Dua tangan milik seorang laki-laki dan seorang gadis saling bertautan. Si lelaki menarik tangan gadis yang berjalan di belakangnya. Kemudian ia sengaja memperlambat langkahnya agar gadis itu bisa mengikuti, dan akhirnya mereka berjalan berdampingan.
Namun, menyebut gadis itu sebagai seorang gadis sepertinya sudah tidak dibenarkan lagi. Karena dua minggu yang lalu laki-laki yang sedang menggenggam tangannya itu mengaku sebagai suaminya. Ia sempat terkejut saat pertama kali mendengar pengakuan itu karena tidak pernah menyangka bahwa dirinya sudah menikah.
Diam-diam ia mengamati laki-laki yang menjadi suaminya. Tangan yang terasa hangat, bahu yang tegap, rambut yang hitam legam, wajah yang tampan, dan mata yang memiliki sorotan tajam, sayangnya semua itu masih terasa asing.
Jeon Won Woo... Jeon Won Woo. Nama itu terus disebutkan dalam hatinya. Ia berusaha keras untuk mengingat tentang lelaki itu, tetapi selanjutnya ia menunduk karena tak ada satu pun yang bisa diingatnya. Lalu, ia melihat cincin yang melingkar di jari manisnya.
Won Woo yang dibicarakan dalam hatinya terus menuntunnya hingga ke area parkir. Sementara itu ia sibuk mengamati cincin yang terpasang di jarinya dan jari laki-laki itu bergantian, sampai-sampai ia tidak menyadari setiap langkahnya.
Begitu melihat mobil hitam dengan plat nomor yang tidak asing lagi, Won Woo merogoh kantung celananya untuk membuka kunci mobil yang diklaim sebagai miliknya.
"Min Hee-ya," panggil Won Woo setelah menghentikan langkah tepat di depan pintu mobilnya, tapi sosok yang dipanggil tidak kunjung merespons dan terus menundukkan kepala. Laki-laki itu sampai menyimpulkan kemungkinan Min Hee masih belum terbiasa dengan namanya sendiri.
"Min Hee?" Won Woo memanggil sekali lagi dan hasilnya kembali diabaikan. Ia diam sejenak sambil memperhatikan Min Hee. Selanjutnya ia baru sadar kalau gadis itu tengah sibuk memikirkan sesuatu.
Tangan kanan Won Woo mengangkat dagu wanitanya, hingga memperlihatkan wajah yang terus disembunyikan darinya. "Kau kenapa?" tanya Won Woo setelah pandangan mereka bertemu.
Min Hee kemudian melepaskan tautan mata itu dan memilih menundukkan kepalanya lagi. "Maaf!" Kata itu keluar dari mulutnya hingga membuat Won Woo mengerutkan dahi karena bingung.
"Kenapa kau minta maaf?"
Min Hee tiba-tiba menangis. "Aku... tidak bisa mengingatmu." Ia merasa sangat bersalah karena telah melupakan ingatan tentang laki-laki yang menjadi suaminya itu.
Won Woo kemudian merengkuh Min Hee dan menyembunyikan wajahnya yang basah karena air mata. Mereka sedang berada di tempat umum, dan Won Woo tidak ingin orang lain melihat tangisan wanitanya.
"Aku... sudah mencoba... dan berusaha. Tapi... tak ada sedikit pun... yang bisa kuingat." Kalimat Min Hee terputus-putus saat berbicara.
"Tidak masalah. Kita bisa memulai semuanya dari awal, seperti mengenal untuk yang pertama kalinya," hibur Won Woo.
"Kau tidak kecewa padaku?" tanya Min Hee di sela isak tangisnya.
Won Woo mengulas senyumnya begitu ringan. "Aku tidak apa-apa." Laki-laki itu kemudian melepas pelukan dan sedikit menurunkan tubuhnya, menjadikan dirinya sejajar dengan tinggi Min Hee. "Sekarang bisa kau hentikan dulu tangisanmu?" Ibu jarinya mengusap wajah Min Hee untuk menghapus bekas air mata yang sempat mengalir tadi.
Min Hee mengangguk. "Aku janji aku akan berusaha mengingatmu lagi."
Won Woo menatap Min Hee lekat-lekat. "Jangan memaksakan diri! Aku lebih senang jika kau membuat ingatan yang baru."
"Tapi aku tetap akan berusaha."
Won Woo tersenyum mendengarnya.
"Ayo! Kau pasti merindukan rumah kita." Ia lalu membuka pintu mobilnya untuk Min Hee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doppelganger 《Jeon Won Woo》
Fanfiction"...Sekarang kau pilih, dia atau kau yang mati?" ㅡdoppelganger: ghost of a living personㅡ ©deffcth, July 2018