2. Forgotten

4.3K 623 18
                                    

Won Woo tengah menunggu Joshua yang sedang melakukan pemeriksaan pada Min Hee. Saat ini ia tidak bisa melakukan apapun selain duduk termenung. Lelaki itu masih terkejut setelah mendengar kabar yang baginya seperti keajaiban.

Rupanya keputusan yang diambilnya saat itu benar. Sekitar dua bulan lamanya ia dihantui rasa takut kehilangan yang mengisi setiap sel dalam tubuhnya, akhirnya ketakutan yang dirasakannya itu berhenti. Beruntung ia tidak mengikuti saran Joshua untuk melepaskan alat bantu Min Hee. Perjuangannya menunggu gadis itu tidak berakhir sia-sia. Min Hee akhirnya sadar, hanya saja ada satu hal yang mengganggu karena Min Hee tidak bisa mengingatnya.

Won Woo menduga gadis itu kehilangan ingatan pascakoma, tetapi ia masih belum mengetahui penyebab dan seberapa parah ingatannya itu hilang. Jadi ia masih menunggu hasil pemeriksaan Joshua.

Pintu yang sedang dijaga Won Woo tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok gadis yang duduk di kursi roda. Won Woo terpaku menatapnya hingga gadis itu balik menatap dan membuat pandangan keduanya bertemu.

Won Woo ingin memanggil nama gadis itu, tetapi tidak bisa. Ia tidak mengerti mengapa mulutnya terus mengatup dan tidak mau berbicara. Lelaki itu masih tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya. Rasanya seperti mimpi tetapi kebenarannya tidak begitu karena yang dilihatnya sekarang benar-benar nyata.

Keterkejutan telah melumpuhkan sebagian fungsi otaknya. Nama yang terpatri di kepalanya itu tak kunjung diucapkan. Pada akhirnya ia membiarkan suster di belakang Min Hee mendorong kursi roda dan membawa gadis itu kembali ke ruang perawatan.

"Ikut aku ke ruanganku!" Joshua keluar dari ruang pemeriksaan dan berjalan menuju ruang pribadinya diikuti Won Woo.

Setelah Won Woo menutup pintu, Joshua menyerahkan hasil tes diagnostik milik Min Hee padanya. Tes itu meliputi MRI dan CT scan yang menunjukkan adanya kerusakan otak.

"Amnesia retrograde." Joshua menyebutkan hasil diagnosanya. Ini karena Min Hee tidak bisa mengingat masa lalunya.

Won Woo mengamati hasil pemeriksaan milik Min Hee, dan yang paling diperhatikan hasil CT scan yang menampilkan gambar otak. "Seberapa parah?" Ia masih berusaha mencerna objek yang dilihatnya.

"Kau bisa menganalisa sendiri seberapa parah dia tidak bisa mengingat masa lalunya dari hasil pemeriksaan itu," jawab Joshua sambil mendudukkan diri di kursi kerjanya, tetapi pada akhirnya lelaki itu menerangkan. "Coba lihat lobus temporal! Bagian hipokampus di bawah korteks serebral dalam alokorteks mengalami kerusakan. Terutama wilayah CA1 yang berhubungan dengan memori."

"Seperti yang kau lihat, bagian yang terkena dampak kecelakaan cukup luas. Ini penyebabnya." Joshua dengan berat hati harus mengatakan itu.

Won Woo sedikit meremas hasil CT scan yang masih dipegangnya. Ia marah mengetahui fakta itu dan melampiaskan pada benda yang tidak bersalah di tangannya. Ada perasaan sedih yang juga menyertainya, tapi perasaan kecewa terlalu mendominasi karena ia tidak ada lagi dalam ingatan Min Hee.

"Permanen atau hanya sementara?" Won Woo mendongak dan melihat ke arah Joshua. Tapi Joshua menggelengkan kepalanya.

"Aku masih mencari tahu masalah itu."

Won Woo kemudian menyimpan kertas-kertas hasil pemeriksaan yang sedikit kusut di atas meja kerja Joshua. "Aku ke ruangan Min Hee dulu," pamitnya sebelum pergi. Ia pun langsung mengambil langkah untuk meninggalkan ruangan itu.

