30. Counseling

1.3K 113 13
                                    

"Maaf, menunggu lama." Min Hee mengambil tempat di samping Joshua. Ia memang meminta Joshua untuk menunggunya. Tidak mungkin juga ia tampil berantakan meski terapi dilakukan di rumah. Jadi karena itu ia butuh waktu untuk merapikan diri.

"Tidak apa-apa." Joshua tidak lupa untuk menampilkan senyum andalan yang langsung menular pada orang yang melihatnya.

"Tapi apa kau yakin masih ingin melakukan terapi hari ini? Mungkin sebaiknya kau istirahat. Aku melihat kondisimu sepertinya kurang baik" Joshua memberi saran berhubung wajah Min Hee terlihat lelah, terutama karena matanya yang sayu.

Min Hee menebak, pasti gara-gara ia habis menangis. "Aku baik-baik saja. Hanya, sepertinya aku sedang sensitif sekali." Dengan malu-malu Min Hee mengakui perubahan emosinya yang akhir-akhir ini sedang tidak stabil.

"Baiklah kita mulai terapinya!" Min Hee mengangguk sebelum  akhirnya sebuah map di atas meja lebih dulu menarik perhatiannya.

"Oppa, itu apa?"

"Hasil pemeriksaanmu minggu lalu."

"Oh..."

"Kau ingin melihatnya?" Joshua menawarkan.

"Tidak. Lagi pula aku tidak akan mengerti." Min Hee benar. Begitu membuka mapnya ia hanya akan mengalami kebutaan sesaat. Nalarnya tidak akan sampai, sekalipun berusaha mengartikan gambar dan tulisan-tulisan ilmiah di dalamnya. Semua itu jadi tidak memiliki makna bagi Min Hee.

"Tapi bagaimana hasilnya? Apa aku sudah lebih baik?" Min Hee sangat mengharapkan perkembangan kesehatannya. Won Woo harus mendengar kemajuannya dan berhenti mencemaskannya.

"Kau akan tahu setelah terapinya selesai nanti."

"Baiklah." Min Hee setuju mengiyakan.

Joshua pun mulai membuka sesi terapi dengan menerapkan terapi kognitif. Intinya ia menggunakan terapi ini dengan tujuan memancing ingatan Min Hee. Terkait wawancara klinis beberapa pertanyaan sudah ada dalam kepalanya, ia hanya tinggal mengajukan dan Min Hee menjawabnya.

"Apa kau masih kesulitan tidur?" Joshua siap mencatat jawaban Min Hee.

"Tidak. Aku tidur lebih awal sekarang. Ada sekali dua kali aku bangun tengah malam tapi tak lama tidur lagi. Dari terakhir konsultasi sepertinya aku merasa lebih baik."

"Bagaimana dengan mimpi buruk? Kau masih mengalaminya?"

"Hmm..." Min Hee bergumam sambil berpikir, "tidak juga. Terakhir mimpi yang kuceritakan itu."

"Kau yang memiliki kembaran?"

Min Hee mengangguk, tapi saat mendengar Joshua menyebutkan itu tiba-tiba ia kembali teringat dengan makhluk misterius yang pernah mengganggunya. Ia memang menceritakan mimpinya pada Joshua karena refleks bercerita. Untungnya ia tidak pernah menyinggung makhluk itu. Ia khawatir Joshua akan menceritakannya pada Won Woo dan menganggapnya berhalusinasi atau lebih parah dari itu.

"Tapi, Oppa kenapa selalu menanyakan mimpiku?" Min Hee tidak mau mengikuti dugaannya, dan rasanya tidak mungkin orang seperti Joshua yang mengedepankan pemikiran logis akan mempercayai hal-hal semacam itu.

"Analisa mimpi. Aku mencoba salah satu teknik psikoterapi. Karena dalam keadaan tidur seseorang menjadi lebih rileks. Jadi kupikir ada kemungkinan otak memutar ingatan dalam mimpimu."

"Oh, begitu rupanya." Min Hee mengangguk paham untuk penjelasan dasarnya. Tapi masih ada hal lain yang terasa mengganjal.

"Lalu kenapa Won Woo tidak boleh tahu? Aku masih ingat kau melarangku menceritakan mimpiku pada Won Woo. Jadi aku tidak pernah menceritakan satupun mimpi yang kualami padanya."

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang