Sudah hampir dua jam Won Woo menghabiskan waktunya di tempat yang dipenuhi peralatan masak. Untuk waktu selama itu seharusnya di meja makan sudah tersaji bermacam-macam hidangan. Tetapi kenyataan semua masakan lelaki itu selalu berakhir di tempat sampah.
Kali ini ia sedang mengerjakan percobaannya yang kelima. Berulang kali ia mengatup-ngatupkan mulut hingga terdengar bunyi kecapan saat sedang mencicipi masakannya. Dahinya mengerut menanyakan apa yang kurang pada diri sendiri sambil terus mengaduk sup dalam panci yang masih bertengger di atas kompor menyala. Tangannya lalu menaburkan garam ke masakan itu dengan hati-hati dan kembali mengaduknya.
Won Woo memiringkan kepala, ragu mengenai jumlah garam yang tadi dimasukkan. Ia berharap masakannya tidak bertambah buruk. Untuk memastikan rasanya sekali lagi ia mencicipi masakan itu. "Yang benar saja." Ia menghela napasnya yang sekian kali.
Fokus Won Woo terganggu saat ada tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Seseorang memeluk tubuh kurusnya dari belakang. Siapa lagi jika bukan Min Hee? Awalnya ia terkejut karena pelukan itu. Tapi selanjutnya ia langsung mengulas senyum tipis dan menggenggam tangan yang melingkar di pinggangnya.
Ia bisa merasakan Min Hee yang sedang memeluknya itu menyandarkan kepala di punggung tegapnya. "Aku mimpi buruk." Min Hee mengadu padanya. Karena gemas, ia pun membiarkan senyum yang menghias wajah tampannya semakin lebar.
Won Woo kembali fokus pada masakannya yang hampir selesai. Dan benar saja, tak lama ia langsung menuangkan sup yang baru saja selesai dimasak ke mangkuk. Ia kemudian membawa masakannya itu sambil menarik Min Hee ke meja makan.
"Makan dulu!" titah Won Woo yang sudah menarik kursi untuk diduduki Min Hee.
Tanpa disuruh dua kali Min Hee langsung menduduki kursi itu dan meraih sendok yang sudah disediakan oleh Won Woo untuknya. Sementara itu Won Woo memilih duduk di seberang sambil menatap was-was ke arah Min Hee dan menunggu reaksinya.
"Bagaimana?" Won Woo penasaran karena Min Hee tidak berkomentar apapun. Dilihatnya wanita di hadapannya itu menyunggingkan senyum.
"Besok..." Mata Won Woo melebar saat Min Hee mulai berbicara, "aku saja yang memasak." Jawaban Min Hee secara tidak langsung sudah memberitahu rasa penasarannya.
"Seburuk itukah?" tanya Won Woo agak lesu. Won Woo tiba-tiba meraih mangkuk itu dan menjauhkannya dari Min Hee. "Jangan dimakan lagi!"
"Kenapa?" protes Min Hee dengan mulut yang masih dipenuhi makanan karena belum selesai mengunyah.
"Aku tidak ingin kau sakit perut gara-gara masakanku."
"Tidak akan." Min Hee mencoba meraih kembali mangkuk itu tapi Won Woo kembali menjauhkannya. "Won Woo," geram Min Hee. "Apa aku membuatmu marah?" Min Hee khawatir tadi menyinggung perasaan lelaki itu.
"Tunggulah! Akan kubuatkan lagi yang baru," ujar Won Woo tanpa menjawab pertanyaan Min Hee.
Min Hee mencebik. "Tidak bisa. Aku sudah sangat lapar."
Won Woo menatap Min Hee yang sedang memelas padanya. Ia kemudian sadar, rasa lapar adalah bumbu terbaik semua makanan. Mungkin itulah alasan mengapa ia merasa berhasil di percobaannya yang kelima. Ia juga kelaparan.
"Sungguh, rasanya tidak seburuk yang kau pikirkan," bujuk Min Hee berharap Won Woo mengembalikan sup itu.