Selanjutnya ia mengajak kaki-kaki panjangnya untuk menyusuri lorong, dan setelah melewatinya ia melihat barisan pintu yang tidak asing lagi. Ia terus melangkahkan kaki dan berhenti di salah satu pintu dengan keterangan 'ruang nomor 307'.

Ia tidak langsung masuk dan hanya berdiri di depan ruang rawat Min Hee. Lelaki itu memperhatikan Min Hee yang sedang menatap ke luar jendela. Ia mengulas senyum melihat Min Hee yang tidak lagi memejamkan mata dan terbaring lemah karena koma.

Gadis yang diperhatikannya itu tiba-tiba menoleh ke arahnya. Ia tertangkap basah sedang memperhatikan Min Hee. Karena terlanjur ketahuan ia pun masuk ke dalam ruangan itu.

"Bagaimana keadaanmu?" Won Woo datang menghampiri Min Hee.

"Baik," jawab Min Hee singkat.

"Kudengar kau mengenalku. Apa itu benar?" tanya gadis itu tanpa basa-basi. Alasannya karena tadi saat pemeriksaan Joshua memberitahunya. Dari lelaki itu ia juga tahu nama lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Hanya informasi nama, tidak lebih.

Won Woo mengangguk. "Kau keluargaku, Min Hee-ya. Satu-satunya keluarga yang kumiliki." Lelaki itu melangkahkan kakinya agar semakin dekat dengan Min Hee hingga kedua tangannya meraih tubuh gadis itu untuk dipeluknya.

"Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini, tapi... aku merindukanmu," bisik Won Woo pelan. "Terima kasih karena sudah bertahan untukku." Tiba-tiba lelaki itu mengecup puncak kepala gadis yang sedang dipeluknya.

"Won Woo-ssi," panggil Min Hee canggung. Walaupun Won Woo mengatakan bahwa mereka adalah keluarga, tapi baginya lelaki itu masih asing.

"Maaf, bisa kau lepaskan pelukanmu!" pinta Min Hee yang langsung dituruti Won Woo.

"Tidurlah! Kau harus banyak istirahat untuk memulihkan kesehatanmu." Won Woo membantu Min Hee berbaring senyaman mungkin.

Perlakuan Won Woo menyentuh perasaan Min Hee. Tapi gadis itu tidak tahu pasti perasaan apa yang sedang dirasakannya. Min Hee jadi bertanya-tanya mengenai jawaban Won Woo atas pertanyaan yang sempat diajukannya. Keluarga? Hubungan keluarga yang seperti apa tepatnya?

***

Hari-hari berikutnya Won Woo masih menjaga Min Hee. Laki-laki itu selalu hadir kapan saja Min Hee membutuhkan bantuan. Bahkan di saat kedua matanya terpejam pun Won Woo ada di sampingnya.

Perlahan Min Hee membuka mata dan mendapati Won Woo yang ketiduran. Kepala lelaki itu merebah di tepi ranjang dengan kondisi tangan yang menggenggam tangannya. Min Hee tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan padanya. Ia mengamati wajah itu, wajah yang tak bisa diingatnya.

Pandangan Min Hee turun mengamati genggaman yang masih terjalin. Ia terkejut karena baru menyadari ada benda yang melingkar di jari manisnya. Benda itu bahkan sama dengan yang dipakai Won Woo.

"Kau sudah bangun?" tanya Won Woo sambil menegakkan tubuhnya. Perlahan laki-laki itu menggerak-gerakkan lehernya yang kaku.

"Won Woo-ssi, ini..." Min Hee hendak menanyakan benda pasangan itu, "kenapa bisa ada di tanganku?" Min Hee masih terkejut mendapati benda asing melingkari salah satu jarinya karena ia tidak ingat kapan memakainya.

Won Woo mengikuti arah pandang Min Hee, tapi tidak mengatakan apapun. Pandangan mereka kemudian bertemu menggantikan komunikasi sebelumnya. Ia tahu Min Hee masih menuntut penjelasan darinya.

"Won Woo-ssi?" panggil Min Hee. Gadis itu berharap sosok yang juga muncul dalam pantulan bola matanya mau menjawab kali ini.

"Cincin pernikahan kita."

Kelopak mata Min Hee melebar seketika begitu indera pendengarannya menangkap maksud dari kalimat yang diucapkan Won Woo.

"Kauㅡ"

"Aku suamimu, Min Hee."

***

TBC

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang