tapi ketahuilah, jika kamu tak pergi darinya waktu itu ini semua tidak akan terjadi." Jawab Claudya.
Anna terdiam sejenak dan dilepaskan nya dagu Claudya lalu sedikit berjalan mundur. "Dan kematian mu juga berjalan begitu saja semenjak kau muncul di kehidupannya."
Anna berbalik menghadap kearah Ellie dan tersenyum mengejek. "Hei, kenapa kau bergetar? Kau takut? Aku hanya ingin memberimu pelajaran berharga." Kata Anna. lalu seketika ia mengayunkan tali cambuknya kearah Claudya sangat keras.
Claudya berteriak merasakan perih dan sangat sakit di pahanya yang terkena cambuk. "Bunda...!!" Teriak Ellie, ia pun kembali menangis. Anna tertawa keras melihat tali cambuknya berguna. Ia mengusap tali itu penuh kasih sayang dan menyeringai.
Ia kembali mencambuk Claudya dan kali ini berkali-kali. Claudya terus berteriak penuh kesakitan dan diikuti teriakkan Ellie yang ketakutan. Anna tertawa keras melihat ruam merah ditubuh Claudya dengan pakaiannya yang sedikit tak berbentuk.
"bunda...!!!"
"Aku tak apa-apa, tutup kedua telinga dan matamu. Anggap saja kamu sedang menonton film horor." Jawab Claudya terengah-engah. "Kumohon lepaskan Ellie dan biarkan dia pergi. Aku tak ingin dia melihat kegilaanmu, mentalnya akan terganggu."
"Aku tak perduli!" Anna kembali mencambuk Claudya dengan membabi buta tak perduli dengan teriakkan Claudya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel, My Wife (Completed)
RomanceSeorang pria membesarkan anaknya sendiri sambil mencari ibunya yang tak menginginkan anak itu ada didunia nya. Hingga seorang wanita datang, Claudya Wilona dan langsung dipanggil anak itu. "Bunda.!!" Wanita itu bingung mengetahui anak itu adalah an...