"Jangan berbohong, Min Hee!"
"Aku tidak bohong. Supnya enak... hanya saja sedikit aneh. Maksudku, itu benar-benar sedikit." Min Hee mengukur kata sedikit dengan setengah ruas ujung telujuknya. "Sumpah, sup itu masih layak dimakan, Won Woo." Min Hee benar-benar kesal karena Won Woo tak kunjung mengembalikan supnya.
Akhirnya Won Woo menyerahkan kembali sup itu. Kalaupun terjadi sesuatu pada Min Hee, lelaki itu bisa mengobatinya.
***
Malam semakin larut dan Won Woo baru selesai membersihkan diri. Ia memasuki kamar Min Hee dan mendapati penghuninya tengah duduk di tepi ranjang sambil melihat-lihat album foto.
"Orang ini aku?" tanya Min Hee sambil menunjuk foto wajahnya.
Won Woo ikut duduk di sampingnya dan melihat foto yang ditunjuk Min Hee. Ia hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.
Min Hee membuka lembaran foto selanjutnya. Ia lalu tersenyum saat melihat foto Won Woo. Raut wajah lelaki itu selalu sama. Datar dan tanpa ekspresi. Tetapi poin pentingnya tetap terlihat tampan.
"Siapa mereka?" tanya Min Hee. Kali ini ia menunjuk foto dengan empat orang sekaligus. Dua orang di antaranya sudah tidak asing lagi karena itu adalah dirinya dan Won Woo. "Orang tuaku atau orang tuamu?" tebak Min Hee kemudian.
Won Woo diam saja dan mengabaikan pertanyaannya, membuat Min Hee kebingungan karena Won Woo tidak menggubrisnya. Merasa diabaikan, Min Hee memilih melihat-lihat kembali album foto itu.
"Ah, ya! Aku ingin melihat foto pernikahan kita," ucap Min Hee tiba-tiba. Ia baru sadar belum menemukan satu pun foto pernikahannya. Tapi Won Woo malah menutup album fotonya.
"Tidurlah, ini sudah malam!" Album di tangannya itu terbang diambil alih Won Woo.
"Aku bosan, kau menyuruhku tidur terus," protes Min Hee. "Tadi sore kan aku baru saja bangun tidur."
"Kau harus banyak istirahat."
"Terlalu banyak, Won Woo."
"Aku dokternya...," ucap Won Woo cukup tegas, "menurutlah!"
Min Hee pasrah saat Won Woo mengambil album foto itu. Ia kemudian terpaksa membaringkan tubuhnya dan membiarkan Won Woo menarik selimut untuk menutupinya hingga sebatas pundak. "Selamat malam!" ucap Won Woo menjadi kalimat terakhir yang didengarnya untuk hari ini.
Won Woo meninggalkan kamar Min Hee dan berjalan menuju kamar sebelah. Ia langsung menutup pintunya setelah memasuki kamarnya sendiri. Kemudian menyimpan album foto yang dibawanya di meja kerja dengan cara melemparnya agak kasar. Ia lalu menarik kursi dan duduk di sana.
Won Woo menatap album foto itu. Ia masih terkejut karena Min Hee menemukannya. Padahal saat datang ke rumah ia yakin sudah menyingkirkan semua foto mereka, tetapi ternyata ia melewatkan yang satu itu.
Selanjutnya lelaki itu memilih bersandar di punggung kursi dan memejamkan kedua matanya. Ia tiba-tiba teringat dengan kejadian saat makan malam tadi. Sungguh, ia sangat merindukan momen itu. Tapi ia sedikit khawatir jika Min Hee mengetahui kebenarannya wanita itu akan membencinya lagi.
Detik berikutnya, ia menghela napas berat. "Aku tidak ingin kau mengingatnya, Min Hee-ya."
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Doppelganger 《Jeon Won Woo》
Fanfiction"...Sekarang kau pilih, dia atau kau yang mati?" ㅡdoppelganger: ghost of a living personㅡ ©deffcth, July 2018