22. Hallucination

2K 153 19
                                    

Ada perkataan yang menyebutkan seorang laki-laki bisa dibuat kacau hanya karena satu wanita. Itu benar, nyatanya memang bukan sekadar kata-kata. Siapa pun akan menyetujui setelah melihat apa yang terjadi pada Won Woo sekarang. Sosok yang dikira tidak memiliki perasaan itu juga bukan pengecualian. Atau dari awal seharusnya bukan label itu yang diberikan. Lagi pula bagaimana mungkin seseorang tidak memiliki perasaan? Yang ada ia hanya tidak terbiasa menunjukkan perasaannya.

Won Woo sekarang dalam perjalanan pulang menuju tempat di mana tidak ada Min Hee. Inilah alasan dari yang disebutkan sebelumnya. Pikirannya menginginkan Min Hee, tapi ia malah meninggalkan wanita itu di tempat ia bekerja. Sekalipun pikirannya terus menginginkan hal yang sama, tidak ada tanda-tanda memutar arah. Ia membiarkan mobil yang dikemudinya membuat jarak jadi semakin mendekat dan menjauh pada saat yang bersamaan.

Untuk sementara skor kecerdasan Won Woo tidak berguna. Ia menjadi sangat bodoh saat dihadapkan situasi seperti sekarang. Ia merasa tidak bisa memutuskan pilihan yang tepat. Apapun keputusan yang ia pilih selalu saja serba salah jika berkaitan dengan Min Hee.

Won Woo menghela napas, lalu membagi rasa sesaknya dengan udara yang terperangkap dalam mobil. Ini bukan yang pertama kali, tapi ia tidak mengerti mengapa wanita bernama Cha Min Hee membuatnya hampir gila. Menyadari itu ia sadar harus segera menghentikannya. Bagaimana pun ia tidak mengizinkan orang lain melihat keadaannya sekarang. Ia tidak ingin menunjukkan kelemahannya.

Beberapa saat kemudian mobil berhenti dan dimatikan sesuai kehendak pemiliknya. Si pemilik telah sampai di tempat tujuanㅡyang bukan diinginkannya. Lantas ia keluar dari mobil dan meninggalkan tumpangannya itu terparkir di halaman rumah.

"Won, kau pulang?" Kedatangan Won Woo langsung disambut Lucy. Dari ucapan dan nada bicaranya, wanita itu seperti tidak menyangka Won Woo akan pulang malam ini.

Won Woo tidak menjawab. Ia langsung mencari penunjuk waktu untuk memastikan sesuatu. Jam satu pagi. Ini sudah sangat larut dan ia tidak menduga Lucy akan menunggu kedatangannya. Tiba-tiba Won Woo membayangkan Min Hee yang menunggunya seperti ini. Ia ingin memeluk Min Hee dan menaruh dagunya di bahu kecil milik wanita itu. Ia sangat-sangat mendambakan kehangatan yang tengah dibayangkan.

"Won Woo?"

Panggilan Lucy menghentikan fantasi Won Woo. Laki-laki itu sadar telah melakukan yang seharusnya tidak ia lakukan. Bagaimana mungkin ia membayangkan wanita di hadapannya adalah istrinya?

"Tidurlah, ini sudah larut malam!" Won Woo hanya mengingatkan itu sebelum akhirnya melewati tubuh Lucy.

"Kau mau dibuatkan teh hangat?" Lucy menghalangi Won Woo. Maksudnya baik memberi tawaran, tapi Won Woo tidak mau.

"Tidak perlu." Setelah penolakan itu Won Woo kembali melanjutkan langkah yang dihalangi, meninggalkan Lucyㅡsi wanita yang melewati tengah malam hanya untuk menunggunya.

***

Won Woo mencoba mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil. Ia baru saja selesai membersihkan diri, menjadikan tubuh lelahnya terasa segar kembali hingga berpengaruh juga pada pikirannya yang mulai tenang. Setidaknya untuk saat ini. Entah untuk beberapa waktu ke depan.

Tangan yang sedang mengacak rambut beralih mengusap leher. Ia merasa-rasa tenggorokannya kering. Mungkin dehidrasi karena tadi mandi air hangat. Jadi ia bermaksud mengajak kakinya untuk mendapatkan air yang bisa mengatasi rasa haus itu. Hanya saja sebelum sampai tujuan kedua kakinya berhenti gara-gara lewat di depan kamar Min Hee.

Won Woo menemukan alur baru untuknya. Ia membatalkan niat awalnya hanya karena tertarik memasuki kamar Min Hee. Lalu rasa hausnya? Sepertinya ia telah melupakan masalah itu.

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang