28. Two of Us

1.5K 119 21
                                    

Matahari masih malu-malu untuk menampakkan diri, tapi cahayanya berhasil masuk melewati celah tirai jendela dan menyoroti wajah Min Hee yang sedang tidur. Lama-kelaman cahaya yang datang semakin mengganggu Min Hee. Terbukti dari gerakan bola mata Min Hee di balik matanya yang terpejam.

Sedikit demi sedikit Min Hee mulai menerima cahaya itu seiring kelopak matanya terbuka. Ia kemudian menggeliat sampai benar-benar terjaga. Akhirnya nyawa dan tubuhnya telah bersatu kembali.

Begitu bangun ia mencari-cari gaun tidurnya yang kemudian berhasil ditemukan tergeletak di lantai. Ia lalu meraih benda itu tanpa turun dari tempat tidur. Selesai dengan pakaiannya, ia pun bergegas untuk membereskan sisa kekacauan semalam.

"Shh..." Min Hee meringis sebagai bentuk keluhan sakit yang dirasakannya. Ia tiba-tiba merasa tidak enak badan dan tidak sanggup turun dari tempat tidurnya.

"Ya Tuhan." Min Hee tidak tahu apa lagi yang terjadi pada tubuhnya. Sekelilingnya berputar dan ia dibuat mual karena itu. Refleks tangannya membekap mulut saat ingin muntah.

Min Hee menatap ke arah pintu. Ia berharap Won Woo datang untuk membantunya. Sementara itu rasa mual semakin terasa, dan ia sudah tidak kuat menahan sesuatu yang memaksa minta dikeluarkan.

"Ya! Min Hee kau kenapa?" Beruntung Won Woo datang di saat yang tepat. Sadar dengan situasi yang terjadi pada Min Hee, ia bergegas memapah Min Hee ke kamar mandi. "Tahan dulu! Sebentar lagi sampai."

Min Hee hampir tidak bisa melakukannya. Cepat-cepat ia menghambur ke wastafel dan langsung memuntahkan sesuatu yang ditahannya dari tadi. Tangan yang sebelumnya terus menutup mulut kini beralih mencengkram pinggiran berbahan keramik sebagai pelampiasan rasa mual.

Won Woo tidak diam saja. Ia membantu memijat tengkuk Min Hee dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menggenggam rambut panjang Min Hee.

"Apa masih mual?" Won Woo bertanya setelah Min Hee berhenti dan membasuh mulut.

Min Hee menggeleng. Ia bukan tidak mau menjawab, tapi karena masih lemas. Warna bibirnya bahkan memudar, kompak dengan wajahnya yang sama-sama terlihat pucat.

Melihat itu Won Woo semakin mengkhawatirkan Min Hee. Ia lalu kembali membawa Min Hee ke kamar setelah memastikannya tidak mual lagi dan menyuruh untuk istirahat.

Demi apapun Min Hee ingin mengutuk tempat tidurnya. Lagi-lagi ia harus berbaring di atas sana, dan bisa jadi sepanjang hari, atau mungkin sampai besok jika keadaannya tak kunjung membaik. Ia hanya bisa pasrah saat Won Woo menaruh telapak tangan di dahinya untuk memeriksa keadaannya.

"Aku baik-baik saja."

"Kau tidak bisa membohongiku dengan wajah seperti itu." Mata Won Woo yang belum lepas dari Min Hee terus menyiratkan kekhawatiran. "Apa mungkin kau sakit karena aku?" tanya Won Woo menyalahkan dirinya. Laki-laki itu khawatir gara-gara keinginannya sampai menyakiti Min Hee.

"Tidak ada hubungannya denganmu. Aku hanya sedang tidak enak badan," aku Min Hee kali ini yang secara tidak langsung menyatakan dirinya dalam keadaan kurang sehat. "Semalam dingin sekali dan bodohnya aku diam di luar dengan baju tipis ini. Mungkin karena itu."

Won Woo membawa tangannya turun dan beralih menggenggam tangan dingin Min Hee. "Pastikan kau tidak melakukannya lagi. Kau membuatku khawatir tadi."

"Iya." Min Hee tidak berbicara apa-apa lagi lalu memperlihatkan senyumnya, dan Won Woo tidak lupa untuk membalasnya.

"Ah ya! Kau harus minum obat, dan untuk sarapannyaㅡ"

Won Woo menggantung ucapannya setelah teringat sesuatu. "Tadinya ada yang ingin kutunjukkan padamu. Tapi sekarang aku akan membawanya ke sini. Tunggu sebentar!" Ia kemudian melepaskan genggamannya dan beranjak meninggalkan Min Hee.

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang