Epilogue

950 77 16
                                    

Kabut di mata Min Hee memudar. Pandangannya yang kabur sedikit demi sedikit menunjukkan kejelasan. Saat itu juga ia disapa wajah tampan yang sedang terpejam milik Won Woo. Ini sudah yang ke berapa kalinya. Hampir setiap hari ia melihatnya dan hafal setiap detailnya, tapi ia tidak pernah bosan meluangkan waktu untuk mengagumi wajah Won Woo yang sudah menyapanya sebelum memulai aktivitas di pagi hari.

Tangan Min Hee ingin bergerak menyentuh. Tak lebih dari keinginan karena takut mengusik tidur Won Woo. Tidak apa-apa, memandangi juga sudah cukup pikirnya. Sambil kedua matanya dimanjakan, ia sibuk memikirkan menu sarapan yang akan dibuatnya. Kira-kira masakan apa yang cocok seraya mengingat stok bahan yang masih tersedia.

"Ah ya! Jam berapa sekarang?" Min Hee baru ingat hari ini Won Woo mendapat jadwal sif pagi jadi harus segera berangkat ke rumah sakit.

"Wonㅡ" Min Hee bermaksud membangunkan Won Woo tapi perutnya tiba-tiba terasa mual hingga ia refleks membekap  mulutnya. Rasanya benar-benar membuatnya tidak nyaman. Ia tidak ingat apa-apa lagi selain ingin memuntahkan keluar yang tengah ditahannya.

Cepat-cepat ia berlari ke kamar mandi menuju wastafel. Sudah tidak bisa ditahan ia langsung memuntahkan isi perutnya di sana. Ia sedikit menekan bagian atas perutnya yang menjadi pusat rasa mual, berharap dengan cara itu mualnya bisa berkurang.

Min Hee menghela napas panjang setelah berhasil mengeluarkannya. Merasa lebih baik walaupun masih ada rasa mual yang tersisa. Lidahnya juga terasa pahit. Ia lalu menyalakan keran air wastafel untuk membasuh mulut serta wajahnya. Ia mendongak menatap cermin di depannya. Memperhatikan bagaimana kondisinya melalui air muka yang tergambar di wajahnya. Aliran darah seperti menghilang, menjadikannya tampak pucat.

"Selamat!"

"Aaaaaa!!!" Min Hee mundur dan spontan berteriak mendengar suaranya sendiri. Tidak, barusan itu memang suaranya tapi ia tidak mengucapkan apapun. Ia ketakutan melihat pantulan wajahnya di cermin.

Satu tahun sudah berlalu dan hidupnya baik-baik saja bersama Won Woo. Ia menjalani kehidupan dengan tenang tanpa gangguan. Kecuali hari ini.

"Min Hee-ya." Suara berat Won Woo muncul dari arah pintu. "Kau kenapa?"

Min Hee tidak menjawab, bahkan ia tidak menyadari kekacauan yang dibuatnya. Tadi tangannya tak sengaja menyenggol mug yang berisi sikat gigi. Alhasil benda yang terbuat dari keramik itu pecah karena terjatuh. Mungkin karena itu juga Won Woo datang menghampirinya. Teriakannya bertepatan dengan jatuhnya mug.

"Jangan bergerak dulu!" Won Woo mencegah Min Hee agar tidak terluka menginjak pecahan mug yang berserakan di lantai kamar mandi.

Min Hee berusaha menahan diri agar tubuhnya tidak gemetaran saat Won Woo merunduk untuk membersihkan pecahan di sekitaran kakinya. Ia tidak  mau Won Woo menyadari betapa kacau dirinya karena kejadian yang dialaminya tadi. Ia harap Won Woo tidak menanyakan apapun.

"Kau kenapa?" tanya Won Woo setelah selesai membersihkan pecahan. Pasti, mana mungkin Won Woo tidak bertanya. Teriakannya saja sangat nyaring. Berarti harus ada alasan masuk akal yang pantas dijadikan sebagai jawaban.

"A-aku..." Tenggorokan Min Hee tercekat saat hendak berbicara. Sadar yang akan dikatakannya adalah kebohongan. "Aku melihat tikus." Semoga ini cukup masuk akal. Ia tidak peduli pandangan Won Woo terhadapnya yang mungkin menyangka ia malas bersih-bersih sampai tikus masuk dan betah menghuni rumah mereka. Tapi apa Won Woo benar-benar percaya saat ia bilang melihat tikus.

Min Hee mengamati Won Woo. Dari raut wajah Won Woo terlihat meragukannya. Dalam hati Min Hee merutuk karena tidak menemukan alasan yang lebih baik.

"Wajahmu pucat Min Hee. Kau sakit?" Ternyata ini yang mengganggu Won Woo. Apa yang ditampilkan wajahnya memang tidak bohong, tidak sama dengan mulutnya. Ia bahkan melihatnya saat bercermin. Cermin? Lagi-lagi ia malah teringat hal mengerikan yang membuatnya ketakutan setengah mati.

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang